Sabtu, 21 November 2009

Mading 2D di LDKS Mitsanu Berbek


Jiwa kepemimpinan pada anak harus ditanamkan sedari dini, setidaknya ini dijabarkan oleh segenap Pembina PK IPNU-IPPNU Mitsanu Berbek Waru dalam kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS).
Acara yang dilaksanakan 14-15 November 2009 ini bertempat di Villa Tropodo dengan sederet materi dari Pembuatan Proposal, Latihan Kekompakan, Raker, Pembuatan Majalah Dinding (Mading) hingga materi Diskusi Kelompok.
Peserta yang ikut dalam LDKS kali ini adalah pengurus PK IPNU-IPPNU Mts. NU Berbek periode 2009-2010 serta wakil dari kelas 7 dan 8 yang tergabung dalam MPK. “Kami berharap semoga dengan LDKS ini jiwa kepemimpinan PK Mitsanu terbentuk sekaligus bisa menjadi teladan bagi siswa lainnya,” ujar Hj. Rindowati selaku Wakamad disela-sela acara.
Instruktur LDKS selain dari jajaran dewan guru Mitsanu Berbek, Drs. Misbahul Munir, Agus Salim,S.Pd., Hj. Rindowati juga didatangkan instruktur dari luar yakni Yupiter Sulifan, S.Psi., wartawan Tabloid PENA Diknas Sidoarjo. Bila dalam kegiatan LDKS lainnya, materi tentang jurnalistik jarang atau bahkan tidak pernah diberikan tapi di LDKS Mitsanu, materi jurnalistik malah dikemas dalam bentuk pembuatan Mading.
“Siswa tidak hanya menguasai ilmu tentang kepemimpinan tetapi juga punya bekal pengetahuan tentang jurnalistik terutama Mading. Dan setelah acara ini ketrampilan bikin mading bisa diterapkan di tiap kelas,” urai Nufil Kholili, S.Pd.
Ada satu yang unik dalam pembuatan mading ini yakni membuat mading 2 dimensi yang bahan-bahannya dari barang bekas. Ada kertas, kotak rokok, gelas air mineral, spon sandal hingga sedotan plastik. Dan diakhir acara LDKS ditutup oleh kepala Mitsanu Berbek, Mas Husen, S.Pd. ***

