Jumat, 27 Juli 2007

Membikin Rumah Tampak Asri dan Sejuk


Menyusutnya areal pertanian ini disebabkan karena pesatnya pembangunan fisik kota dan pertambahan penduduk. Banyak areal persawahan yang berubah fungsi menjadi perumahan. Sehingga lahan untuk bertanam semakin sempit bahkan cenderung tidak ada. Hal ini terutama terjadi di daerah perkotaan.
Ini berdampak pada keengganan warga kota akan bertanam pepohonan. Padahal, fungsi keberadaan pohon sangat menunjang kualitas hidup manusia sekitarnya. Setidaknya dengan banyaknya tanaman hijau maka semakin segar udara yang ada disekitar dan dihirup manusia.
Idealnya areal pertanian dapat dipertahankan untuk mendukung pelestarian lingkungan hidup dan pelestarian keanekaragaman hayati. Sayang, ini semua mungkin saat ini tinggal menunggu waktu kepunahan dan kesirnaannya.
Pemanfaatan lahan di kawasan pemukiman dan bangunan umum dengan pemberdayaan tanaman hortikultura, bisa jadi salah satu upaya untuk mengatasi ketidakharmonisan alam tadi. Tidak ada kata terlambat apalagi berdalih bahwa rumahnya tidak ada halaman lagi untuk ditanami pohon.
Ini alasan klasik yang sering kita dengar tatkala ada rumah yang gersang tanpa tetumbuhan. "Tidak ada lahanlah, tidak ada tempat untuk bertanamlah," serta alasan lain yang intinya menyalahkan keadaan bukan kreatifitas yang andalkan.
Padahal, kemajuan teknologi mempermudah manusia untuk bisa bertanama walau tanpa media tanah. Ada hidroponik, tabulampot hingga sawah tadah hujan, semua ini untuk kemakmuran dan kesejahtraan hidup manusia.
Setidaknya ada beberapa jenis tanaman yang ideal ditanam dilahan rumah. Diantaranya, Tanaman Hias (Anggrek, Non Anggrek) , tanaman Sayuran dan Toga, tanaman Produktif (buah)Mangga, Belimbing, Rambutan, Jambu Air, Srikaya, Jeruk, Sirsak, Durian, Delima, Sawo, Manggis, Melinjo, Nangka.
Wlau begitu, tidak sembarangan menanamnya. Artinya, penempatan penanaman ini harus disesuaikan dengan lokasi serta keadaan rumah penghuninya.
Misalnya, bagian depan dan samping (kecuali lahan luas) ini baiknya ditanami tanaman hias anggrek dan non anggrek serta tanaman produktif yang rendah tidak rimbun daunnya. Ini bisa direalisasikan dengan meletakkan tanaman buah dalam pot/tabulampot.
Sedangkan bagian belakang bisa ditanami tanaman sayuran dan Toga serta tanaman produktif (buah) yang tinggi dan rimbun daunnya.
Jenis tanaman yang bisa ditanam diantaranya tanaman Hias (Non anggrek), tanaman Produktif (buah), Sawo duren, Sawo kecik, Durian, Mangga, Rambutan, Salam. Tanaman produktif (langka) Buni, Bisbol, Gandaria, Jambu Mawar, Kemang, Kepel, Menteng, Rukem, Nam-Nam, Lobi-lobi, dan Srikaya.
Pengaturan tanam tanaman tadi disesuaikan dengan letak dan karakter tanaman. Bagian depan non anggrek, tanaman produktif (langka) yang rendah dan tidak rimbun daunnya. Bagian samping dan belakang bisa ditanamai tanaman produktif (langka) yang besar dan rimbun daunnya mempunyai fungsi ganda; untuk bagian samping dapat berfungsi sebagai tanaman barier/pemisah antara gedung disebelahnya juga untuk bagian belakang dapat berfungsi sebagai tanaman peneduh, pemisah jalur parkir serta kebun buah mini. Niscaya kalau smeua ini kita lakukan, akan didapat suasana yang sejuk, asri dan nyaman. Bukankah rumahku adalah surgaku? ***

