Senin, 22 November 2010

Dinamika: Diklat Jurnalistik di Maduwa



Guna mengasah bakat minat dikalangan pelajar Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru (MADUWA) di bidang jurnalistik, hari Minggu tanggal 21 Nopember lalu diadakan Diklat Jurnalistik tingkat dasar.
Diklat yang diikuti sekitar 25 siswa ini dipandu oleh Yupiter Sulifan, wartawan tabloid PENA Diknas Sidoarjo bertempat di ruang pertemuan Maduwa. Materi diklat yang disampaikan pemateri adalah seputar sejarah jurnalistik, teknik wawancara dan menulis berita, persiapan menerbitkan majalah sekolah hingga personalia dalam media cetak.
Antusias peserta mengikuti diklat jurnalistik ini terlihat sejak awal yakni ketika disodori kuis tentang minat peserta dibidang wartawan tulis, fotografer atau penulis. Rata-rata peserta berminat untuk menjadi fotografer dan penulis sedangkan yang berminat menjadi wartawan tulis hanya ada empat orang. Alasannya, fotografer dan penulis itu pekerjaannya lebih menantang daripada wartawan tulis.
Diakhir diklat jurnalistik yang kedua ini peserta dibagi menjadi lima kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan lima orang. Setiap kelompok diberi tugas membuat majalah mini dengan jumlah halaman delapan halaman serta diberi batas waktu mengerjakan hanya dua jam.
Dengan cekatan dan trampil mereka membolak balik majalah atau koran yang mereka bawa untuk mencari bahan artikel yang cocok untuk majalah mereka. Walau waktunya mepet, akhirnya peserta diklat jurnalistik bisa menyelesaikan pembuatan majalah mini tepat waktu dengan berbagai model kreasi.
“Kami berharap dengan adanya diklat jurnalistik ini kemampuan menulis siswa semakin meningkat sehingga bisa menghidupkan mading dan menerbitkan majalah siswa yang dijadwalkan terbit dua kali dalam setahun. Juga akan memberikan wawasan tentang dunia kerja sebagai wartawan untuk bekal masa depan mereka,” urai M.Fanani,S.Sos selaku Kaur Kesiswaan
Caption foto: Peserta diklat sedang mencermati majalah dan surat kabar untuk mengisi majalah mini mereka. (foto:YUS)

Komentar: Vicky Arie Pradana, Ketua OSIS Smanita 2009-2010: Berangkat Lebih Pagi



Bentuk kerja sama yang dilakukan Dinas Perhubungan dan Dinas Pendidikan kabupaten Sidoarjo dalam hal mengurangi kemacetan ataupun kepadatan lalu lintas di jalan raya kota Sidoarjo adalah adanya larangan bagi pelajar yang belum memiliki SIM untuk berkendara motor.
Adanya rencana pemeriksaan ke sekolah-sekolah oleh kedua dinas tadi dan mencari pelajar yang tidak memiliki SIM walau ini akan dilaksanakan secara intensif tahun 2011 ini sudah membuat resah sebagian kalangan pelajar.
Kemacetan dan kepadatan lalu lintas sudah wajar terjadi di kota-kota besar seperti Surabaya dan Sidoarjo dan hal inimemang perlu dirumuskan peraturan atau program untuk mencegah ataupun meminimalkan kemacetan dan kepadatan lalu lintas tadi. Tetapi jika peraturan ini dibentuk seperti peraturan melarang siswa yang tidak memiliki SIM untuk berkendara motor, ini saya kurang sependapat.
Dengan peraturan ini ada dua dampak yang ditimbulkan yakni dampak positif dan negative. Dampak positifnya jelas akan menguraikan kemacetan dan mengurangi kepadatan lalu lintas. Dan dampak negatifnya akan lebih besar dan kompleks diantaranya biaya untuk berangkat sekolah jauh lebih besar, misalnya kalau berangkat menumpang angkutan umum. Bisa-bisa biayanya dua atau tiga kali lipat dari biaya naik motor sendiri. Biaya naik angkutan dalam sehari bisa dipakai dua hingga tiga hari dengan naik motor. Bukankah hal ini malah memberatkan orang tua?
Tentang syarat mendapatkan SIM harus umur 17 tahun, padahal faktanya anak SMA kelas X umurnya antara 15 hingga 16 tahun dan mereka sudah banyak yang berkendara motor. Mungkin hal ini harus dikaji ulang.
Kalau peraturan ini benar-benar dijalankan, kelihatannya tidak akan berpihak pada pelajar terutama bagi pelajar yang rumahnya jauh dari sekolah dan kalau naik angkot bisa oper beberapa kali. Ini akan memperbesar biaya transportasi siswa tersebut.
Solusi atau pemecahan masalah untuk waktu dekat ini adalah dengan mensosialisasikan kepada pelajar agar berangkat sekolah tidak menyamai jam orang pergi kerja dengan kata lain berangkat lebih pagi dari biasanya. Kalaupun mungkin dilakukan yakni dengan membatasi pemakaian mobil pribadi karena keberadaannya memakan badan jalan. (YUS)

