Jumat, 28 September 2012

Batik Gentongan Tanjungbumi, Bangkalan: Secuil Kreatifitas dari Tanah Madura

Siapa menyangka kalau di pulau Madura yang lebih dikenal orang sebagai pulau yang bertanah tandus bisa memunculkan satu kreatifitas yang spektakuler? Terlebih setelah keberadaan jembatan Suramadu, hasil kreatifitas ini semakin menjadi cirri khas Madura.  Batik Gentongan, salah satu ide kreatifitas masyarakat Madura dalam hal seni budayanya.
Ide kreatifitas ini lahir di kecamatan Tanjungbumi berjarak 50 kilometer ke utara dari kota Bangkalan. Tepatnya didaerah Peseseh, daerah pesisir pantai dan memiliki pelabuhan tempo dulu. Menemui pengusaha batik yang telah dirintis empat generasi, Zulfa batik. Wuri dan Alim suaminya, meneruskan usaha batik dari ibunda Wuri, Bu Hajjah Zulfa. Sebagai keluarga pembatik, Wuri ingin juga melestarikan budaya batik Tanjungbumi yang terkenal itu.
Tanjungbumi daerah pesisir pantai, memiliki riwayat tersendiri dengan batiknya. Dahulu batik menjadi pekerjaan perempuan di daerah itu untuk mengisi waktu luang menunggu suami mereka yang bekerja sebagai pelaut pergi ke daerah yang jauh, seperti ke pulau Kalimantan dan Sulawesi.
Bagi perempuan Tanjungbumi, menunggu kedatangan suami merupakan saat-saat paling panjang dan menegangkan. Mereka selalu gelisah apakah suaminya bisa pulang kembali dengan selamat dan bisa membawa uang untuk menghidupi rumah tangganya. Untuk mengurangi rasa gelisah tersebut, akhirnya mereka mulai belajar membatik. Namun, hingga kini belum ada yang dapat memastikan kapan para istri itu mulai membatik.
Selain itu masyarakat disana juga memiliki budaya, batik digunakan untuk simpanan. Yang diperlakukan sebagai emas atau tabungan. Atau disimpan untuk diserahkan kepada anak dan cucu, sebagai tanda kasih dan cinta ibu. Terutama bagi yang memiliki anak perawan, batik simpanan ini akan diberikan maanakala mereka mulai berumah tangga. “Mungkin sebagai kenang-kenangan dari orang tua kepada anak-anaknya,” tutur Alim. Batik menjadi salah satu sumber kekayaan dan kebanggaan mereka. Tak heran mereka melakukannya dengan sepenuh hati.
Nilai ini semakin bergeser karena zaman, membatik bukan lagi sebagai tanda kasih dan cinta ibu, namun semata-mata untuk mencari uang. Nilai komersial ini menjadi salah satu sebab mengapa hasil penggarapan batik tidak lagi sebagus yang dahulu?
Kegiatan yang dilakukan untuk membunuh waktu itu sekarang menjadi industri rakyat yang cukup besar. Tanjungbumi menjadi kecamatan terbesar di Madura yang memproduksi batik. Popularitas mulai dikenal penggemar batik tanah air.
Sekarang di Tanjungbumi ada 530 unit usaha batik dengan 1.000-an perajin. Jumlah tersebut belum termasuk para perajin yang mengerjakan secara perorangan yang sifatnya hanya sekadar kerajinan tangan saja. Unit-unit perbatikan itu tersebar di Desa Macajah, Desa Telaga Biru, Desa Paseseh dan Desa Bume Anyar.
Pada zaman dahulu, membatik menghabiskan waktu berbulan-bulan bahkan untuk batik gentongan bisa mencapai satu tahun proses hanya untuk sepotong batik. Hal ini karena motif yang sangat rumit dan detil. Luar biasa. Benar-benar sebuah mahakarya.
Tak salah jika sepotong batik gentongan Tanjungbumi ini berharga antara 2,5 juta hingga 5 juta rupiah bahkan lebih. Lebih mahal daripada emas. Bahkan untuk batik sutra, karena batik gentongan atau tulis yang halus, gambar motifnya bolak-balik/dua sisi, sedangkan pada sutra hanya satu sisi saja.
Batik gentongan merupakan batik khas Tanjungbumi, bercirikan warna yang berani (colour full) dan pengerjaan yang halus. Motif-motifnya beragam, namun tidak dapat diketahui secara pasti apakah yang menjadi motif klasik batik gentongan. Seperti yang kebanyakan, motif kembang randu, burung hong, sik melaya, ola-ola dan banyak lagi.
Bagaimanakah membedakan batik gentongan (memiliki warna biru dengan pewarna alami) dan batik biasa yang memiliki warna biru dongker dari bahan kimia? Ternyata menurut Wuri, sangat sulit membedakannya, kecuali pembatiknya sendiri. Ini tergantung dari kejujuran penjual batik kepada pembeli. Namun jika beruntung, batik gentongan ada yang masih memiliki aroma rempah-rempah karena perendaman.
Meski kekuatan warna gentongan dan batik halus pewarna sintesis sama, namun batik gentongan makin lama warnanya makin cemerlang meski kainnya telah rapuh.
Wuri kemudian menunjukkan batik gentongan miliknya yang sangat indah, bermotif til cantil. Batik dengan motif tersebut digunakan untuk kain gendongan anak bangsawan pada zaman lampau. Dan telah dihargai 5 juta rupiah namun Wuri belum ingin melepasnya. Menurutnya, batik tersebut langka karena pengerjaan yang halus dan motifnya sangat indah.
“Batik gentongan kami memang mahal, tapi kami menjual kualitas. Seperti batik ini sangat halus dan sudah ditawar 5 juta rupiah tapi saya belum ingin melepasnya. Karena motifnya indah dan pengerjaannya halus,” urai Wuri.
Biasanya pembeli langsung membeli jika ada batik dengan motif bagus, karena untuk memesan jarang bisa mendapatkan motif yang benar-benar sesuai dengan yang diinginkan.

