Rabu, 05 November 2008

Menciptakan Pondok Ramadhan yang Fun

Menciptakan Pondok Ramadhan yang Fun
Oleh : Yupiter Sulifan
Ada satu agenda rutin yang kerap dilakukan pihak sekolah ketika memasuki bulan Ramadhan, mengadakan acara pondok Ramadhan. Pondok Ramadhan yang mempunyai tujuan awal sebagai sarana untuk membentuk watak yang beriman, bertaqwa serta meningkatkan rasa beragama pada diri siswa atau peserta pondok Ramadhan. Tapi kenyataannya, acara pondok Ramadhan ini sebatas acara seremonial saja sedangkan tujuannya jarang tercapai secara menyeluruh. Mengapa? Seringkali kita dengar keluhan dari peserta bahwa materi pondok Ramadhan hanya itu-itu saja, membosankan dan tidak menyenangkan. Peserta menginginkan hal baru yang belum pernah diterima ketika menuntut ilmu di sekolah. Kalau ini yang diingini peserta, apakah panitia masih menutup mata akan pentingnya materi pada acara pondok Ramadhan? Materi yang bagaimana yang bisa membuat suasana menyenangkan?Materi yang disajikan sebaiknya beragam dan variatif, tidak melulu soal pendidikan agama melainkan juga tentang materi pengembangan diri, perkembangan iptek hingga permainan-permainan yang membangkitkan motivasi. Pasalnya, kalau materi yang disajikan dalam pondok Ramadhan ini hanya berkutat pada pendidikan agama saja, kejenuhan akan menimpa peserta. Apalagi peserta ini pendidikan agama dari orang tua sangat dominan artinya si anak sepulang sekolah sudah harus mengaji serta mengerjakan amalan-amalan agama yang sifatnya sunnah (tentu yang bersifat wajib yang diutamakan).Mengulang apa yang sudah didapat di rumah apalagi dengan pemateri yang kurang komunikatif, jelas ini akan menimbulkan rasa bosan pada diri peserta. Lain dari itu, bila si peserta pondok Ramadhan ini sekolahnya sudah sekolah agama yang mayoritas mata pelajaran yang diterimanya dari sekolah berkaitan dengan agama, akan muncul rasa bosan pada diri mereka. Hasilnya, peserta pondok Ramadhan bukan bersemangat mengikuti acara demi acara melainkan rasa kantuk, seringkali menguap hingga pada perilaku yang ekstrim, tidur. Kalau ini yang terjadi, tujuan diadakannya pondok Ramadhan akan jauh dari harapan. Bukankah tidak ada salahnya kalau kita coba mengisi acara pondok Ramadhan dengan sesuatu yang lain dari yang biasanya mereka terima di sekolah. Pengembangan DiriLantas, materi apa yang layak kita sajikan bagi peserta pondok Ramadhan di sekolah? Tentu dasar pemberian materinya harus mengacu pada kepentingan peserta, setidaknya ada pengaruh positif setelah siswa mengikuti pondok Ramadhan ini. Tentu saja soal pendidikan agama masih disinggung. Materi yang berkenaan dengan pengembangan diri, kiranya materi inilah sebagai salah satu bentuk materi yang seringkali ditunggu kemunculannya. Diuraikan bahwa pengembangan diri ini mempunyai tahap-tahap: pertama, mengenali diri sendiri. Kedua, memposisikan diri. Ketiga, mendobrak diri. Dan keempat, aktualisasi diri. Dibanding ciptaan Tuhan yang lainnya, manusia adalah ciptaan yang paling sempurna. Kesempurnaan di sini dilihat dari kelengkapan sisi-sisi manusia itu sendiri, yaitu adanya kebaikan, ada pula keburukan. Ada sisi yang kuat, ada pula sisi yang lemah. Manusia sebagai makhluk penuh potensi diri, harus selalu bertumbuh menuju aktualisasi dirinya. Manusia harus mengenali kedua sisi tersebut sebaik-baiknya. Sebab, mengenal diri sendiri adalah dasar dari action atau tindakan-tindakan, demi meraih sebuah cita-cita yang besar. Setidaknya, setelah menganalisis diri dengan saksama, kemudian mampu menemukan kekuatan personal diri seperti kreativitas, semangat berinovasi, ketajaman analisis, kemampuan menemukan peluang, penerimaan terhadap hal-hal baru, semangat belajar yang tinggi, serta cita-cita atau tujuan-tujuan pribadi yang mulia. Materi yang berkenaan dengan perkembangan Iptek, setidaknya harus diselaraskan dengan kajian-kajian dari ayat-ayat Al-Quran. Sudah banyak terbukti secara ilmiah akan kebenaran Al-Quran tentang isi dunia