Senin, 15 November 2010

UKS: Sabtu Bersih di SMPN 1 Taman



Sering kita mendengar istilah Jumat Bersih diberbagai instansi pemerintah yang intinya pada hari Jumat diadakan bersih-bersih di lingkungan kerjanya masing-masing. Tapi kalau di SMPN 1 Taman sedikit berbeda, karena istilahnya diganti jadi Sabtu Bersih. “Hari Sabtu seluruh dewan guru dan anak didik melakukan senam atau olah raga bersama yang dilanjutkan dengan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah secara bersama-sama pula. Kegiatan pengembangan diri berupa pembinaan ekstrakurikuler dilakukan setelah acara bersih-bersih,” terang Dra. Ambar Sri Sulastri,M.Pd selaku Kepala SMPN 1 Taman kepada PENA.
Ini dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi penghuninya. Upaya untuk menghadirkan lingkungan bersih lagi sehat juga diterapkan manakala siswa datang terlambat tanpa alasan yang jelas. Siswa yang terlambat diberi tugas memungut sampah daun lalu memasukkannya ke dalam bak sampah. “banyaknya daun yang dipungut kami sesuaikan dengan keadaan fisik anak jadi jangan sampai hal ini malah bikin mereka capek atau sakit sehingga tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik,” ujar Drs. Sugeng, waka kesiswaan SMPN 1 Taman.
Bikin Pupuk Organik
Sampah yang terkumpul di lingkungan sekolah ini dimanfaatkan secara baik oleh tim adiwiyata. Salah satu bentuknya dengan dibuat pupuk organic dengan bantuan komposter. “Kebetulan beberapa tahun yang lalu kami dapat bantuan komposter sekaligus ketrampilan membuat pupuk kompos ini lalu kami praktekkan dan hasilnya cukup menggembirakan,” kata Sugeng.
Pupuk organic ini nantinya akan dipakai untuk memupuk tanaman yang ada dilingkungan sekolah. Sayang pembuatannya belum maksimal sehingga belum bisa dinikmati oleh lingkungan luar sekolah. Sampah daun, plastic dan kertas dipilah lalu yang bisa didaur ulang dimanfaatkan untuk ketrampilan misalnya gelas, botol air mineral atau bungkus makanan ringan bagi siswa. Selain membuat lingkungan bersih, siswa juga tidak keluar biaya untuk pelajaran ketrampilan. Proses pemilahannya dimulai dari penyediaan tong sampah yang dibedakan organic dengan anorganik. Siswa juga dilibatkan dalam proses pemilahan ini, sehingga mereka tahu bahwa sampah ternyata masih bisa digunakan dan tidak semua sampah itu tidak berguna.
Pemahaman akan pentingnya UKS di sekolah juga turut disosialisasikan melalui bidang studi geografi, biologi dan olah raga. “Ketiga bidang studi saling terkait dan menunjang keberadaan UKS di sekolah kami,” tutur Dra. Ambar Sri Sulastri, M.Pd. Intinya, ditanamkan dalam diri peserta didik untuk mau peduli dengan lingkungan sekitarnya, baik di sekolah, rumah ataupun dimanapun berada.
Soal kesehatan peserta didik, bentuk antisipasi sekolah tentang penyebaran penyakit tertentu bagi peserta didiknya yakni dengan menjalin kerja sama dengan puskesmas Taman. Bentuk kerjasamanya dengan mengadakan pemberian vaksinasi serta pemeriksaan secara menyeluruh terhadap siswa kelas 7.
Disamping itu, diadakannya penyuluhan kesehatan oleh wali murid yang berprofesi sebagai dokter. Juga peran guru BK dalam upaya mensosialisasikan kesehatan fisik dan mental. Penyebarluasan informasi tentang bahaya merokok bagi kesehatan juga tak henti-hentinya dilakukan kader UKS beserta guru BK. “Kami libatkan guru BK karena pendekatan yang dilakukan ke peserta didik itu sangat personal, diharapkan dengan metode ini upaya untuk menyehatkan peserta didik baik fisik maupun mental bisa tercapai,”harap Ambar.
Maraknya penggunaan narkoba dan pornografi dikalangan remaja tak luput dari perhatian pihak sekolah. Sidak ke kelas adalah cara paling efektif untuk saat ini. “Tentu waktunya tidak kami tentukan dan sifatnya sewaktu-waktu jadi anak kalau memang tidak membawa barang-barang terlarang tadi ya tidak masalah. Lain halnya bagi siswa yang bawanya pasti akan terlihat tergopoh dan gemetaran. Kami lakukan sidak ini tujuannya agar anak-anak tidak main-main dengan barang-barang terlarang tadi,” ungkap Sugeng.YUS
Caption foto: Dra. Ambar Sri Sulastri, M.Pd (berkerudung coklat nomor empat dari kiri) ketika berada ditengah-tengah tim Adiwiyata SMPN 1 Taman. (foto:YUS)

Dinamika: Audisi Calon Ketum Osis SMPN 3 Krian




Setelah diadakan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) tanggal 13-14 Nopember 2010 di vila Cemara Pacet, akhirnya tanggal 15 Nopember 2010 dilangsungkan pemilihan ketua umum OSIS SMPN 3 Krian.
“Di acara LDKS inilah semua calon ketua umum digembleng oleh pengurus OSIS lama serta Pembina OSIS. LDKS merupakan kawah candradimukanya calon pemimpin OSIS yang baru. Setiap gerak gerik dan prilaku, tutur kata para calon ketua yang baru ini kita perhatikan. Tentunya ini semua tanpa sepengetahuan yang bersangkutan, dari hasil pemantauan inilah kami bisa menarik kesimpulan,” urai Mugiyanto, S.Pd., selaku Pembina OSIS SMPN 3 Krian pada PENA.
Penyaringan calon ketua umum OSIS yang baru juga dilakukan melalui audisi dihadapan teman-teman serta bapak ibu guru. Saat audisi inilah calon ketua diuji pengetahuan akademis dan umum serta diuji mentalnya. “Ketika audisi semua calon kami beri kebebasan untuk berbusana ini juga masuk penilaian. Busana mereka yang sesuai dengan karakteristik siswa SMP maka akan diberi nilai tambah oleh teman dan gurunya. Juga wawasan mereka ketika audisi akan dinilai oleh pemilihnya,” urai M.Qudlori,SS., waka kesiswaan.
Diakhir pemilihan dari ketujuh calon yang semuanya siswa-siswi kelas 8 maka Donny Prasetya HP kelas 8-Bmemperoleh nilai tertinggi yakni 154. Karena memperoleh nilai mutlak meninggalkan pesaingnya maka Donny ditetapkan sebagai ketua umum OSIS SMPN 3 Krian periode 2010-2011. “Kaget dan senang ketika saya akhirnya dijadikan ketua OSIS, maklumlah karena pesaing saya banyak yang lebih unggul. Karena teman-teman mempercayakan pada saya, maka saya harus bisa melaksanakan tugas ini sebaik-baiknya,” kata Donny yang bercita-cita jadi perwira TNI ini.
Harapan dari waka kesiswaan dan Pembina OSIS kepada ketua OSIS yang baru adalah bisa turut mensukseskan program-program sekolah terutama menumbuhkembangkan karakter disiplin, prestasi, bermoral dan harmonis dikalangan siswa. YUS
Caption foto: 1. Calon ketum OSIS SMPN 3 Krian saat pemilihan.
2. Donny Prasetya HP bersama Mugiyanto,S.Pd. (foto:YUS)