Menanam Kaktus dan Sekulen dari Biji



Selain dengan stek, kaktus dan sekulen bisa diperbanyak dengan biji. Hanya saja beberapa jenis kaktus dan sekulen mempunyai biji yang sangat kecil atau bahkan bisa dikatakan halus. Bahkan besarnya tak lebih dari sebutir pasir. Dikehidupan liar di gurun pasir, biji kaktus ini biasa terbawa angin, binatang dan atau air. Lalu biji ini tergeletak disela-sela butir pasir. Bila situasinya memungkinkan maka biji akan tumbuh tunas tapi bila tidak memungkinkan maka biji akan mati.
Apa keuntungan bertanam kaktus dan sekulen dari biji? Kalau kita hitung secara hitungan bisnis, tunas dari biji akan lama besarnya. Tapi kalau dilihat dari kualitasnya dengan kata lain hasil silangan yang didapat lebih baik. Kalau bukan ukuran waktu, mengembangbiakkan kaktus dari biji bukan menjadi masalah.
Yang perlu diperhatikan ketika menanam benih kaktus adalah menghindari jangan sampai biji ini mengalami kekurangan air atau kekeringan. Karena hal ini akan mengakbatkan biji menjadi kering dan mati. Guna menjaga kondisi biji agar selalu tetap basah/tidak kekeringan maka bisa dimasukkan dalam wadah khusus yang bisa menjaga kelembaban udara, kotak plastik khusus atau tempat kaca/gelas.
Biji kaktus ini bisa didapatkan ditoko-toko bunga/nursery atau langsung dari petani bunga kaktus. Sebelum pembenihan dilakukan sebaiknya dipersiapkan wadah dari kaca yang permukaannya lebar dengan tinggi tidak lebih dari 20 Cm. Media tanam yang digunakan sebaiknya media pasir halus yang bisterilkan terlebih dahulu. Cara mensterilkan dengan memanggang atau menggoreng pasir diatas bara api selama beberapa menit. Ini gunanya agar bibit penyakit, jamur ataupun parasit penggannggu pertunasan biji kaktus bisa mati. Setelah dingin baru diletakkan ditempat kaca tadi setebal 6 Cm.
Taburkan biji kaktus secara merata, diatasnya taburi dengan pasir halus lagi hingga biji tertutupi. Lalu semprot dengan air bersih seluruh permukaan tanah tadi secara merata. Sebaiknya gunakan semprotan yang spray-nya keluar halus atau lembut supaya tidak merusak tata letak biji kaktus. Usahakan kondisi dalam tempat pembenihan ini bertemperatus 20 - 25 derajat celsius. Ini bisa dicapai dengan memberi tudung plastik pada seluruh permukaan wadah dengan kata lain wadah kaca ini dikerudungi plastik.
Letakkan wadah ini ditempat yang terhindar dari cahaya matahari langsung agar kelembaban-nya terjaga. Ketika menanam kaktus dari biji sebaiknya kaktus dari spesies yang sama agar pertumbuhannya relatif sama. Mengingat setelah biji bertunas maka sedikit demi sedikit tudung plastik ini dilepas, hingga tunas ini mempunyai lebih dari dua daun maka tudung plastik dilepas sama sekali.
Tunas baru ini baru bisa dipindah ke polybag ketika jumlah daunnya mencapai empat lembar. Dengan perawataan yang intensif maka bakal kaktus dewasa ini siap memberikan bunga ataupun bentuk terbaik pada kita. Selamat mencoba.***

Pentingnya Proses Editing

"Uhh...masak aku kirim artikel beberapa kali ke redaksi tapi ndak satu pun yang dimuat. Emang aku yang bego or redaksi yang telmi. Uuuhhh...," keluh seorang gadis tanggung menanggapi kiriman puisinya yang tidak pernah dimuat di sebuah majalah remaja terbitan ibukota. Putus asa dan akhirnya membuang jauh impiannya jadi seorang sastrawan. Kasihan bukan?
Banyak orang besar, atau yang memiliki potensi untuk menjadi orang besar, mengalami kegagalan bukan karena hambatan dan masalah besar, melainkan terjerembab hanya oleh karena kerikil-kerikil kecil yang mengganjal perjalanan kerja-nya. Demikian juga dalam dunia tulis-menulis. Teramat banyak orang gagal karena masalah-masalah sepele yang luput dari perhatiannya. Tidak terhitung jumlah tulisan, berita, artikel, dan lain sebagainya yang dengan terpaksa "mental" dari meja redaksi surat kabar hanya karena kesalahan dua atau tiga kata yang salah tulis atau salah ketik.Jangan pernah berpikir bahwa jika tulisan-tulisan yang Anda kirim ke redaksi sebuah surat kabar, majalah, atau penerbit, yang dikembalikan kepada penulisnya melulu karena tulisan Anda itu tidak bermutu. Harus diyakinkan pada diri sendiri bahwa tulisan Anda itu berkualitas tinggi, setidaknya bagi Anda sendiri sebagai pembuatnya. Jika akhirnya ditolak oleh sebuah atau berbagai media massa, biasanya alasan penolakan itu berputar pada: esensi tulisan yang berbeda dengan misi media, dan yang terbanyak adalah karena "kesalahan kecil" salah ketik dan penggunaan kata/bahasa dalam tulisan yang kurang tepat.Jurnal ilmiah baik nasional dan apalagi internasional lebih "ketat" lagi. Editor jurnal ilmiah internasional mempersyaratkan kesalahan ketik hanya boleh 3 kali dalam sebuah tulisan. Artinya, saat seorang editor membaca tulisan ilmiah Anda dan tiba pada kesalahan ketik yang ke-4, maka dengan segera tulisan tersebut akan dilempar ke tong sampah, tidak perduli apakah substansi tulisan Anda itu penting atau tidak. Bahkan bila teramat pentingpun, tulisan ilmiah itu akan segera dikembalikan kepada Anda untuk diedit, direvisi atau diperbaiki lagi. Dalam kasus terakhir ini, yang pasti kredibilitas tulisan dan penulisnya telah mengalami degradasi dan sulit untuk bersaing dengan tulisan-tulisan ilmiah kiriman penulis lainnya.Mengedit dapat diartikan sebagai kegiatan membaca kembali sambil menemukan kesalahan-kesalahan redaksional sebuah tulisan. Proses ini biasanya dilakukan oleh diri sendiri terhadap tulisan sendiri dan oleh editor berbagai media massa – harian, mingguan, tabloid, majalah, dan lain sebagainya. Kegiatan edit-mengedit terlihat sepele sehingga tahap ini sering sekali kita abaikan. Padahal, pengalaman hampir semua penulis besar mengungkapkan bahwa proses editing adalah sebuah tahapan menulis yang menjadi salah satu kunci sukses mereka menjadi penulis ternama. Ada penulis yang beranggapan bahwa berhubung ada tim editor pada setiap surat kabar atau media massa, sehingga setiap penulis boleh saja mengirimkan tulisannya kepada redaksi sebuah media massa tanpa harus diedit alias masih amat mentah, belum terverifikasi ketepatan kata, tanda baca, pemenggalan kalimat, dan lai-lain. Pendapat ini ada benarnya, tetapi bila Anda terbiasa melakukan editing dan terutama memastikan bahwa tulisan Anda terhindar dari kesalahan-kesalahan redaksional kecil, maka keuntungan itu tidak akan dinikmati oleh orang lain, melainkan oleh diri Anda sendiri. Keuntungan itu antara lain: pesan Anda dapat ditangkap dengan baik oleh editor dan pembaca, disiplin tulis-menulis Anda akan semakin meningkat dan berimbas kepada kharakter kepribadian Anda yang baik dalam menghadapi tugas-tugas lain, dan tulisan Anda akan cepat dimuat atau ditayangkan di media massa sasaran Anda karena sudah "bersih" dari kesalahan-kesalahan redaksional.Ada beberapa panduan yang mungkin bisa Anda pakai untuk menulis suatu artikel dengan baik dan benar. Menurut Wilson Lalengke, dalam memahami dan menerapkan ketentuan-ketentuan ini perlu ditunjang oleh keinginan Anda untuk belajar tata bahasa Indonesia yang baik dan benar. Melalui pola ini, Anda bekerja dengan modal berbahasa yang berkualitas tinggi. Lagi, ketentuan-ketentuan di bawah inipun, hanya sekumpulan kecil dari hal-hal yang perlu diketahui, dipahami, dan diterapkan oleh seorang penulis. Mempelajari dan menambahkan dengan ketentuan atau kaidah penulisan yang baik lainnya menjadi tugas kita bersama.Kesalahan pertama yang sering dan mudah dijumpai adalah kesalahan menempatkan posisi tanda-tanda baca, seperti tanda "titik", "koma", "titik dua", "titik koma", dan lain-lain. Fungsi titik pada umumnya adalah untuk mengakhiri sebuah kalimat. Sehingga setiap kalimat yang sudah selesai perlu diberi tanda titik (.). Tanda ini dibuat segera setelah kata yang terakhir pada kalimat itu tanpa diantarai oleh spasi alias menempel pada kata terakhir. Misalnya: "Kucing itu memanjat pohon untuk menangkap burung.", bukan "Kucing itu memanjat pohon untuk menangkap burung ." Perhatikan tanda titik yang dibuat setelah kata "burung".Setelah tanda titik, diharuskan memberikan spasi (jarak antara) untuk memulai kalimat baru. Misalnya: "Kucing itu memanjat pohon untuk menangkap burung. Dia berusaha memanjat dengan mengendap-endap agar tidak terdengar oleh sang burung sasarannya." Perhatikan dengan seksama tanda titik setelah kata "burung" segera diikuti tanda antara (spasi) sebanyak 1 kali, tidak 2 kali atau lebih. Khusus tanda jarak antara atau spasi ini, perlu diletakan tidak hanya di antara setiap 2 kata, tetapi juga setelah tanda-tanda baca (titik, koma, titik dua, titik koma, tanda seru, tanda tanya, dan lain-lain).Tanda koma (,), titik dua (:), titik koma (;), dan tanda baca yang lain seperti tanda tanya (?), tanda seru (!), diletakkan segera atau menempel pada kata yang mendahuluinya. Misalnya: "Ketiganya adalah Andy, Anna, dan Anggun." Perhatikan tanda koma yang diletakkan segera tanpa spasi setelah kata Andy, Anna, dan Anggun. Demikian juga dengan tanda-tanda baca lainnya, misalnya (contoh:), (saya;), (mengapa?), (pergilah!) ("dia sedang bepergian"), dan seterusnya. Khusus tanda kurung (…), tanda kurung pembuka diletakkan segera sebelum kata atau menempel pada kata yang akan mengikutinya; dan tanda kurung penutup diletakkan segera sesudah kata yang mendahuluinya. Demikian juga dengan tanda petik ("… "), tanda petik pembuka ditempelkan pada kata yang akan mengikutinya, sedangkan tanda petik penutup ditempelkan setelah kata yang mendahuluinya. Namun perlu diperhatikan bahwa bila kalimat yang dalam tanda petik itu adalah sebuah kalimat langsung yang diikuti tanda titik, maka tandabaca titik itu harus diletakkan sebelum tanda petik penutup. Misalnya: dia berkata "Kami akan segera ke sana." Perhatikan tanda titik yang ada di dalam tanda petik.Kesalahan editing lainnya yang sering sekali muncul dari artikel-artikel penulis, baik penulis pemula maupun profesional adalah "salah ketik". Seperti sudah saya sebutkan di atas, sayapun tidak terlepas dari kekurang-telitian pengetikan ini. Misalnya, kata "bisa" tertulis "bias", kata "hukum" menjadi "hukom", "menganggap" menjadi "mengangap", dan seterusnya. Kesalahan-kesalahan ketik seperti contoh berikut ini lebih fatal akibatnya karena merubah makna. Oleh sebab itu perlu benar dihindari agar pesan yang ingin Anda sampaikan tidak harus hilang oleh kesalahan ketik. Contohnya: kata "tetapi" menjadi "tetap", kata "memang" menjadi "menang", kata "busung" menjadi "burung", dan lain-lain.Perlu diingat bahwa dalam melakukan editing, penulis juga perlu memperhatikan kaidah-kaidah bahasa yang berlaku. Contoh kesalahan yang sering terjadi adalah penempatan spasi di antara suku kata "di" dan kata yang mengikutinya, seperti "di bahas" yang seharusnya "dibahas", "di rekam" yang mestinya "direkam", "di balas" seharusnya "dibalas", dan lain-lain. Satu kunci sederhana untuk menentukan apakah suku kata "di" itu perlu dipisahkan dari kata dasarnya adalah apakah kata setelah "di" itu merupakan kata tempat atau bukan. Misalnya "di sekolah" bukan "disekolah". Perhatikan bahwa sekolah adalah kata tempat sehingga kata itu dipisahkan dari partikel "di" yang mendahuluinya. Namun akan berbeda jika suku kata "di" itu berfungsi sebagai awalan (prefix), semisal "disekolahkan" , bukan "di sekolahkan".
Memang, menulis itu mudah tapi menulis dengan baik dan benar itu yang tidak semua orang bisa lakukan. Hanya dengan terus menulis dan menulis, mungkin ini akan bisa mengasah ketrampilan serta kepekaan kita terhadap politik redaksional suatu media cetak. Dimuat atau tidak, kita tidak harus putus asa dalam menulis. Karena menulis adalah ketrampilan, semakin sering kita menulis semakin terampil pula kita memainkan kata-kata dan merangkainya menjadi kalimat. Jadi, terus menulis dan menulis, suatu saat kesuksesan akan kita dapatkan. Semoga.***

Kamis, 26 Juli 2007

Kais Rupiah dalam Bunga Bokor


Hortensia (Hydrangea) adalah nama genus dari 70-75 spesies tumbuhan berbunga yang berasal dari Asia Timur dan Asia Selatan (Jepang, Tiongkok, Himalaya, Indonesia), Amerika Utara dan Amerika Selatan. Sebagian besar spesies berasal dari Jepang dan Tiongkok. Tanaman semak dengan tinggi 1-3 meter, tapi ada juga yang merambat di tanaman lain hingga mencapai ketinggian 30 meter. Daun berbentuk bulat telur, tepi beringgit, warna hijau muda berkilau. Selain dari spesies yang tumbuh di daerah beriklim sejuk yang memiliki sifat menggugurkan daun (deciduous), sebagian besar spesies merupakan tanaman yang berdaun hijau sepanjang tahun (evergreen).
Di Indonesia, Hortensia juga dikenal dengan nama Kembang Bokor, sedangkan dalam bahasa Melayu dikenal dengan nama Bunga Tiga Bulan.
Perbungaan majemuk, berbentuk malai, keluar dari ujung tangkai, membentuk rangkaian membulat seperti sanggul, di daerah beriklim sejuk mekar di awal musim semi hingga akhir musim gugur. Pada sebagian spesies, malai terdiri dari 2 jenis bunga, kelompok bunga yang fertil di tengah malai dan bunga-bunga steril yang berukuran lebih besar terangkai membentuk lingkaran. Ada juga spesies yang memiliki bunga yang semuanya fertil dan bentuknya sama.
Pada tanaman ini yang terlihat seperti daun mahkota sebenarnya adalah daun kelopak.
Bunga berwarna putih pada sebagian besar spesies, tapi beberapa spesies terutama H. macrophylla mempunyai bunga yang bisa berwarna biru, merah, merah jambu, atau ungu bergantung pada tingkat pH tanah. Sewaktu masih kuncup, bunga berwarna hijau, berubah menjadi putih, sewaktu mekar berwarna biru muda atau merah jambu yang secara bertahap berubah menjadi warna-warna yang lebih tua tua (biru tua atau merah) sebelum bunga rontok. Tanah yang bersifat asam menghasilkan bunga berwarna biru, tanah dengan pH normal menghasilkan bunga berwarna putih krem, dan tanah yang bersifat basa menghasilkan bunga berwarna merah jambu atau ungu. Hortensia merupakan salah satu dari tanaman yang pada daun bunga mengumpulkan unsur aluminium yang dilepaskan tanah yang bersifat asam sehingga bunga menjadi berwarna biru.
Warna bunga yang dihasilkan tergantung dari kondisi tempat tumbuh tanaman ini. Kebanyakan varietas lokal Hydrangea yang ada mempunyai bunga dengan warna biru. Biasanya setelah tua, warna bunga akan berubah menjadi biru kemerahan sebelum akhirnya layu dan mati. Bunga hortensia berwarna biru atau biru kemerahan. Saat awal mekar berwarna biru kehijauan, kemudian menjadi biru, biru ungu atau biru kemerahan, tergantung pada pH tanah. Jika pH 5,0-5,5 akan berwarna kemerahan, pH 6,0-6,5 warna merah kebiruan, pH diatas 6,5 cenderung biru. Hal yang perlu diperhatikan untuk hydrangea adalah udara yang sejuk dan media harus dijaga agar tidak sampai kekeringan.
Spesies dan daerah/negara asal
· Hydrangea anomala, Hortensia jenis merambat (Himalaya, Tiongkok barat daya)
· Hydrangea arborescens, Hydrangea liar (bagian Timur Amerika Utara)
· Hydrangea aspera (Tiongkok, Himalaya)
· Hydrangea bretschneideri (Tiongkok)
· Hydrangea candida (Tiongkok)
· Hydrangea caudatifolia (Tiongkok)
· Hydrangea chinensis (Tiongkok)
· Hydrangea chungii (Tiongkok)
· Hydrangea cinerea, Ashy Hydrangea (bagian Timur Amerika Serikat)
· Hydrangea coacta (Tiongkok)
· Hydrangea coenobialis, (Tiongkok)
· Hydrangea davidii (Tiongkok)
· Hydrangea dumicola (Tiongkok)
· Hydrangea gracilis (Tiongkok)
· Hydrangea heteromalla (Himalaya, Tiongkok barat dan utara)
· Hydrangea hirta (Jepang)
· Hydrangea hypoglauca (Tiongkok)
· Hydrangea integrifolia (Tiongkok)
· Hydrangea involucrata (Jepang, Taiwan)
· Hydrangea kawakamii (Taiwan)
· Hydrangea kwangsiensis (Tiongkok)
· Hydrangea kwangtungensis (Tiongkok)
· Hydrangea lingii (Tiongkok)
· Hydrangea linkweiensis (Tiongkok)
· Hydrangea longifolia (Tiongkok)
· Hydrangea longipes (Tiongkok barat)
· Hydrangea macrocarpa (Tiongkok)
· Hydrangea macrophylla, Hortensia dengan daun besar-besar (bagian selatan Jepang)
· Hydrangea mangshanensis (Tiongkok)
· Hydrangea paniculata, Panicled Hydrangea (Tiongkok timur, Korea, Jepang, Sakhalin)
· Hydrangea petiolaris, Hortensia yang memanjat (Jepang, Korea, Sakhalin)
· Hydrangea quercifolia, Oakleaf Hydrangea (bagian tenggara Amerika Serikat)
· Hydrangea radiata, Silverleaf Hydrangea (bagian tenggara Amerika Serikat)
· Hydrangea robusta (Tiongkok, Himalaya)
· Hydrangea sargentiana (Tiongkok sebelah barat)
· Hydrangea scandens (bagian selatan Jepang sampai Filipina)
· Hydrangea serrata (Jepang, Korea)
· Hydrangea serratifolia (Chili, bagian barat Argentina)
· Hydrangea stenophylla (Tiongkok)
· Hydrangea strigosa (Tiongkok)
· Hydrangea stylosa (Tiongkok)
· Hydrangea sungpanensis (Tiongkok)
· Hydrangea xanthoneura (Tiongkok)
· Hydrangea zhewanensis (Tiongkok)
Spesies ini berasal dari Honsu, sebuah pulau besar di Jepang. Hydrangea banyak digunakan sebagai tanaman hias untuk memperingati dan merayakan beberapa hari penting seperti hari Paskah, hari Ibu, dan hari kasih sayang (Valentine’s Day).
Budidaya
Hortensia merupakan tanaman hias yang populer, disukai orang karena bunganya yang besar. Spesies yang paling banyak ditanam adalah Hydrangea macrophylla yang terdiri dari sekitar 600 kultivar. Pada umumnya Hydrangea macrophylla memiliki bunga yang besar tapi seluruhnya steril.
Tanaman ini sebaiknya dipangkas setahun sekali ketika kuncup bunga mulai terlihat. Tanaman bisa tumbuh terlalu tinggi ke atas kalau tidak dipangkas. Jika tanaman sudah terlalu tinggi, tanaman bisa doyong hingga patah karena berat batang yang melebihi kekuatan tanaman untuk menyangganya. Bunga hanya keluar pada batang yang lama, sehingga bunga tidak akan keluar di batang baru hasil pemangkasan.
Ciri khusus bunga hortensia ini adalah:
1. Menyukai kondisi sejuk dengan suhu minimal 45 F 2. Hindarkan sinar matahari langsung 3. Jaga media tetap lembab 4. Penggantian media 1 tahun sekali 5. Perbanyakan dengan stek batang, stek pucuk dan cangkok
Manfaat
Bunga Hortensia bersifat sedikit beracun jika dimakan karena semua bagian tanaman mengandung glukosida sianogenik, walaupun demikian jarang ada kasus keracunan karena tanaman ini tidak kelihatan enak dimakan. Daun dan akar tanaman ini juga dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Selain itu tanaman ini seringkali dipakai sebagai bunga potong. ***

Aglaonema Green Anaconda, Liukannya Bagai Ular Anaconda


Bila selama ini kita mengenal aglaonema hanya ditilik dari ragam corak yang tersebar di daun ataupun batangnya. Pride Sumatra dengan warnanya yang khas membuat si penikmatnya terkesima.
Tapi, kini ada aglaonema keluaran baru yang lebih menojolkan sisi fisiknya. Terutama bentuk batangnya yang beda dengan aglaonema jenis lainnya. Namanya aglaonema green anaconda.
Batangnya yang meliuk-liuk ini laksana liukan ular anaconda yang sedang menerkam mangsa. Warna batangnya yang hijau kehitaman menguatkan hal ini. Beda aglaonema green anaconda dengan aglaonema yang batangnya meninggi terus jatuh karena berat oleh daunnya yakni ketika tinggi batangnya mencapai 30 Cm batang aglaonema green anaconda ini langsung meliuk kebawah.
Seolah mencari tanah untuk tempatnya berpijak dan berkembang biak. Walau jumlah dan bentuk daunnya tidak banyak atau sedikit tetap saja batang ini meliuk ke bawah. Inilah yang membedakan dengan aglaonema jenis lainnya. Bila jumlah daun banyak serta bentuk daun besar maka batang akan rebah karena keadaan berat diatas sehingga batang tidak bisa menyangga lagi.
Sehingga aglaonema green anaconda ini sangat cocok ditanam di pot yang tinggi. Sehingga keeksotikannya nampak dengan menjuntai dan meliuk tadi.
Dikatakan green anaconda karena warnanya yang hijau kehitaman tadi mirip warna kulit ular anaconda. Bahkan liukannya seperti anaconda ketika membelit korbannya. Untuk memperbanyak cukup dengan stek batang ataupun dengan cara tanam merunduk.Artinya, ketika ada batang yang meliuk ini bisa ditutup tanah hingga mengeluarkan akar. Setelah akarnya bertambah banyak baru bisa dipisah dari induknya.***

Padupadan Filodendron - Ikan Hadirlah Hidrorium


Keeksotikan philodendron akan nampak menonjol tatkala dinikmati sendiri. Baik bentuk tajuk daun ataupun keadaan daunnya itu sendiri. Tapi, bukan berarti kehadirannya tidak bisa disandingkan dengan elemen lain. Kolaborasi philidendron dengan elemen lain ini tentu diharapkan akan menambah semarak.
Salah satu bentuk kolaborasi philodendron dengan elemen lain yakni menggabungkan filodendron (salah satu jenis philo) dengan ikan dalam satu wadah, misalnya akuarium. Filodendron atau yang lebih kita kenal dengan nama suruh-suruhan ini sangat fleksibel bila dipadupadankan dengan elemen lain.
Filodendron merupakan salah satu jenis dari Philodendron sp yang merupakan anggota dari genus Anthurium famili Araceae. Filodendron sejenis liana yang tumbuh sehingga 20 meter tinggi, dengan batang pokok sehingga 4 sentimeter diameternya. Batang pokok ini memanjat melalui akar-akar udara yang muncul tiap ruas pada dahan pokok. Daun-daunnya berwarna hijau dengan bintik-bintik kuning, berselang-seling, dan berbentuk jantung. Daun-daun muda berbentuk silinder. Terdapat banyak kultivar yang mempunyai daun-daun yang beraneka warna, termasuk warna putih, kuning, dan hijau muda.
Keberadaan tumbuhan ini bisa menunjukkan bahwa di daerah tersebut memiliki curah hujan yang cukup tinggi sekitar 3.000-4.000 mm/tahun. Tak heran bila banyak yang menggunakan sebagai tanaman hias gantung atau ditaruh dalam sebuah wadah yang berisi air. Selain praktis (karena tidak banyak memerlukan tempat tumbuh) juga keberadaannya bisa sebagai anti polusi. beberapa bahan kimia yang bisa diserapnya formaldehid, xilena, dan benzena.
Sebagai tanaman merambat, akan sangat baik bila diberi rambatan baik dari anyaman bambu ataupun batang pakis. Guna mendapatkan hasil yang baik maka sebaiknya menanam filodendron ditempat yang agak teduh. Hindarkan dari terpaan sinar matahari langsung karena akan membakar daunnya. Suhu yang diperlukan untuk tumbuh berkisar 17-30 derajat celcius. Walau hidupnya berada dikawasan lembab tetapi cara penyiramannya dilakukan ketika daun-daunnya terasa kering kala diraba tangan. Seringkali tanaman yang satu ini ditanam sebagai tanaman hidroponik.
Bila hidroponik yang selama ini dikenal hanya sebatas tanaman filodendron saja, kenapa tidak dicoba untuk padupadankan dengan elemen lain, ikan misalnya. Perpaduan keduanya, filodendron dengan ikan akan menghasilkan hidrorium. Ini berasal dari kata hidroponik dan akuarium. Hidroponik untuk tumbuh filodendron dan akuarium untuk tumbuh kembang ikan. Jenis ikan yang sering disandingkan dengan filodendron ini adalah dari jenis guppy dan cupang. Hanya saja keduanya jangan dijadikan satu dalam satu wadah.
Keberadaan hidrorium ini merupakan bentuk simbiosis mutualisme. Tanaman mengeluarkan oksigen untuk dihirup ikan dan manusia, manusia dan ikan mengeluarkan karbondioksida untuk diserap filo. Juga ketika ada jentik-jentik nyamuk di wadah atau fas bunga ini akan dimakan ikan. Salah satu syarat wadah yang digunakan harus yang transparan, dari kaca atau berbahan plastik.***