ini. Kisah ilmuan non muslim yang meneliti dimensi ilmiah Al-Quran. Mengungkap fenomena alam, semisal mengapa air yang setelah diberi doa-doa dari ayat-ayat Al-Quran bisa memberi manfaat kesembuhan terhadap beberapa jenis penyakit? Pokok bahasan seperti inilah yang mungkin saja belum pernah siswa terima sebelumnya. Jadi dengan mengikuti pondok Ramadhan ini siswa bisa bertambah rasa keimanannya terhadap Allah. Salah satu dari sekian banyak hikmah Ramadhan yang sering dilupakan orang adalah fungsinya sebagai pembangkit semangat hidup. Ramadhan sesungguhnya adalah bulan motivasi (syahrul hamasah). Ramadhan semestinya mampu menjadikan setiap muslim yang beribadah di dalamnya menjadi termotivasi hidupnya. Sejarah mencatat dengan tinta emas sepak terjang kaum muslim dahulu yang produktif. Banyak orang yang tak tahu, karena memiliki motivasi yang tinggi, umat Islam terdahulu menjadi penguasa dunia selama lebih kurang 14 abad. Lebih lama daripada kejayaan Eropa. Apalagi dari Amerika yang baru berjaya di akhir abad ini. Kejayaan Islam yang demikian lama di masa lalu tak bisa dipisahkan dari semangat kaum muslim untuk selalu bersemangat dan produktif dalam berkarya. Beberapa contoh bisa disebutkan, Ibnu Jarir, misalnya, mampu menulis 14 halaman dalam sehari selama 72 tahun. Ibnu Taymiyah menulis 200 buku sepanjang hidupnya. Imam Ghazali adalah peneliti di bidang tasawuf, politik, ekonomi dan budaya sekaligus. Al-Alusi mengajar 24 pelajaran dalam sehari. Sedang Jabir bin Abdullah rela menempuh perjalanan selama satu bulan demi mendapatkan satu riwayat hadits. Fatimah binti Syafi'i pernah menggantikan lampu penerangan untuk ayahnya (Imam Syafi'i) sebanyak 70 kali. Semangat yang luar biasa dalam beramal tak bisa dilepaskan dari orientasi mereka yang benar terhadap fungsi ibadah dalam Islam, termasuk fungsi ibadah Ramadhan sebagai ajang melejitkan motivasi (achievement motivation training). Buktinya?Bukankah kekuatan semangat dapat mengalahkan kekuatan fisik? Itulah yang Allah latih kepada kita di bulan Ramadhan. Selama sebulan kita dilatih untuk mengalahkan nafsu yang berasal dari tubuh kasar kita; nafsu makan, minum, dan seksual. Kenyataannya, di bulan Ramadhan kita mampu mengalahkan tarikan nafsu demi memenangkan semangat ruh kita. Sayangnya, latihan itu tidak dilanjutkan dalam skala kehidupan yang lebih luas dan dalam waktu yang lebih lama setelah Ramadhan, sehingga banyak di antara kita yang hidupnya tidak bersemangat dan produktif dalam beramal. Padahal kunci motivasi itu adalah kemampuan mengalahkan kekuatan fisik.Hikmah dari ibadah tarawih yang dilakukan di malam hari dengan santai dan tidak terburu-buru adalah untuk membentuk watak kesabaran dan ketekunan. Kita tahu, kesabaran dan ketekunan adalah kunci dari motivasi. Tidak mungkin seseorang itu termotivasi dan produktif berkarya tanpa memiliki sifat sabar dan tekun. Selain materinya yang beda, penampilan si pemateri (pemberi materi pondok Ramadhan) juga harus berubah. Kalau perlu perubahan ini harus 180 derajat! Kenapa? Peserta pondok Ramadhan yang juga siswa ini akan sangat terkesan dengan perubahan penampilan gurunya kala mengisi materi pondok Ramadhan. Bisa jadi guru yang biasanya berpenampilan kalem tapi saat mengisi materi pondok Ramadhan berubah menjadi enerjik. Hal-hal semacam inilah yang menjadikan peserta bersemangat mengikuti acara demi acara hingga tuntas.
Satu kebiasaan peserta pondok Ramadhan tatkala menerima materi diatas jam 12 siang, ngantuk dan bosan adalah kebiasaan yang sering dialami mereka. Untuk itu bisa disiasati dengan memberikan permainan-permainan yang bersifat menghibur lagi menyenangkan. Tentu semua itu tak lepas dari tujuan awal diadakan pondok Ramadhan. Dan akhirnya Selamat Menjalankan Ibadah Puasa! Yupiter Sulifan, S.Psi., adalah Guru BK di Madrasah Aliyah DARUL ULUM Waru Sidoarjo

Yupiter Sulifan, S.Psi
Jl. K. Zainal Abidin 13 Tambaksumur Waru 61256 Sidoarjo
Telp. 70822437

Tidak ada komentar: