Selasa, 28 Desember 2010

UKS: UKS SD Hang Tuah 10 Sedati: Sukses Kembangkan Warung UKS




Bicara tentang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) selalu pikiran kita tertuju pada sebuah ruang yang didalamnya ada tempat tidur berkelambu serta dilengkapi kotak P3K dengan aroma khas minyak kayu putih atau bau obat-obatan yang menyengat hidung.
Tapi hal ini tidak berlaku di SD Hang Tuah 10 Sedati, sekolah yang berada dikawasan basis TNI Angkatan Laut Juanda ini hampir seluruh kawasan yang ada disekolah ini merupakan lahan untuk UKS. Betapa tidak, kesan ramah lingkungan sudah diciptakan semenjak kita memasuki gerbang sekolah dan di pintu gerbang terdapat tulisan Harap Matikan Mesin!
Kesan asri dan hijau juga terlihat di halaman sekolah yang terdapat 30 ruang kelas ini. “Kenyamanan dalam menuntut ilmu benar-benar kami utamakan karena dengan nyaman maka peserta didik bisa menyerap ilmu yang didapat dari guru-gurunya lebih mudah dan enak,” kata Marsudi, S.Pd.,MM., Kepala SD Hang Tuah 10 Sedati kepada PENA.
Keasrian lingkungan sangat terasa ketika kita memasuki halaman dalam sekolah yang mempunyai luas lahan sekitar 1,6 Ha yakni hampir disetiap depan kelas ditumbuhi pohon sono kembang yang rindang. Dibawahnya terdapat taman dengan aneka warna bunga dan tanaman hias lainnya.
Tempat sampah terdapat disetiap kelas dan di teras kelas terdapat rak sepatu siswa terbuat dari kayu yang berpelitur. “Keberadaan rak-rak sepatu di tiap-tiap kelas ini bukan sekolah yang mengusahakan melainkan atas inisiatif dan peran serta dari orang tua siswa. Terutama orang tua siswa yang ekonominya tergolong mampu. Ini sebenarnya sebagian kecil dari peran serta orang tua siswa karena ada empat kelas yang kami namakan kelas plus dan pembiayaannya ditanggung orang tua siswa yang mampu,” urai kepala sekolah yang membawahi 71 orang tenaga pendidik dan kependidikan di SD Hang Tuah 10 ini.
Kelas plus yang dimaksud adalah masing-masing kelas sudah terdapat AC, LCD, wifi, ada 4 laptop, bahasa pengantarnya menggunakan bahasa Inggris dan Indonesia bahkan disainnya dari orang tua siswa. “Bisa dibilang kelas plus ini adalah kelas mandiri karena semua pirantinya dari orang tua siswa hingga tagihan rekening listrik, orang tua yang nanggung. Laiknya hotel bintang lima, keempat kelas plus ini,” kata Marsudi penuh bangga.
Kebanggaan keluarga besar sekolah ini makin bertambah dengan diadakannya program sister school dengan negara Jepang, Jerman dan Australia sejak tiga bulan yang lalu. “Setiap dua minggu sekali kami mengadakan percakapan jarak jauh dengan sekolah di Jepang. Seringkali kami ditanya tentang cara membuat topi dari kertas yang sedang dipakai anak-anak saat tele conference dan sebaliknya kita tanya proses pembuatan samurai. Dari tele conference ini kami akhirnya mengetahui kalau masalah UKS di Jepang itu kurang mendapat perhatian di sekolah. Bukan karena mereka tidak tahu melainkan setiap sekolah yang dibangun pemerintah sudah sangat lengkap. Bukan kuantitas gedung sekolah yang dibangun melainkan kualitasnya yang diperhatikan pemerintah Jepang. Hal-hal semacam inilah yang kami jadikan bahan masukan yang berharga untuk peningkatan mutu pendidikan di sekolah kami,” urai Marsudi yang juga dosen tamu di UNIPA Surabaya untuk mata kuliah Manajemen Pendidikan.
Walau menggunakan pengantar bahasa Inggris dalam kesehariannya, namun khusus di hari Sabtu semua warga sekolah diwajibkan menggunakan bahasa Jawa kromo inggil. “Ini sebagai wujud pembentukan watak kepribadian yang luhur dan pendidikan berkarakter dengan langsung praktek berbahasa Jawa. Mengingat lewat berbahasa Jawa inilah tuntutan sopan santun secara langsung terpraktekkan,” lanjut Marsudi.
Warung UKS
Ada satu program UKS dari SD Hang Tuah 10 Sedati ini yang tergolong masih langkah yakni dengan diadakannya Kantin UKS. Mengapa dinamakan Kantin UKS? Karena semua yang ada didalamnya sudah sesuai dan berstandart serta bersertifikasi dari POM dan Puskesmas. Beberapa syarat Kantin UKS diantaranya setiap makanan/minuman yang dijual harus disertakan tabel kandungan vitamin, kalori serta zat gizi lainnya.
“Selain keadaan Kantin UKS yang bersertifikat, para pengelolanya juga mendapatkan sertifikat pengelola Kantin UKS dari badan POM dan Puskesmas. Jangan heran bila Anda mampir ke kantin ini keadaannya mirip di cafĂ© atau restoran hotel berbintang walaupun yang mengelola sudah sepuh-sepuh,” kelakar Marsudi.
Kantin UKS yang jauh dari zat pewarna, pengawet makanan dan bisa digunakan sebagai pusat pembelajaran, misalnya matematika ataupun ilmu social lainnya. Tak berlebihan kiranya kalau sekolah ini melahirkan juara I Dokter Kecil Jawa Timur 2009, juara IV kader Tiwi Sada tingkat Nasional 2009 dan juara I Kader Tiwi Sada tingkat Sidoarjo tahun 2010.
Sebagai titik puncak, pada 3-4 Desember 2010 lalu, SD Hang Tuah 10 Sedati sebagai tuan rumah Jambore UKS Jawa Timur sekaligus mewakili Sidoarjo dalam lomba UKS di Jawa Timur. “Hasil akhir dari lomba tadi, sekolah kami meraih juara I walau dengan catatan dan sebelum bulan Mei catatan ini sudah kami selesaikan sehingga bisa mewakili Jawa Timur di tingkat nasional pertengahan tahun ini,” tutur Marsudi. YUS
Caption:
1. Tatkala pembukaan Jambore UKS Jatim, Desember lalu.(foto:repro)
2. Marsudi, S.Pd.,MM, Kepala SD Hang Tuah 10 Sedati. (foto: YUS)

Profesi: Arief S, Ahli Pagar Besi Galvanum: Bosan Jadi Pegawai



Judul tulisan ini memang mirip dengan acara di salah satu stasiun teve swasta nasional. Ya memang ada kesamaan isi antara acara teve dengan kisah wiraswasta berikut ini.
Adalah Arief, diawal kariernya dia menjadi mekanik las di sebuah bengkel las di kawasan Pondok Candra Waru. Kariernya ini dilakoni Arief dengan sangat tekun. “Maklumlah untuk biaya hidup saya harus giat bekerja dan keahlihan saya ya bisa ngelas ini,” ujar pria berambut cepak kepada PENA.
Bengkel tempatnya bekerja kala itu menerima order aneka barang yang membutuhkan las mulai matras hingga mobil mainan anak-anak. Order ngelas talang juga pernah diterimanya hanya saja kalau mengerjakan talang harus dengan hati-hati agar tidak malah lubang.
Hampir belasan tahun Arief kerja ikut orang, dengan pengahsilan yang cukup untuk memenuhi biaya hidup. Keinginan untuk mandiri atau bosan jadi pegawai muncul tatkala pemilik bengkel las tempat dia bekerja sedang gulung tikar. “Ini kesempatan saya untuk mandiri karena sebenarnya sejak lama saya ingin mandiri tapi karena sungkan dengan pak Yusuf (nama pemilik bengkel las waktu itu) saya pendam keinginan ini. Begitu bengkel lasnya tutup saya mencoba mandiri,”kata Arief menguraikan kisah hidupnya.
Pertama kali mandiri Arief mengalami banyak cobaan. “Terutama bahan baku yang menjadi kendala saya. Awalnya saya dikirimi orang bahan baku misalnya besi atau plat, selain harganya mahal juga kualitasnya saya belum tahu,” tutur pria yang murah senyum ini.
Ketika berusaha sendiri Arief lebih mengkhususkan ke pembuatan pagar besi. “Sebenarnya kemampuan saya banyak tapi lebih banyak saya mendapat order pesanan pagar besi terutama di perumahan-perumahan serta rumah-rumah yang baru saja dibangun, tentu mereka membutuhkan pagar,” urai Arief.
Kepuasaan konsumen adalah hal paling diutamakan Arief, ini dimulai dari hal terkecil. Misalnya, walau dia sudah menyebarkan banyak kartu nama tapi Arief masih sering terjun kelapangan untuk mencari konsumen yakni dengan cara mendatangi rumah yang sedang dibangun dan menawarkannya langsung kepada sang pemilik rumah.
“Hal ini memang butuh kesabaran karena tidak sekali saya harus datang ke tempatnya hingga ketemu dengan sang pemilik rumah baru saya lega. Ini pun kalau mereka mau pesan kalau tidak ya tidak masalah,” jelas Arief yang selalu meletakkan kartu namanya ke rumah yang sedang direnovasi.
Sebelum konsumen setuju, mau pasang atau tidak, Arief menjelaskan jenis bahan besi yang digunakan untuk pagar. “Seringkali teman-teman seprofesi saya ini menipu konsumen dengan memberikan contoh besi yang baik tapi saat pengerjaan memberinya besi yang kurang baik. besi yang terbuat dari plat drum ini kualitasnya agak jelek karena cepat karatan walau dilapisi cat. Dan besi yang dari galvanum inilah yang paling baik dan tahan lama untuk karatannya,” aku Arief.
Soal harga, Arief juga bedakan bahan dari plat drum jauh lebih murah dari besi galvanum. Mengapa? “Karena besi dari galvanum ini ada lapisannya timah mirip pipa ledeng jadi tahan lama sedangkan plat drum ini dari drum oli yang diluruskan jadi lebih mudah karatan makanya harganya murah,” urai Arief.
Bisa Nyicil
Setelah dijelaskan bahannya, Arief juga menjelaskan harganya ini disesuaikan dengan panjangnya lokasi yang akan diberi pagar. “Untuk kepuasan konsumen saya ukur kebutuhan pagarnya lalu saya hitungkan biaya biaya keseluruhan yang harus ditanggung oleh si pemilik rumah. Jadi atau tidak, bagi saya ndak masalah yang penting saya sudah memberikan gambaran total biaya yang dibutuhkan,” lanjut Arief.
Misalnya panjang pekarangan 11 meter bagi Arief hanya butuh dua minggu untuk mengerjakan sekaligus memasang pagar. “Saya akui agak lama sedikit karena semuanya saya kerjakan sendiri ya untuk menjaga kualitas pagar hingga pemasangannya smeua saya kerjakan sendiri,” tutur Arief yang memiliki lokasi bengkel las di kawasan Sedati Agung.
Ada satu layanan Arief kepada konsumennya yakni tanpa uang muka pagar langsung dikerjakan. “Bahkan soal pembayarannya saya bisa memberi jalan nyicil dua hingga tiga kali, ya saya kerja ini sama-sama percayalah,” sergah Arief.
Dengan cara seperti ini, konsumen Arief semakin banyak dan dia bisa meningkatkan pelayanan kepada konsumennya tanpa ada beban bagi kedua belah pihak. Walau sudah jadi bos bagi dirinya sendiri Arief masih saja turun lapangan untuk mencari konsumen sekaligus bahan baku yang terbaik untuk konsumennya. YUS
Caption: Contoh pagar galvanum hasil karya Arief yang sudah bosan jadi pegawai. (foto: YUS)

Senin, 27 Desember 2010

Komentar: Hj. Retno Untari HP, S.Pd., Kepala SMPN 3 Taman: BOS Telat, Salah Sekolah


Kabar tentang keinginan pemerintah akan menyederhanakan penyaluran dana pendidikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) mulai 2011 sehingga birokrasinya tidak terlalu panjang dibanding periode 2005-2010 ini cukup menggembirakan kalangan pendidik.
Mulai 2011 aliran dana BOS tidak lagi melalui Kementerian Pendidikan Nasional tapi jalurnya adalah dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) disalurkan langsung ke pemerintah kabupaten/kota dan selanjutnya ke sekolah.
Seperti yang dikatakan mendiknas, M. Nuh, kalau dulu dana BOS melalui Kemenkeu lalu ke Kemendiknas dan disalurkan ke pemerintah kabupaten/kota dan ke sekolah. Jadi intinya mulai tahun depan Kemendiknas tidak lagi memegang dana BOS.
Penyederhanaan ini sebagai upaya pemerintah untuk mempercepat penerimaan dana BOS di sekolah, sehingga bisa segera digunakan untuk kepentingan anak-anak sekolah. Dengan harapan penyederhanaan ini, ke depan sudah tidak ada lagi kabar ada sekolah yang menerima dana BOS terlambat.
Mengingat keberadaan BOS, diakui atau tidak sangat membantu perkembangan sekolah. Terutama kegiatan-kegiatan yang menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Terlebih pada sekolah standar nasional yang memiliki cost minimal.
Kalaupun dana BOS lancar diterima sekolah, inipun sebenarnya masih jauh dari cukup untuk membiayai proses pendidikan di sekolah dengan mutu yang ideal. Sehingga seringkali pihak sekolah ‘sambat’ ke wali murid akan keadaan dana untuk pendidikan di sekolah.
‘Sambat’nya sekolah ini mempunyai maksud agar orang tua murid memahami kondisi keuangan sekolah sehingga kalau ada kekurangan pelayanan pendidikan dari sekolah ke murid-muridnya, orang tua bisa memakluminya.
Sangat beruntung di SMPN 3 Taman ini, orang tua sangat peduli dengan pendidikan anak-anaknya. Tatkala sekolah ‘nyambat’ tentang kondisi keuangan dengan rencana yang akan dilaksanakan sekolah untuk kemajuan anak didiknya, orang tua langsung merespon positif. Bentuknya, mereka bersepakat untuk menyumbang sejumlah uang dengan besarnya disesuaikan dengan kondisi keuangan orang tua siswa. Besar kecilnya ini orang tua yang menentukan, sekolah tidak memaksa.
Bagaimana dengan orang tua yang memang tidak mampu untuk membayar uang sumbangan sukarela ini? Kebijaksanaan sekolah dengan mempersilahkan orang tua murid ini menghadap kepala sekolah tentang ketidaksanggupan membayar uang sumbangan ini dan akhirnya orang tua yang tidak mampu dibebaskan untuk tidak membayar uang sumbangan. Ini akan berlaku istilahnya subsidi silang.
Kepedulian orang tua ini ternyata bukan hanya berupa sumbangan uang melainkan juga barang-barang yang berkaitan dengan pendidikan. Setidaknya ada enam kelas yang sudah multimedia dan kesemuanya ini berkat sumbangan orang tua. Ada yang menyumbang kipas angin, LCD, microphone hingga perbaikan orang tua masih peduli juga. Bahkan pihak instansi swasta juga turut peduli dengan pendidikan di SMPN 3 Taman, ada pabrik kaca yang membantu lima anak untuk sekolah.
Dana partisipasi orang tua dan lingkungan sekitar sekolah selain untuk menunjang proses belajar mengajar juga bisa untuk memberi uang transport kepada 18 siswa yang besarnya Rp 5.000,00 perhari tiap siswa.
Kunci sukses pendayagunaan dana BOS terletak pada laporan akuntabilitas yang bagus. Laporan keuangan beres, ada keterbukaan dan tanggung jawab maka orang tua, lingkungan sekitar sekolah yang peduli dengan pendidikan di sekolah ini juga akan puas dan semakin peduli.
Laporan keuangan yang bagus bila dipegang oleh orang yang amanah dan pelaksana yang epnuh tanggung jawab. Dan kalau ada dana BOS yang terlambat, sebenarnya itu salah pihak sekolahnya sendiri yang tidak segera membuat laporan keuangan. Andai ada keterlambatan dana BOS cair, bagaimana solusinya? Dengan seijin orang tua dalam hal ini komite sekolah, pihak sekolah akan menggunakan dana tabungan siswa terlebih dahulu. Bila dana BOS cair segera mengembalikan uang tabungan yang dipinjam tadi. Dengan cara seperti ini, walau dana BOS macet atau telat kegiatan belajar mengajar di sekolah masih terus berlangsung dan berjalan lancar. YUS

Selasa, 21 Desember 2010

Laput: Terlanjur Fokus Mata Pelajaran UN, Gendrayani, Pelajar SMAN I Taman




Perubahan pola UN 2011 yang nantinya ditiadakan ujian ulang akan menimbulkan kekhawatiran dikalangan siswa. Paling tidak ada pro kontra tentang kebijakan pemerintah yang baru ini tentang UN 2011.
Disatu sisi, jika siswa memperoleh nilai yang kurang atau dibawah standart kelulusan UN maka akan sangat menyusahkan atau merugikan siswa karena tidak adanya ujian ulang. Dan jika sebaliknya, ujian ulang diselenggarakan maka kerisauan hati siswa bila nilainya rendah atau dibawah standart bisa teratasi.
Namun jika dikaji, UN bukanlah 100 persen penentu kelulusan siswa. Sebagian dari nilai UN akan dijadikan tambahan sedangkan sisanya dari nilai siswa yang didapat dari ujian sekolah. Jika saja pemerintah menjadikan UN dengan meniadakan ujian ulang yang notabene sebagai syarat kecil penentu kelulusan siswa, apabila keadaannya seperti demikian pemerintah seharusnya langsung saja meniadakan UN. Dengan begitu siswa dapat lebih focus terhadap nilai penentu kelulusan siswa, misalnya ujian sekolah saja.
Dari pengalaman yang saya alami terhadap teman-teman yang saat ini akan mengikuti UN terus terang 82 persen menolak diadakannya UN. Selain kesiapan materi dan mental yang harus dipersiapkan, kebanyakan siswa tidak akan memiliki kesiapan lagi untuk ujian sekolah. Disinilah 82 persen kelemahan yang biasanya terjadi pada siswa yang menjalani UN dan sisanya akan sebaliknya.
Menurut saya, apabila pemerintah hendak mengambil keputusan baik secara mikro maupun makro dalam kebijakan pendidikan lakukanlah pengkajian ulang secara lebih mendalam atau mungkin saja bisa melalui pengkajian pada siswa secara langsung. Misalnya dengan mengadakan jajak pendapat tentang bagaimana baiknya melaksanakan ujian akhir sekolah untuk menentukan kelulusan siswa. Sehingga hasil yang didapat tadi tidak akan ada pihak yang dirugikan seperti saat ini yakni pihak siswa. Yang tadinya UN bukan penentu lalu ada kebijakan UN jadi penentu kelulusan dan sekarang ada kebijakan baru UN ulang ditiadakan. Tentu ini semua adalah merugikan siswa.
Siswa sudah terfokus pada mata pelajaran UN dan sedikit meremehkan pelajaran non-UN. Tapi akhirnya pemerintah meniadakan UN ulang dan kelulusan tahun ini akan ditentukan oleh nilai ujian sekolah. Kerancuan ini semoga ada kebijaksanaan dari pihak pemerintah ataupun sekolah untuk menentukan syarat kelulusan siswa tahun ini. YUS
Caption: Gendrayani, siswa kelas XII IPS 1 SMAN I Taman

Minggu, 19 Desember 2010

Budaya:Ziarah Maraton di Acara Bersih Desa Tambaksumur Waru (2)




Kaum muda yag mulai gandrung dengan musik patrol dan mereka kombinasi dengan aneka alat-alat musik sehingga menghasilkan alunan nada yang mempesona.
Siraman rohani dari Dr.KH. abdul Ghofur, pengasuh pondok pesantren Sunan Drajat Lamongan menghipnotis para jemaah di masjid Da'watul Fallah.

Budaya:Ziarah Maraton di Acara Bersih Desa Tambaksumur Waru







Kalau acara bersih desa dilain tempat sering kita ketahui selalu diisi dengan acara wayangan semalam suntuk. Tapi acara bersih desa yang dilakukan di desa Tambaksumur kecamatan Waru lain, selama satu hari yakni tanggal 12 Desember acara bersih desa dilakukan secara marathon. Dan acara bersih desa disini diberi nama Haul Sesepuh Desa Tambaksumur.
Acara bersih desa Tambaksumur ini diisi dengan ziarah makam sesepuh desa yang jumlahnya ada lima lokasi makam. Acara ziarah makam dimulai pukul 05.30 yang diikuti sekitar 200 warga desa dengan dipimpin, KH. Alawy, pemuka agama setempat.
Dari pemberangkatan yakni di masjid desa Da’watul Fallah menuju ke komplek makam mbah Zainal Abidin. Setelah membaca tahlil dan doa, rombongan peziarah melanjutkan ke makam mbah Kenduruan yang letaknya di depan komplek makam Mbah Zainal Abidin. Ziarah dilanjutkan ke makam mbah Imam Marhaban yang letaknya disebelah timur kantor desa Tambaksumur.
Komplek makam Syekh Jamaluddin berada di belakang masjid Da’watul Fallah dan terakhir rombongan peziarah mendatangi komplek makam Mbah Moncol. “Kesemua sesepuh desa ini dulunya selain membabat alas sini juga sebagai penyebar agama Islam di Waru dan sekitarnya,” ujar KH. Alawy kepada PENA. Tak sedikit warga dari luar desa yang berziarah ke makam sesepuh desa yang berada paling timur kecamatan Waru ini. Diakhir ziarah marathon ini diadakan makan bersama bertempat di gedung MI.
Rangkaian peringatan Haul sesepuh desa berlanjut, siang hari sekitar jam 14.00 diadakan pawai ta’aruf yang diikuti kurang lebih 700 santri dari sembilan TPQ yang ada di desa Tambaksumur serta diikuti enam grup patrol.
Selepas sholat Isya’ diadakan istigotsah kubro yang diikuti seluruh warga desa Tambaksumur dan acara dilanjutkan dengan siraman rohani yang disampaikan oleh Dr. KH. Abdul Ghofur, Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan Jawa Timur.
“Bersih desa yang kami lakukan berbeda dengan desa lainnya, kami lebih menitik beratkan pada acara tahlil dan kirim doa kepada sesepuh desa Tambaksumur yang telah berjasa besar dalam keberadaan desa ini. Dan ini sudah jadi agenda rutin tiap tahun bagi kami,” urai H. Maslihan, S.Ag., selaku ketua panitia kepada PENA. YUS

Caption:
1. Warga bersama-sama dari masjid Da’watul Fallah menuju komplek makam Mbah Zainal Abidin untuk tahlil.
2. Suasana komplek makam Mbah Zainal Abidin.
3. Tahlil dimakam Mbah Imam Marhaban, khusyuk.
4. Jamaah tahlil di makam Syeikh Jamaluddin.
5. Peserta pawai ta’aruf dari santri-santri TPQ se Tambaksumur.
6. Grup music patrol yang penuh inovatif, digemari kaum muda Tambaksumur.
7. Dr. KH. Abdul Ghofur ketika memberikan siraman rohani.
Foto-foto:YUS

Sabtu, 11 Desember 2010

Dinamika: Pelatihan Robotik di SMPN 3 Taman




Istilah pelatihan seringkali diidentikkan dengan guru tapi untuk pelatihan yang satu ini beda. Bedanya, walau namanya pelatihan tapi pesertanya siswa SMP dan materi pelatihannya tentang pembuatan robot.
Setidaknya ini terjadi di SMPN 3 Taman, selama dua hari, 10-11 Desember 2010 sekitar 36 siswanya mengikuti pelatihan pembuatan robot. Bertempat di ruang ketrampilan SMPN 3 Taman, pelatihan kali ini dibimbing oleh mahasiswa jurusan D4 Elektronika PENS ITS Surabaya.
“Kami ingin mendarma bhaktikan ilmu yang kami dapat dari bangku kuliah ke adik-adik SMP. Senyampang mereka masih mudah setidaknya sudah mempunyai bekal pengetahuan dan ketrampilan tentang dasar-dasar robot,” ujar Eko Budi Utomo, selaku ketua pembimbing robotik dari PENS ITS kepada PENA.
Pelatihan robotic ini sebagai tindak lanjut dari mata pelajaran ketrampilan elektronika di SMPN 3 Taman. “Karena jam ketrampilan hanya dua jam dalam seminggu ini dirasa sangat kurang bagi siswa untuk lebih bisa mendalami dunia elektronika. Untuk itulah diadakan pelatihan khusus pembuatan robot. Walau hanya konsep dasar robot ini akan sangat berguna bagi siswa di kelak kemudian hari,” tutur Drs. H. Endik Prasetya,M.Pd., guru ketrampilan elektronika tatkala mendampingi siswanya mengikuti pelatihan.
Dalam pelatihan ini siswa dibagi menjadi delapan kelompok yang msing-masing kelompok terdiri dari empat orang dan dibimbing oleh seorang mahasiswa PENS ITS. Selain teori tentang cara kerja robot juga diadakan pembuatan robot yang bisa membedakan warna putih dan hitam. Masing-masing kelompok membuat robot yang bentuknya seperti mobil hanya saja jalannya sesuai dengan jalur warna yang diprogramkan. “Robot pendeteksi warna ini bisa diaplikasikan di bidang militer yakni untuk mendeteksi ranjau serta bisa digunakan di pabrik sebagai alat bantu sortir barang,” lanjut Eko Budi yang pernah menjuarai kompetisi roket Indonesia 2010 di Yogyakarta sebagai juara I.
Menurut catatan PENA di Sidoarjo baru ada dua SMP negeri yang minat di dunia robot yakni SMPN 1 Sidoarjo dan SMPN 3 Taman. Khusus di SMPN 3 Taman, pelaksanaan pelatihan robotic ini sebagai pengembangan dari mata pelajaran ketrampilan elektronika. “Di pelajaran elektronika mereka sudah memiliki bekal pengetahuan dan ketrampilan untuk itulah sebagai jawaban atas tantangan jaman yang semakin canggih sekolah memfasilitasinya dengan mengajak kerja sama PENS ITS Surabaya dalam memberikan pelatihan robotic bagi siswa kami,” kata Hj. Retno Utari HP, S.Pd, Kepala SMPN 3 Taman. Selain siswa, pihak orang tua sangat mendukung kegiatan semacam ini, untuk itu sekolah akan menjalin kerja sama dengan PENS ITS untuk kelanjutan pelatihan tentang pembuatan robot ini.
“Jadi kedepan, diharapkan siswa bisa membuat robot yang lebih canggih lagi serta aplikatif dan kami menginginkan siswa yang minat di dunia robot ini nantinya bisa menuai prestasi di setiap ajang lomba cipta kreasi robot,” harap Hj, Retno yang pernah menjadi guru berprestasi juara I Sidoarjo tahun 2004 lalu. YUS
Caption: 1. Siswa SMPN 3 Taman sedang merakit robot.
2. Peserta pelatihan robotic dengan robot pendeteksi warna hasil kreasinya. (foto-foto:YUS)

Dinamika: Diklat Jurnalistik di SMANITA



Bertempat di laboratorium biologi, diklat jurnalistik SMAN I Taman berlangsung lancar dan sukses. Tak kurang dari 53 pelajar Smanita mendapat materi tentang jurnalistik serta pengalaman membuat majalah mini.
Acara yang dibuka oleh Drs. H.Panoyo, M.Pd., selaku Kepala SMAN I Taman ini berlangsung tanggal 1 Desember 2010. Dalam sambutan pembukaan Drs. H.Panoyo,M.Pd., menjelaskan bahwa ketrampilan jurnalistik dan menulis yang didapat siswa setelah mengikuti diklat ini hendaknya dikembangkan sendiri. “Mengingat kemajuan informasi saat ini begitu cepat apalagi informasi di internet begitu cepat dan sangat lengkap. Jadikan ini sebagai titik tolak untuk bisa lebih professional. Selamat, kalian tidak salah memilih kegiatan ini karena kedepannya bisa dijadikan sandaran hidup,” urai Drs. Panoyo.
Pemateri dalam diklat kali ini dari tabloid PENA yakni Yupiter Sulifan. “Secara umum, ilmu jurnalistik bukan sekedar mengajarkan kita cara menulis berita dan menerbitkan media cetak melainkan banyak ilmu yang didapat disini. Salah satunya bisa menambah rasa percaya diri bagi yang melakukannya,” ujar Yupiter.
Materi yang disampaikan dalam diklat jurnalistik ini adalah mengenal ilmu jurnalistik secara dasar, teknik menulis berita, opini dan artikel hingga cara menerbitkan majalah. “Semoga anak-anak yang ikut diklat kali ini bisa menerapkannya dalam berbagai bidang kehidupan. Terutama kecepatan tanggap terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan sekolahnya. Anak-anak akan lebih kritis dan solutif dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada,” terang H. Maryoto,M.Pd, Waka Kesiswaan.
Diharapkan, peserta diklat jurnalistik kali ini siap untuk menjadi kru redaksi majalah siswa Smanita GENTA yang direncanakan terbit dua kali dalam satu tahun, yakni terbit bulan Januari dan Juli 2011. YUS
Caption: 1. Siswa Smanita sedang mencari bahan untuk membuat majalah mini.
2. Peserta diklat jurnalistik, calon kru redaksi majalah siswa GENTA.

Senin, 22 November 2010

Dinamika: Diklat Jurnalistik di Maduwa



Guna mengasah bakat minat dikalangan pelajar Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru (MADUWA) di bidang jurnalistik, hari Minggu tanggal 21 Nopember lalu diadakan Diklat Jurnalistik tingkat dasar.
Diklat yang diikuti sekitar 25 siswa ini dipandu oleh Yupiter Sulifan, wartawan tabloid PENA Diknas Sidoarjo bertempat di ruang pertemuan Maduwa. Materi diklat yang disampaikan pemateri adalah seputar sejarah jurnalistik, teknik wawancara dan menulis berita, persiapan menerbitkan majalah sekolah hingga personalia dalam media cetak.
Antusias peserta mengikuti diklat jurnalistik ini terlihat sejak awal yakni ketika disodori kuis tentang minat peserta dibidang wartawan tulis, fotografer atau penulis. Rata-rata peserta berminat untuk menjadi fotografer dan penulis sedangkan yang berminat menjadi wartawan tulis hanya ada empat orang. Alasannya, fotografer dan penulis itu pekerjaannya lebih menantang daripada wartawan tulis.
Diakhir diklat jurnalistik yang kedua ini peserta dibagi menjadi lima kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan lima orang. Setiap kelompok diberi tugas membuat majalah mini dengan jumlah halaman delapan halaman serta diberi batas waktu mengerjakan hanya dua jam.
Dengan cekatan dan trampil mereka membolak balik majalah atau koran yang mereka bawa untuk mencari bahan artikel yang cocok untuk majalah mereka. Walau waktunya mepet, akhirnya peserta diklat jurnalistik bisa menyelesaikan pembuatan majalah mini tepat waktu dengan berbagai model kreasi.
“Kami berharap dengan adanya diklat jurnalistik ini kemampuan menulis siswa semakin meningkat sehingga bisa menghidupkan mading dan menerbitkan majalah siswa yang dijadwalkan terbit dua kali dalam setahun. Juga akan memberikan wawasan tentang dunia kerja sebagai wartawan untuk bekal masa depan mereka,” urai M.Fanani,S.Sos selaku Kaur Kesiswaan
Caption foto: Peserta diklat sedang mencermati majalah dan surat kabar untuk mengisi majalah mini mereka. (foto:YUS)

Komentar: Vicky Arie Pradana, Ketua OSIS Smanita 2009-2010: Berangkat Lebih Pagi



Bentuk kerja sama yang dilakukan Dinas Perhubungan dan Dinas Pendidikan kabupaten Sidoarjo dalam hal mengurangi kemacetan ataupun kepadatan lalu lintas di jalan raya kota Sidoarjo adalah adanya larangan bagi pelajar yang belum memiliki SIM untuk berkendara motor.
Adanya rencana pemeriksaan ke sekolah-sekolah oleh kedua dinas tadi dan mencari pelajar yang tidak memiliki SIM walau ini akan dilaksanakan secara intensif tahun 2011 ini sudah membuat resah sebagian kalangan pelajar.
Kemacetan dan kepadatan lalu lintas sudah wajar terjadi di kota-kota besar seperti Surabaya dan Sidoarjo dan hal inimemang perlu dirumuskan peraturan atau program untuk mencegah ataupun meminimalkan kemacetan dan kepadatan lalu lintas tadi. Tetapi jika peraturan ini dibentuk seperti peraturan melarang siswa yang tidak memiliki SIM untuk berkendara motor, ini saya kurang sependapat.
Dengan peraturan ini ada dua dampak yang ditimbulkan yakni dampak positif dan negative. Dampak positifnya jelas akan menguraikan kemacetan dan mengurangi kepadatan lalu lintas. Dan dampak negatifnya akan lebih besar dan kompleks diantaranya biaya untuk berangkat sekolah jauh lebih besar, misalnya kalau berangkat menumpang angkutan umum. Bisa-bisa biayanya dua atau tiga kali lipat dari biaya naik motor sendiri. Biaya naik angkutan dalam sehari bisa dipakai dua hingga tiga hari dengan naik motor. Bukankah hal ini malah memberatkan orang tua?
Tentang syarat mendapatkan SIM harus umur 17 tahun, padahal faktanya anak SMA kelas X umurnya antara 15 hingga 16 tahun dan mereka sudah banyak yang berkendara motor. Mungkin hal ini harus dikaji ulang.
Kalau peraturan ini benar-benar dijalankan, kelihatannya tidak akan berpihak pada pelajar terutama bagi pelajar yang rumahnya jauh dari sekolah dan kalau naik angkot bisa oper beberapa kali. Ini akan memperbesar biaya transportasi siswa tersebut.
Solusi atau pemecahan masalah untuk waktu dekat ini adalah dengan mensosialisasikan kepada pelajar agar berangkat sekolah tidak menyamai jam orang pergi kerja dengan kata lain berangkat lebih pagi dari biasanya. Kalaupun mungkin dilakukan yakni dengan membatasi pemakaian mobil pribadi karena keberadaannya memakan badan jalan. (YUS)

Senin, 15 November 2010

UKS: Sabtu Bersih di SMPN 1 Taman



Sering kita mendengar istilah Jumat Bersih diberbagai instansi pemerintah yang intinya pada hari Jumat diadakan bersih-bersih di lingkungan kerjanya masing-masing. Tapi kalau di SMPN 1 Taman sedikit berbeda, karena istilahnya diganti jadi Sabtu Bersih. “Hari Sabtu seluruh dewan guru dan anak didik melakukan senam atau olah raga bersama yang dilanjutkan dengan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah secara bersama-sama pula. Kegiatan pengembangan diri berupa pembinaan ekstrakurikuler dilakukan setelah acara bersih-bersih,” terang Dra. Ambar Sri Sulastri,M.Pd selaku Kepala SMPN 1 Taman kepada PENA.
Ini dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi penghuninya. Upaya untuk menghadirkan lingkungan bersih lagi sehat juga diterapkan manakala siswa datang terlambat tanpa alasan yang jelas. Siswa yang terlambat diberi tugas memungut sampah daun lalu memasukkannya ke dalam bak sampah. “banyaknya daun yang dipungut kami sesuaikan dengan keadaan fisik anak jadi jangan sampai hal ini malah bikin mereka capek atau sakit sehingga tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik,” ujar Drs. Sugeng, waka kesiswaan SMPN 1 Taman.
Bikin Pupuk Organik
Sampah yang terkumpul di lingkungan sekolah ini dimanfaatkan secara baik oleh tim adiwiyata. Salah satu bentuknya dengan dibuat pupuk organic dengan bantuan komposter. “Kebetulan beberapa tahun yang lalu kami dapat bantuan komposter sekaligus ketrampilan membuat pupuk kompos ini lalu kami praktekkan dan hasilnya cukup menggembirakan,” kata Sugeng.
Pupuk organic ini nantinya akan dipakai untuk memupuk tanaman yang ada dilingkungan sekolah. Sayang pembuatannya belum maksimal sehingga belum bisa dinikmati oleh lingkungan luar sekolah. Sampah daun, plastic dan kertas dipilah lalu yang bisa didaur ulang dimanfaatkan untuk ketrampilan misalnya gelas, botol air mineral atau bungkus makanan ringan bagi siswa. Selain membuat lingkungan bersih, siswa juga tidak keluar biaya untuk pelajaran ketrampilan. Proses pemilahannya dimulai dari penyediaan tong sampah yang dibedakan organic dengan anorganik. Siswa juga dilibatkan dalam proses pemilahan ini, sehingga mereka tahu bahwa sampah ternyata masih bisa digunakan dan tidak semua sampah itu tidak berguna.
Pemahaman akan pentingnya UKS di sekolah juga turut disosialisasikan melalui bidang studi geografi, biologi dan olah raga. “Ketiga bidang studi saling terkait dan menunjang keberadaan UKS di sekolah kami,” tutur Dra. Ambar Sri Sulastri, M.Pd. Intinya, ditanamkan dalam diri peserta didik untuk mau peduli dengan lingkungan sekitarnya, baik di sekolah, rumah ataupun dimanapun berada.
Soal kesehatan peserta didik, bentuk antisipasi sekolah tentang penyebaran penyakit tertentu bagi peserta didiknya yakni dengan menjalin kerja sama dengan puskesmas Taman. Bentuk kerjasamanya dengan mengadakan pemberian vaksinasi serta pemeriksaan secara menyeluruh terhadap siswa kelas 7.
Disamping itu, diadakannya penyuluhan kesehatan oleh wali murid yang berprofesi sebagai dokter. Juga peran guru BK dalam upaya mensosialisasikan kesehatan fisik dan mental. Penyebarluasan informasi tentang bahaya merokok bagi kesehatan juga tak henti-hentinya dilakukan kader UKS beserta guru BK. “Kami libatkan guru BK karena pendekatan yang dilakukan ke peserta didik itu sangat personal, diharapkan dengan metode ini upaya untuk menyehatkan peserta didik baik fisik maupun mental bisa tercapai,”harap Ambar.
Maraknya penggunaan narkoba dan pornografi dikalangan remaja tak luput dari perhatian pihak sekolah. Sidak ke kelas adalah cara paling efektif untuk saat ini. “Tentu waktunya tidak kami tentukan dan sifatnya sewaktu-waktu jadi anak kalau memang tidak membawa barang-barang terlarang tadi ya tidak masalah. Lain halnya bagi siswa yang bawanya pasti akan terlihat tergopoh dan gemetaran. Kami lakukan sidak ini tujuannya agar anak-anak tidak main-main dengan barang-barang terlarang tadi,” ungkap Sugeng.YUS
Caption foto: Dra. Ambar Sri Sulastri, M.Pd (berkerudung coklat nomor empat dari kiri) ketika berada ditengah-tengah tim Adiwiyata SMPN 1 Taman. (foto:YUS)

Dinamika: Audisi Calon Ketum Osis SMPN 3 Krian




Setelah diadakan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) tanggal 13-14 Nopember 2010 di vila Cemara Pacet, akhirnya tanggal 15 Nopember 2010 dilangsungkan pemilihan ketua umum OSIS SMPN 3 Krian.
“Di acara LDKS inilah semua calon ketua umum digembleng oleh pengurus OSIS lama serta Pembina OSIS. LDKS merupakan kawah candradimukanya calon pemimpin OSIS yang baru. Setiap gerak gerik dan prilaku, tutur kata para calon ketua yang baru ini kita perhatikan. Tentunya ini semua tanpa sepengetahuan yang bersangkutan, dari hasil pemantauan inilah kami bisa menarik kesimpulan,” urai Mugiyanto, S.Pd., selaku Pembina OSIS SMPN 3 Krian pada PENA.
Penyaringan calon ketua umum OSIS yang baru juga dilakukan melalui audisi dihadapan teman-teman serta bapak ibu guru. Saat audisi inilah calon ketua diuji pengetahuan akademis dan umum serta diuji mentalnya. “Ketika audisi semua calon kami beri kebebasan untuk berbusana ini juga masuk penilaian. Busana mereka yang sesuai dengan karakteristik siswa SMP maka akan diberi nilai tambah oleh teman dan gurunya. Juga wawasan mereka ketika audisi akan dinilai oleh pemilihnya,” urai M.Qudlori,SS., waka kesiswaan.
Diakhir pemilihan dari ketujuh calon yang semuanya siswa-siswi kelas 8 maka Donny Prasetya HP kelas 8-Bmemperoleh nilai tertinggi yakni 154. Karena memperoleh nilai mutlak meninggalkan pesaingnya maka Donny ditetapkan sebagai ketua umum OSIS SMPN 3 Krian periode 2010-2011. “Kaget dan senang ketika saya akhirnya dijadikan ketua OSIS, maklumlah karena pesaing saya banyak yang lebih unggul. Karena teman-teman mempercayakan pada saya, maka saya harus bisa melaksanakan tugas ini sebaik-baiknya,” kata Donny yang bercita-cita jadi perwira TNI ini.
Harapan dari waka kesiswaan dan Pembina OSIS kepada ketua OSIS yang baru adalah bisa turut mensukseskan program-program sekolah terutama menumbuhkembangkan karakter disiplin, prestasi, bermoral dan harmonis dikalangan siswa. YUS
Caption foto: 1. Calon ketum OSIS SMPN 3 Krian saat pemilihan.
2. Donny Prasetya HP bersama Mugiyanto,S.Pd. (foto:YUS)

Sabtu, 13 November 2010

Dinamika: Diklat PMR Smanita di Pacet



Palang Merah Remaja (PMR) SMAN 1 Taman (Smanita) tahun ini mengadakan diklat bagi anggota barunya bertempat di vila palem Pacet Mojokerto. Diklat yang berlangsung tanggal 6 – 7 Nopember ini diikuti kurang lebih 55 anggota baru.
Materi yang diberikan dalam diklat kali ini adalah pengenalan sejarah PMI, bongkar pasang tandu, hingga pertolongan pertama pada keadaan darurat. Pemberi materi dalam acara ini selain dari PMI cabang Sidoarjo, Pembina OSIS Smanita juga dari anggota PMR yang sudah senior.
“Untuk diklat ini sebenarnya pertama kali diadakan di luar kota dengan alasan agar peserta bisa menambah wawasan serta pengenalan alam,” ujar H.Maryoto,M.Pd., pada PENA. Setelah menerima materi tentang ke PMR-an, di pagi hari Minggu peserta diajak jelajah medan yang didampingi para seniornya. Lokasi yang dituju adalah tempat pemandian air panas Pacet.
“Sengaja peserta diajak jelajah medan untuk bisa mengenal lokasi dari yang mudah dijangkau hingga yang sulit. Nantinya anggota PMR tidak akan kaget bila suatu saat dapat tugas membantu memberi bantuan pada korban bencana alam,” kata Lailis Safitri, S.Pd yang juga sebagai laboran di Smanita. YUS
Caption foto: Peserta diklat PMR Smanita sedang mempraktekkan bongkar pasang tandu. (foto:YUS)

Bunga Rampai: Unik Menarik di SIEDEX 2010







Agenda tahunan yang rutin digelar kantor Dinas Pendidikan kabupaten Sidoarjo adalah pameran pendidikan atau Sidoarjo Education Expo (SIEDEX). SIEDEX tahun ini berlangsung mulai tanggal 11 hingga 14 Nopember 2010 bertempat di Hall Sun City Sidoarjo dengan dibuka oleh Bupati Sidoarjo, H.Saiful Illah.
Puluhan KB/TK hingga SMA/SMK turut berpartisipasi dalam acara ini. Mereka menampilkan hal-hal baru dan bahkan yang unik menarik dari sekolahnya masing-masing. Semisal kreasi dari SMKN 1 Buduran yang hamper setiap tahun mengeluarkan kreasi uniknya. Untuk tahun lalu sekolah yang terletak dijalan Jenggolo ini menampilkan art nail (menghias kuku) dan untuk SIEDEX kali ini menghadirkan Body Painting. Berbekal pengetahuan yang cukup serta ketrampilan pribadi, seorang siswi menghias tubuh siswi lainnya. Dengan menorehkan cat khusus secara teliti dan hati-hati maka terciptalah lukisan dasar laut ditubuh siswi sang model. Aksi ini cukup menyita perhatian banyak pengunjung pameran.
Bukan itu saja, SMKN 1 Buduran juga menciptakan lambang kota Sidoarjo yakni huruf ‘S’ dibentuk udang dan bandeng dari krupuk. Huruf ‘S’ yang tingginya mencapai 1 meter ini disusun dari krupuk yang menghabiskan sekitar 5 kg krupuk mentah ‘made in’ Sidoarjo. “Krupuk udang, kupang adalah khas Sidoarjo, kami tampilkan dengan bentuk lain yakni huruf ‘S’ sebagai lanbang kota delta,” ujar Dra. Supramesti Bibit R sang kreatornya sekaligus guru di SMKN 1 Buduran.
Ada diaroma manusia purba dari Mojokerto cukup membuat pengunjung terkesima. Pelayanan tensi darah oleh kader-kader muda SMP Muhammadiyah 2 Sidoarjo hingga terapi konsentrasi yang disuguhkan komunitas SMPN Taman. Dalam terapi konsentrasi ini setiap pengunjung diberi tugas mengurutkan sebuah lingkaran logam pada lekukan logam lainnya. Dengan catatan tidak boleh bersentuhan dan bila bersentuhan maka terapi gagal dan akan terdengar sirine pertanda yang diterapi ini gagal. YUS
Foto-foto:YUS

Sabtu, 30 Oktober 2010

Baca Sumpah Pemuda di Taman


(berita tambahan)
Murid TK Sekolah Harapan Bangsa (SHB) Waru Sidoarjo sedang meninkmati atraksi lumba-lumba di Taman Safari Prigen.

Baca Sumpah Pemuda di Taman






Peringatan Sumpah Pemuda ala TK Sekolah Harapan Bangsa Waru:
Baca Sumpah Pemuda di Taman

Kalau biasanya peringatan hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober dilakukan dengan mengadakan upacara bendera dengan penuh hikmad tapi lain halnya di TK Sekolah Harapan Bangsa.
Selain ada upacara bendera, untuk memperingati hari Sumpah Pemuda ini dilakukan pawai atau karnaval, parade drum band, percakapan bahasa Inggris hingga pembacaan Sumpah Pemuda pada tanggal 30 Oktober lalu.
Upacara bendera dilaksanakan tepat pada tanggal 28 Oktober 2010 dengan petugas upacaranya adalah bapak ibu guru dan muridnya sebagai peserta upacara. Pelaksanaannya di halaman sekolah yang berada dikawasan Perum Kepuh Permai Waru Sidoarjo tepatnya berada di jalan Gunung Agung blok Q 1 – 3.
“Mengingat visi dan misi sekolah ini sama dengan isi sumpah pemuda maka peringatannya juga kami selaraskan. Untuk karnaval atau pawainya semua siswa dari murid play group hingga TK B mengenakan pakaian berbagai adat dan kepercayaan di Indonesia,” ujar Winarsih, S.Pd., selaku Kepala KB/TK Sekolah Harapan Bangsa (SHB) Waru Sidoarjo pada PENA.
Peserta karnaval berjalan menyusuri jalan Gunung Agung menuju taman perum Kepuh Permai. Sepanjang jalan, warga juga dihibur dengan drum band TK SHB, Drum Kid SHB. Dengan iringan lagu kodok ngorek dan kancil mencuri ketimun, peserta karnaval nampak antusias dan riang gembira. Sesampai di taman, diperdengarkan percakapan bahasa Inggris yang dibawakan oleh siswa TK B. Sebelum acara berakhir dibacakan Sumpah Pemuda oleh tiga murid TK B. Diakhir acara ini diadakan makan bersama di sekolah.
Tematis Binatang
Pada tanggal 23 Oktober semua murid TK SHB Waru diajak ke Taman Safari Prigen. Di tempat ini murid diajak melihat langsung tentang berbagai jenis binatang dengan dipandu petugas Taman Safari. “Ditempat ini, anak-anak bukan sekedar jalan-jalan melihat aneka binatang karena setelah kegiatan ini mereka mengisi LKS yang isinya tentang binatang tadi,” tutur Winarsih, S.Pd., pada PENA.
Semua kegiatan ini merupakan agenda rutin TK Sekolah Harapan Bangsa Waru yang ternaungi yayasan Widyatna Dharma. YUS/adv
Caption:
1. Kepala TK Sekolah Harapan Bangsa (SHB) Waru (kerudung putih) foto bersama guru-guru pendidik.
2. Drum Kid TK SHB yang lincah.
3. Peserta karnaval memperingati Hari Sumpah Pemuda.
4. Percakapan bahasa Inggris tentang perbedaan agama.
5. Pembacaan Sumpah Pemuda oleh murid TK B.
6. Murid TK SHB Waru sedang menikmati atraksi lumba-lumba di Taman Safari. (foto-foto:YUS)

Bekali Anggota dengan IT


Komentar
Rohmad, S.Pd., Andalan Kwaran Kecamatan Taman:
Bekali Anggota dengan IT
Keberadaan pramuka di sekolah sungguh sangat memprihatinkan. Selain dipandang sebelah mata juga sangat minim jumlah anggotanya. Dengan kata lain sedikit sekali siswa yang tertarik dan mau masuk mengikuti kegiatan kepramukaan.
Sebagian siswa menganggap kalau ikut pramuka itu ketinggalan jaman, kuno bahkan tidak berguna sama sekali. Padahal kalau kita mau menggali dan mengikuti lebih dalam kegiatan pramuka itu sangat besar dan banyak manfaatnya.
Selain bisa menumbuhkembangkan jiwa kepemimpinan juga bisa membentuk watak dan budi pekerti luhur di kalangan siswa. Hanya saja selama ini cara penyampaian materi tentang kepramukaan yang masih jauh dari ideal. Artinya, system pendidikan pramuka yang kurang menarik, menyenangkan, kurang menantang, belum terarah dan teratur. Hal inilah yang menjadi tantangan besar kalangan Pembina pramuka di sekolah.
Kalau selama ini yang diajarkan dalam kepramukaan adalah tepuk tangan, menyanyi dan tali temali, sudah saatnya mereka memberikan bekal pada anggota pramuka tentang IT serta iptek. Tidak bisa dipungkiri IT saat ini menguasai hampir semua sisi kehidupan kita. Kemajuan teknologi HP dan internet sudah menjadi kebutuhan hidup kita.
Sudah sepatutnya anggota pramuka juga harus menguasi IT dan iptek setidaknya bisa mengetahui perkembangan gerakan pramuka di daerah atau Negara lain. Dan ini bisa dijadikan ajang tukar pengalaman dan informasi.
Disamping itu, dengan menguasai IT maka anggota pramuka akan terbuka wawasannya, bertambah pengetahuannya sehingga secara tidak langsung dia sudah menempatkan diri sebagai diri yang berpotensi.
Bila perlu setiap kegiatan kepramukaan itu dipublikasikan di internet agar semua masyarakat mengetahui dinamika gerakan pramuka. Serta masyarakat bisa memberikan komentar dan masukan untuk kemajuan dan perkembangan gerakan pramuka.
Dengan kemajuan IT, anggota pramuka juga bisa mengetahui pengetahuan lainnya yang akan bisa menunjang kemajuan kegiatan pramukanya. Misalnya tentang dunia pengobatan, makanan minuman, survival hingga pengetahuan tentang memperbaiki berbagai peralatan.
Kalaupun mungkin, kegiatan pramuka di sekolah itu harus diwajibkan pada setiap siswa. Bukan di sunnahkan, artinya setiap siswa harus dan wajib mengikuti kegiatan kepramukaan. Hal ini harus diimbangi dengan materi atau bahan ajar tentang kepramukaan yang menyenangkan dan tidak membosankan. Inilah sebenarnya tantangan bagi Pembina pramuka serta pihak-pihak yang merasa memiliki pramuka sebagai wadah untuk membentuk watak dan budi pekerti siswa. YUS