Senin, 16 Juli 2007

Menciptakan MOS yang Akrab Bersahabat


Memasuki tahun ajaran baru, ada phobia bagi orang tua yang memiliki anak sekolah di tingkat lanjutan. Bayang-bayang kekerasan dalam Masa Orientasi Siswa (MOS) terekam mendalam dalam ingatan orang tua siswa baru.
Kekerasan di berbagai lembaga pendidikan hingga membawa korban jiwa menjadi momok bagi orang tua siswa baru ketika anaknya mengikuti acara MOS. Mengingat MOS selama ini masih dipandang sebagai media balas dendam bagi senior ke yuniornya. Kegiatan tersebut bisa diterima oleh masyarakat sepanjang mempunyai tujuan posistif, karena pelaksanaannya sering menyimpang jauh dari tujuannya sehingga menimbulkan pro dan kontra bahkan terjadi penolakan.
Hal semacam itu pernah terjadi sekitar 30 tahun silam dengan sebutan perploncoan, sewaktu itu bagi siswa baru masa memasuki perploncoan terasa memasuki neraka, disamping disuruh melakukan tindakan yang aneh-aneh oleh para raka (sebutan untuk kakak kelas/senior) tidak tertutup kemungkinan terjadi penyiksaan secara pisik dan dapat menanamkan rasa balas dendam bagi siswa tahun ajaran baru berikutnya.
Bahkan bisa lebih keras lagi dari yang dialami. Karena pelaksanaan perploncoan melenceng jauh dari tujuannya sehingga kegiatan tersebut mendapat protes dari masyarakat waktu itu sehingga kegiatan semacam itu ditiadakan dan diganti dengan MOS. Dengan bentuk kegiatan seperti; ceramah tentang kondisi, prestasi dan situasi sekolah hingga melakukan bersih-bersih dilingkungan sekolah.Belakangan kegiatan MOS sudah lebih meluas lagi dari kegiatan semula dengan melakukan kegiatan baris berbaris dan kegiatan lainnya, bahkan ada kegiatan bagi siswa baru disuruh membawa barang yang tidak memiliki kaitan dengan dunia pendidikan. Disamping menyulitkan bagi siswa itu sendiri juga membuat para keluarga dan orang tua siswa kelabakan. Kalau kegiatan MOS ini tidak dicermati dan dievaluasi serta diberikan ruang gerak, maka MOS akan kembali menjadi sistim perploncoan. Untuk itu, setidaknya ada ketentuan yang baku, disamping menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan dunia pendidikan, juga langkah-langkah yang berorentasi pada moral dan etika yang dilandasi oleh kaidah agama atau kegiatan ramah lingkungan untuk pelestarian.
Jauhi Kekerasan
Pernah suatu saat Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menyerukan hentikan kekerasan dalam pelaksanaan Masa Orientasi Sekolah (MOS) untuk siswa baru kelas satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) karena melanggar Undang-Undang Perlindungan Anak (UUPA) no 23 tahun 2002.
Kekerasan terhadap siswa baru dalam MOS bisa diancam tindak pidana. Kakak kelas siswa baru yang menganiaya adik kelasnya tidak akan luput dari hukum meskipun masih SMA. Hal ini sesuai dengan UUPA Pasal 54 yang mengatur perlindungan anak dalam lingkungan sekolah. MOS rentan terhadap tindak kekerasan fisik, psikis maupun emosional yang dirasakan oleh siswa baru.
Seperti kegiatan MOS yang memaksa siswa baru mengenakan berbagai atribut seperti kalung berbagai macam tumbuhan, kaos kaki selang-seling dan sebagainya yang membuat siswa tidak patut atau layak dalam pandangan masyarakat dapat pula dikategorikan kekerasan.
Kita lihat orang gila saja manusia yang tidak layak dianiaya, apalagi ini orang yang waras dan sehat akalnya dijadikan seperti orang gila, bukankah ini melecehkan harkat dan martabat kemanusiaan dan bisa dimasukkan sebagai salah satu kekerasan? Bukankah ini untuk melatih mental siswa baru? Bisa jadi ini melatih mental tapi apakah nanti dalam proses belajar mengajar akan ada kegiatan yang semacam itu? Walau kurikulum yang berlaku nantinya KTSP dan menuntut siswa lebih menonjolkan kreatifitasnya bukan berarti berpenampilan yang aneh-aneh (apalagi mirip orang gila) menjadi dasar melihat tingkat kreatifitas dan mental siswa.
Kalau hal semacam tiu dipertahankan dalam MOS 2007 ini maka sebaiknya MOS perlu dikembalikan ke khitahnya (tujuan dasarnya-red). MOS harus menjadi awal dari pembentukan sikap siswa baru dalam mengenal pendidikan yang berbeda dari sebelumnya. MOS saat ini merupakan 'fase' terburuk dalam pendidikan.
Orientasi sekolah harus mengenalkan siswa baru terhadap ilmu pengetahuan serta memotivasi para generasi muda tersebut untuk bersikap layaknya manusia berpendidikan.
Balas Dendam
Para siswa baru menganggap perhelatan orientasi yang dilaksanakan di sekolahnya merupakan aksi balas dendam kakak kelas terhadap adik kelas. Hal ini merupakan tradisi yang harus dirasakan siswa baru seperti juga kakak kelasnya yang telah diplonco seniornya.
Aksi balas dendam ini bisa berupa perintah ke siswa baru dari kakak kelasnya yang mengahruskan memakai atribut yang aneh-aneh. Misalnya siswa baru laki-laki yang mengikuti orientasi harus memakai topi dari koran, papan nama dari karton, kaos kaki kanan-kiri berbeda warna, tali sepatu dari rapia. Dan tas sekolah dari tas kresek.
Belum lagi siswa putri yang diharuskan mengenakan dua pita berbeda warna di rambutnya, papan nama, kaos kaki putih, sepatu hitam, dan tas sekolah dari kardus mie instant.
MOS yang dilaksanakan ini bukan penjabaran dari kegiatan Ospek yang sering dilaksanakan oleh mahasiswa di perguruan tinggi. MOS yang dilaksanakan lebih bersifat memberikan pemahaman dan pengenalan lingkungan sekolah terhadap siswa baru. Dalam kegiatan MOS lebih banyak memberikan informasi kepada para siswa, seperti informasi prestasi sekolah dan kegiatan lain yang dapat membuat siswa baru bersemangat dalam menjalani pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
Tapi kalau misalnya dalam MOS nanti ada siswa disuruh mencari sebuah benda, itu adalah sebuah hal yang wajar. Sebab, tujuannya adalah untuk melatih cara berpikir siswa dalam menafsirkan sebuah perintah.
Lantas MOS yang lebih akrab dan bersahabat itu yang bagaimana? Setidaknya tidak ada jarak yang terlalu dalam antara siswa baru dengan seniornya atau dengan gurunya. Ini bisa dilakukan dengan diadakan dialog antara siswa baru dengan seniornya tentang segala hal yang ada di sekolah yang bersangkutan.
Misalnya cara mengajar guru, tugas-tugas yang diberikan guru, kesulitan belajar di sekolah ini, hingga cara mengatasi masalah dalam belajar di sekolah. Acara ini laiknya seorang adik bertanya pada kakak perihal seluk beluk belajar di sekolah. Diadakan simulasi proses belajar mengajar di sekolah, ada senior yang memerankan guru mengajar didepan kelas.
Ketika hal ini berlangsung pasti akan ada celetukan, komentar atau ada siswa baru yang sekedar ingin diperhatikan teman lain dengan cara melucu. Dari studi kasus inilah, sang senior tadi memberikan nasehat, saran tentang perilaku yang boleh dan tidak dilakukan oleh siswa tatkala ada guru menerangkan didepan kelas. Maka keakraban akan tercipta dengan sendirinya, antara senior dan adik kelas. Mari kita jadikan MOS 2007 menjadi embrio yang unggul bagi kemajuan pendidikan anak didik kita. Semoga!