Sabtu, 13 November 2010

Dinamika: Diklat PMR Smanita di Pacet



Palang Merah Remaja (PMR) SMAN 1 Taman (Smanita) tahun ini mengadakan diklat bagi anggota barunya bertempat di vila palem Pacet Mojokerto. Diklat yang berlangsung tanggal 6 – 7 Nopember ini diikuti kurang lebih 55 anggota baru.
Materi yang diberikan dalam diklat kali ini adalah pengenalan sejarah PMI, bongkar pasang tandu, hingga pertolongan pertama pada keadaan darurat. Pemberi materi dalam acara ini selain dari PMI cabang Sidoarjo, Pembina OSIS Smanita juga dari anggota PMR yang sudah senior.
“Untuk diklat ini sebenarnya pertama kali diadakan di luar kota dengan alasan agar peserta bisa menambah wawasan serta pengenalan alam,” ujar H.Maryoto,M.Pd., pada PENA. Setelah menerima materi tentang ke PMR-an, di pagi hari Minggu peserta diajak jelajah medan yang didampingi para seniornya. Lokasi yang dituju adalah tempat pemandian air panas Pacet.
“Sengaja peserta diajak jelajah medan untuk bisa mengenal lokasi dari yang mudah dijangkau hingga yang sulit. Nantinya anggota PMR tidak akan kaget bila suatu saat dapat tugas membantu memberi bantuan pada korban bencana alam,” kata Lailis Safitri, S.Pd yang juga sebagai laboran di Smanita. YUS
Caption foto: Peserta diklat PMR Smanita sedang mempraktekkan bongkar pasang tandu. (foto:YUS)

Bunga Rampai: Unik Menarik di SIEDEX 2010







Agenda tahunan yang rutin digelar kantor Dinas Pendidikan kabupaten Sidoarjo adalah pameran pendidikan atau Sidoarjo Education Expo (SIEDEX). SIEDEX tahun ini berlangsung mulai tanggal 11 hingga 14 Nopember 2010 bertempat di Hall Sun City Sidoarjo dengan dibuka oleh Bupati Sidoarjo, H.Saiful Illah.
Puluhan KB/TK hingga SMA/SMK turut berpartisipasi dalam acara ini. Mereka menampilkan hal-hal baru dan bahkan yang unik menarik dari sekolahnya masing-masing. Semisal kreasi dari SMKN 1 Buduran yang hamper setiap tahun mengeluarkan kreasi uniknya. Untuk tahun lalu sekolah yang terletak dijalan Jenggolo ini menampilkan art nail (menghias kuku) dan untuk SIEDEX kali ini menghadirkan Body Painting. Berbekal pengetahuan yang cukup serta ketrampilan pribadi, seorang siswi menghias tubuh siswi lainnya. Dengan menorehkan cat khusus secara teliti dan hati-hati maka terciptalah lukisan dasar laut ditubuh siswi sang model. Aksi ini cukup menyita perhatian banyak pengunjung pameran.
Bukan itu saja, SMKN 1 Buduran juga menciptakan lambang kota Sidoarjo yakni huruf ‘S’ dibentuk udang dan bandeng dari krupuk. Huruf ‘S’ yang tingginya mencapai 1 meter ini disusun dari krupuk yang menghabiskan sekitar 5 kg krupuk mentah ‘made in’ Sidoarjo. “Krupuk udang, kupang adalah khas Sidoarjo, kami tampilkan dengan bentuk lain yakni huruf ‘S’ sebagai lanbang kota delta,” ujar Dra. Supramesti Bibit R sang kreatornya sekaligus guru di SMKN 1 Buduran.
Ada diaroma manusia purba dari Mojokerto cukup membuat pengunjung terkesima. Pelayanan tensi darah oleh kader-kader muda SMP Muhammadiyah 2 Sidoarjo hingga terapi konsentrasi yang disuguhkan komunitas SMPN Taman. Dalam terapi konsentrasi ini setiap pengunjung diberi tugas mengurutkan sebuah lingkaran logam pada lekukan logam lainnya. Dengan catatan tidak boleh bersentuhan dan bila bersentuhan maka terapi gagal dan akan terdengar sirine pertanda yang diterapi ini gagal. YUS
Foto-foto:YUS