Maju Makmur Bersama Disain Grafis



Bosan jadi karyawan, mungkin ini pernyataan yang tepat bagi M. Mujib. Selama kurang lebih enam tahun bergelut didunia jurnalistik, M.Mujib yang saat itu berprofesi sebagai tenaga disain/lay out disebuah perusahaan pers di Surabaya, dengan penghasilan yang pas-pasan akhirnya bangkit untuk merubah nasib.
Dengan bekal kepercayaan dan dana sebesar Rp 3 juta dari seorang pengusaha percetakan, Habib Hasbullah, M.Mujib membuka usaha disain grafis. Mengapa memilih usaha jenis ini? “Selain pengalaman di bidang lay out tabloid juga seringnya saya mengerjakan disain majalah sekolah. Dari sinilah muncul ide saya untuk membuka usaha disain grafis,” tutur alumni IAIN Sunan Ampel Surabaya ini kepada PENA.
Disamping dana Rp. 3 juta juga seperangkat computer sebagai modal awal Mujib untuk memulai usaha disain grafisnya sejak Desember 2007 lalu. Bukan usaha namanya kalau tanpa pesaing, begitu juga yang dialami Mujib. “Pesaing saya merupakan pemain lama di bidang disain dan dilengkapi dengan sarana yang serba canggih sedangkan saya saat itu hanya berbekal seperangkat computer tapi saya percaya bahwa Alloh itu maha adil dan membagi rejeki kepada semua umatnya. Saya bertekad untuk menjadi pesaing terberat mereka,” tutur Mujib yang memberi nama usahanya ini M2 Print.
Sebagai langkah awal yang dilakukan Mujib bersama dua orang rekan kerjanya yakni menghubungi teman-teman wartawannya bila akan cetak medianya melalui M2 Print ini. “Alhamdulillah, cara ini tergolong efektif dari gethok tular teman-teman wartawan bisa membuahkan order disain yang melimpah ruah, mulai dari disain tabloid hingga kartu nama, bahkan kartu undangan pesta pernikahanpun saya terima,” lanjut pria asal Pati ini.
Memasuki bulan ke tiga, M2 Print mempunyai karyawan sebanyak empat orang dan bidang usahanya bukan hanya disain grafis melainkan berkembang ada advertising, percetakaan, photo video, wedding dan service HP. “Pada dasarnya saya membuka unit usaha baru karena melihat permintaan pasar dan dari permintaan inilah saya memberanikan diri untuk membuka unit usaha baru. Khusus untuk service HP saya meluangkan waktu khusus untuk kursus mengenai software dan hardware beberapa merek HP,” urai pria murah senyum ini sembari menyebut beberapa merek HP ternama.
Terima Anak PKL
Setelah berjalan sekitar tiga tahun aset M2 Print yang semula hanya seperangkat computer kini sudah bertambah menjadi tiga unit computer, video kamera, kamera digital DSLR Nikon serta sebuah mesin cetak seharga Rp. 95 juta. “Untuk mesin cetak ini, kami masih kredit dan ini merupakan modal tambahan yang sangat berharga bagi kami,” ujar Mujib.
Sesuai dengan namanya, M2 Print atau Maju Makmur Printing, sang pendirinya berharap usaha ini terus maju dan berkembang seiring dengan kemajuan jaman dan mengikuti kemauan konsumen. Tak salah kalau tahun 2009, M2 print menambah unit usahanya dengan pembuatan kaos dan konveksi.
Musim kampanye adalah waktu yang sangat menguntungkan bagi usaha ini. Betapa tidak, ribuan kaos, topi, bendera hingga spanduk dari caleg maupun calon kepala daerah memesan disini. “Memang tidak semua caleg itu jujur artinya mereka membayar kontan setelah pesanannya selesai tapi ada juga yang agak mbulet, tapi biarlah semua akan ada balasannya,” kata aktifis Sarbumusi ini.
Tanpa terasa unit usaha M2 Print berkembang luas, spesialis pembuatan aneka bentuk dan ukuran pin serta id card juga dirambahnya. Sehingga hal ini membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak dan Mujib menambah jumlah karyawannya sebanyak enam orang. “Dua orang masih duduk dibangku SMK, tiga orang sedang menyelesaikan kuliah,” jelas Mujib.
Bahkan saking banyaknya order, Mujib memutuskan untuk menerima anak PKL dari berbagai jurusan baik SMK maupun dari lembaga kursus. Tak heran bila di studionya yang berukuran 5 x 5 meter terasa penuh sesak segala jenis peralatan dan personil M2 Print.
“Terus terang kami belum bisa memberi honor yang besar tapi kalau ilmu akan kami berikan semua dan kami berharap anak-anak yang pernah PKL disini bisa berwiraswasta dengan kelebihan potensi yang dimilikinya. Tidak harus kerja ikut orang sebisanya membuka lapangan kerja untuk dirinya sendiri,” pesan Mujib.
Motto yang diterapkan pada seluruh kru M2 Print adalah memberikan yang terbaik pada konsumen. “Senyum puas konsumen adalah kebahagiaan kami dan kami pun memberikan yang terbaik bagi konsumen,” promosi Mujib tentang pelayanan M2 Print. YUS
Caption:
1. M. Mujib sang pendiri M2 Print
2. M. Mujib tatkala melayani konsumen di studionya yang berada dikawasan Sedati. (foto:YUS)

Kamis, 22 April 2010

Kawasan Waru Tersaput Kabut Tebal



Tidak biasanya kawasan Waru tersaput kabut tebal, tanggal 22 April 2010 pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB. Pagi itu hampir semua ruas jalan di Waru tertutup kabut tebal hingga jarak pandang pengendara sangat terbatas.
Bahkan gedung Cyto di kawasan Bunderan Waru pun tertutup kabut hingga kemegahannya tenggelam.

Mimi, Ikan Eksotik dengan Seribu Telur




Mimi lan mintuno, begitu orang tua dulu menyebut sepasang kekasih yang lengketnya mirip perangko. Perumpamaan ini kiranya tepat karena mimi mintuno lambang sejoli yang subur. Subur karena telur yang dihasilkan jumlahnya ratusan, setidaknya bagi sepasang kekasih bisa mempunyai turunan yang banyak.
Banyak ditemukan di kawasan pantai atau hutan bakau/mangrove. Dan harga jualnya cukup tinggi dengan garis tengah 30 Cm dibandrol Rp. 30 ribu dan ini sudah dalam keadaan matang dan siap santap.