Proses Pembatikan
Perlakuan pertama dari proses batik Jawa Timur sedikit berbeda, yaitu adanya proses perendaman kain mori menggunakan minyak nyamplong dan abu sisa pembakaran kayu dari tungku. Setelah itu baru kain di beri gambar motif (direngreng) pada kedua sisinya. Lalu diberi malam. Dan proses pewarnaan. Proses ini merupakan proses paling penting karena pada batik Jawa Timuran memiliki banyak warna. Warna yang dihasilkan adalah ukuran berhasil tidaknya proses pembatikan yang dilakukan.
Seperti pada batik gentongan, lamanya perendaman batik dalam gentong juga menentukan warna biru yang dikehendaki. Atau pewarnaan dengan warna lain yang direndam dengan warna tertentu lalu disikat hingga berulang-ulang agar didapat warna yang dikehendaki.
Setelah didapatkan warna yang dikehendaki maka dilakukan proses lorotan yaitu melorotkan atau meluruhkan lilin atau malam dengan air mendidih. Baru kemudian dijemur dipanas matahari.

Mitos Gentongan
Dalam pemrosesan batik gentongan, dihentikan jika ada tetangga yang meninggal hingga tujuh harinya. Semasa penyimpanan dalam gentong, setiap hari dilakukan proses pengangkatan dan kain diangin-anginkan. Jika ada yang meninggal proses ini dihentikan. Jika dipaksakan maka menghasilkan warna yang pudar.
Menurut Abdulrahman, masyarakat perajin batik gentongan masih meletakkan sajen setiap tujuh bulan sekali. Dengan harapan agar batik gentongan hasilnya sesuai yang diinginkan.

Mengapa hanya di Tanjungbumi?
Batik gentong hanya ada di Tanjungbumi, Madura, belum ditemukan dibuat di daerah lain. Ini dikarenakan air yang ada di pulau Madura. Air yang berkadar kapur tinggi sangat menguntungkan untuk proses pewarnaan. Warna menjadi lebih cemerlang. Sedangkan didaerah lain warnaya tidak dapat sebagus di Tanjungbumi.
Khusus batik gentongan memakai pewarna alami atau soga alam. Warna merah bisa diambil dari kulit mengkudu, warna hijau dari kulit mundu dicampur tawas, biru dari daun tarum. Kepekaan warna dicapai dari lamanya waktu merendam. Pewarna alam lainnya yang kerap dipakai, baik untuk gentongan maupun jenis batik lainnya antara lain kulit buah jelawe, kayu jambal, dan lainnya.
Kebanyakan batik Madura memilih warna terang, merah, kuning, hijau. Namun, batik gentongan memiliki warna yang beragam. Motif tarpoteh (latar belakang poteh/putih) misalnya, mencitrakan warna yang elegan, seperti hitam dan coklat pada motif-motifnya

Masa depan
Tanjungbumi sebagai sentral dari batik Madura, telah memiliki trademark tersendiri untuk batik Jawa Timur, mengharapkan pada waktu dekat akan memiliki kelompok perajin batik Tanjungbumi sendiri untuk mengembangkan produksi mereka.
Perajin mendapat kesempatan lebih untuk memperkenalkan lebih luas batik Madura khas Tanjungbumi. Keunikan dan karakter tersendiri dari batik gentongan.
Perajin batik masih didominasi oleh kaum perempuan, jika pemasaran batik lebih meluas maka produksinya meningkat. Tentu hal ini akan lebih memberdayakan perajin dan meningkatakan taraf hidup mereka yang konon Tanjungbumi banyak perempuannya berstatus janda.
Menurut Alim untuk meningkatkan taraf hidup perajin dan batik khususnya Tanjungbumi adalah dengan menjual batik dengan harga yang tinggi dan memberikan upah pada perajin dengan tinggi. Hal ini juga dapat tetap melestarikan batik Tanjungbumi yang mulai banyak ditinggalkan karena banyaknya pekerjaan lain yang lebih menjanjikan. Yupiter Sulifan

Rabu, 12 September 2012

Sanseviera Bukan Sekedar Tanaman Hias


Salah satu tanaman hias yang sangat bermanfaat adalah tanaman Sanseviera.
Sanseviera
 adalah tanaman yang oleh peneliti sering dinamakan dengan tanaman Perintis (Old century plant), yaitu tanaman purba yang mampu bertahan hidup saat tanaman dari famili lain tidak mampu bertahan hidup dilingkungan yang sangat tandus maupun terhadap perubahan suhu yang relatif ekstrim
 Tanaman indah dan sedap dipandang mata ini habitat aslinya justru di daerah tropis kering (iklim gurun yang panas & pegunungan tandus), memiliki keunggulan yang jarang ditemukan pada tanaman lain.
 Sansevieria memiliki ciri umum menyimpan air didalam seluruh bagian tubuhnya dalam jumlah banyak, memiliki rimpang, berdaun tebal, serta ujung daunnya runcing atau berduri..
Tumbuhan Sansivera atau lebih dikenal dengan nama Lidah Mertua ini tidak hanya menebar pesona karena keindahanya tapi juga memiliki daya tarik yang luar biasa karena manfaatnya.

Riset NASA selama 25 Tahun
Menurut hasil penelitian riset Badan Antariksa Amerika serikat ( NASA) selama 25 tahun, Sansivera mampu menyerap 107 jenis unsur yang berbahaya di udara serta mampu menyerap radiasi berbagai barang elektronik seperti komputer, televisi, telepon dan lainya. Dalam satu helai daun Sansiviera mampu menyerap formaldehid sebanyak, 0,938 Mg per jam.
Selain memiliki manfaat sebagai penyegar sansivera juga dapat digunakan sebagai obat, misalnya Sansivera jenis Trifasciata Lorenti. Jenis ini diketahui mampu mencegah diabetes dan ambein.

Fakta lain tentang Sansevieria
• Sanse mengeluarkan Oksigen dan mampu menyerap bau / polusi yang ada disekitarnya 24 jam terus menerus.
• Selain dimanfaatkan untuk tanaman Outdoor dilahan terbuka, juga dapat ditanam secara Indoor karena bisa bertahan cukup lama tanpa perlu terkena sinar matahari.
• Nama jenis Sansevieria lebih pasti karena pemberiannya berasal dari Penelitinya.
• Dilindungi Organisasi badan Internasional karena di habitatnya sendiri sanseiviera sudah terancam punah.
• Sampai saat ini tanaman hias yang diakui dunia / memiliki organisasi resmi yaitu Bonsai, Anggrek & Sansevieria (International Sansevieria Sociaty).
• Dapat mutasi bentuk dan warna.
• Kelangkaan beberapa jenis Sansevieria menjadi tantangan tersendiri bagi Para Hobiis untuk memburunya dan memilikinya sehingga masalah harga dinomor duakan.

Cocok untuk Indoor dan Outdoor
Sansevieria sekarang ini banyak ditemukan biasanya di pekarangan rumah, sebagai penghias arsitektur Landscape untuk outdoor, dan untuk indoor, Sansevieria cocok dan baik di tempatkan pada ruang tamu, kamar mandi, atau dapur. hal yang banyak disukai dari pecinta tanaman terhadap sansevieria ini adalah daya tahan hidup nya yang kuat sehingga bisa di taruh di tempat indoor maupun outdoor.

Manfaat yang bisa didapat dari tanaman ini adalah kemampuan Sansivera dalam menyerap dan mengolah polutan menjadi asam organik dan beberapa senyawa asam amino.
 
Sebagai tanaman anti polutan (airfreshener) maka sanseviera sangat cocok dipelihara / di tempatkan di :
 

Indoor : 
Pabrik, Rumah sakit, kantor-kantor, hotel, sekolah, tempat tinggal atau tempat-tempat umum dimana saja, karena mampu menyerap asap rokok, polutan komputer, asap kompor dan menghilangkan bau tak sedap.
 
Untuk menghilangkan bau yang tak sedap / polutan dalam ruangan seluas 100 meter persegi cukup dengan 4-5 helai daun.
 

Outdoor:
 

Pekarangan rumah, halaman/ taman rumah sakit, kantor, sekolah, hotel, tempat umum lainnya, jalan raya. Karena dapat menyerap polutan-polutan berbahaya dan asap kendaraan bermotor, asap pabrik, atau partikel lainnya.

Sansevieria termasuk tanaman tropis yang sudah lama dikenal dan dibudidayakan di Indonesia. Biasanya sansevieria banyak ditanam sebagai pagar rumah, atau sebagai penyekat jalan. Jenis sanseviera yang banyak ditanam adalah Sanseviera trifasciata atau dikenal dengan nama “lidah mertua”. 

MANFAAT SENTUHAN


Sentuhan adalah aktivitas intim yang menjadi kebutuhan dasar manusia. Tanpa sentuhan, seseorang akan jauh lebih rentan terhadap depresi, stres, mudah gelisah, kehilangan kepercayaan diri dan kehilangan motivasi. Bisa berarti sesuatu yang dapat memberikan rasa nyaman, terhibur, atau bahagia. Saling menyentuh secara rutin membuat endorfin mengalir yang menciptakan kenikmatan dan ketenangan untuk membantu meredakan stres.
Kenali lebih jauh manfaat sentuhan:

Kenyamanan.

Ketika anak menginjak usia balita, mereka juga merespon sentuhan manusia dengan baik. Pijatan juga mampu membuat anak hiperaktif menjadi merasa lebih tenang. Kegelisahan mereka menjadi jauh lebih rendah. Sentuhan juga memiliki dampak positif pada anak yang mempunyai gangguan perilaku.
Mengusir stres.
Sentuhan memiliki kekuatan untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi produksi hormon stres. Aktivitas ini juga meningkatkan kadar oxytocin, yang bertanggung jawab untuk menghasilkan efek menenangkan.

Meredam emosi.

Sentuhan manusia, terutama dari jenis non-seksual, memiliki efek menghibur dan menenteramkan serta membantu mengelola kecemasan. Itulah sebabnya mengapa perasaan menjadi lebih baik, ketika memeluk atau memegang tangan seseorang yang Anda sayangi.Jenis sentuhan non-seksual juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan dan memperkuat ikatan dengan pasangan. Sentuhan non-seksual antara pasangan juga sering mencerminkan kenyamanan.

Penyembuhan dan pemulihan.

Menurut American Hospital Association, sekitar 37 persen rumah sakit di seluruh Amerika Serikat menawarkan pengobatan alternatif lewat terapi sentuhan. Terapi sentuhan dengan cara pijatan ini dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, terutama pada wanita yang menderita kanker payudara. (diolah dr berbagai sumber)