Zikir dan Kesejahteraan Jiwa



Dalam beberapa dekade belakangan ini, seolah sudah membudaya masyarakat kita mengikuti majelis-majelis zikir. Bahkan, zikir yang seharusnya menjadi sebuah kewajiban ibadah bagi pemeluknya kini tak ubahnya seperti sebuah gaya hidup. Tak mengherankan kalau bermunculan majelis-majelis zikir di berbagai pelosok tempat, bahkan di acara televisi, zikir sudah menjadi acara rutin yang dinantikan pemirsanya.
Walau hanya mengikuti acara zikir di televisi tak jarang pemirsanya juga terlarut dalam alunan asma-asma Allah yang dilantunkan dalam zikir tadi. Meneteskan air mata hingga pingsan, sering terjadi tatkala seseorang melakukan zikir ini.
Terlepas dari itu semua, sebenarnya kalau kita kaji lebih mendalam ternyata zikir ini bukan sekedar kita mengingat Allah SWT saja melainkan bisa membimbing kita menuju jiwa yang lebih sehat dan sejahtera.
Zikir dalam arti sempit yaitu mengingat Allah SWT. Zikir, menyebut-nyebut nama Allah SWT dan merenungkan kuasa, sifat, dan perbuatan serta nikmat-nikmat-Nya menghasilkan ketenangan batin. Allah SWT menegaskan dalam ayat berikut ini. “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra’d : 28).
Sedang dalam arti luas, zikir yaitu mengerjakan puasa, sholat, bertobat dan semua amal shaleh yang ikhlas karena Allah SWT semata. Sebagaimana yang ditunjukkan Allah SWT dalam firmanNya : “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan hatinya (jiwanya) dan dia mengingat nama Tuhannya lalu bersholat. Tetapi kamu memilih kehidupan duniawi. Sedangkan akhirat itu adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS Al’Alaa : 14-17).
Hati atau jiwa yang tidak bersih akan membawa perasaan tidak tenang dan tidak nyaman. Perasaan seperti inilah yang sering mengganggu kita, baik bersifat internal, seperti rasa takut akan sesuatu dan rasa putus asa akibat tidak mendapatkan sesuatu, maupun eksternal, seperti kalah bersaing dengan orang lain dalam mencapai sesuatu dan tidak adanya jaminan akan keselamatan hidup atau masa depan. Tidak heran bila perasaan tidak tenang itu dapat mengakibatkan seseorang menjadi stres. Nah, salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk menghilangkan perasaan tidak tenang dan tidak nyaman itu adalah dengan zikir mengingat Allah SWT.
Zikir = Pekerjaan Jiwa
Dalam kajian ilmu psikologi, mengingat atau menyadari adalah pekerjaan jiwa yang berhubungan dengan tingkah laku manusia sehari-hari. Ingatan dan kesadaran itu bisa timbul disebabkan oleh pacuan yang datang dari luar. Seperti yang dituturkan Prof. Dr. Muller Freinfels, seorang ahli kejiwaan, ingatan dan kesadaran ini juga bisa timbul dari dalam pikiran (jiwa) sebagai hasil suatu reproduksi terhadap pengalaman panca indra.
Dari hasil reproduksi ini muncullah tanggapan. Tanggapan yang satu bergabung dengan yang lain menghasilkan suatu susunan ingatan dan kesadaran. Dan akhirnya zikir ialah ingatan kembali kepada Allah SWT sebagai hasil dari pengalaman yang dicapai oleh panca indra kita.
Zikir yang biasa kita dengar sehari-hari juga dapat berarti doa, pengharapan, tahmid dan pengagungan serta sanjungan kepada Allah SWT. Zikir lebih menonjolkan segi estetika atau rasa keindahan dalam hal ini adalah hubbul jamal (cinta kepada Dzat Yang Maha Indah) atau Allah SWT. Zikir itu mengingat Allah SWT dalam arti mengingat disini bukanlah mengingat suatu peristiwa tetapi mengngiat dengan keyakinan akan kebenaran Allah SWT dengan segala sifatNya.
Sayid Syahid Hasan Al Banaa pernah mengungkapkan dengan tegas bahwa apa saja yang mendekatkan diri kepada Allah dan semua ingatan yang menjadikan diri kita dekat kepada Allah adalah zikir.
Lantas, mengapa dengan zikir, hati menjadi tenang dan tenteram?
Hati dapat merasakan gelisah, sengsara, resah, susah, dan sedih. Ia juga bisa tertutup, mati, berkarat, melemah, lalai, dan lupa. Sebaliknya, ia juga bisa merasa nyaman, tenteram, senang, gembira, dan bahagia. Ia juga bisa terbuka, hidup, bersih, menguat, ingat, dan terjaga.
Salah satu faktor penyebab yang membuat hati menjadi tidak tenteram dan tidak tenang adalah ghaflah, alias lalai dan lupa kepada Allah SWT. Orang yang lalai dan lupa kepada Allah SWT akan membuatnya lupa kepada dirinya sendiri. Orang yang lalai dari zikir juga tidak akan pernah merasa hidupnya tenang dan tenteram. Ia akan selalu dalam keadaan gelisah, resah, dan susah. Orang yang lupa kepada Allah SWT akan tenggelam ke dalam telaga kelupaan, kebimbangan, dan keterasingan. Ia akan jauh dari lingkaran cahaya dan akan masuk ke dalam lingkaran kegelapan. Allah SWT menegaskan, “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah SWT menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.” (QS Al-Hasyr : 19).
Sementara itu, orang yang ingat, zikir kepada Allah SWT, hatinya akan tenteram dan tenang. Ia akan ingat kepada dirinya sendiri dan Allah SWT pun akan membuatnya ingat kepada dirinya sendiri. Hidupnya akan tenang dan tenteram. Ia akan selalu berada dalam lingkaran cahaya. Sebab, zikir dapat menghilangkan rasa sedih dan rasa gelisah dari hati.
Zikir dapat mendatangkan kebahagiaan hati. Ia dapat menyinari hati dan menguatkannya. Ia dapat menghidupkan hati dan membersihkannya dari kotoran dan karat. Orang yang berzikir akan senantiasa dekat dengan Allah SWT. Dan, Allah SWT pun akan senantiasa bersamanya. Zikir merupakan obat hati dan lalai adalah penyakitnya. Hati yang sakit hanya dapat diobati dan disembuhkan dengan zikir kepada Allah SWT.
Zikir dan Teori Kepribadian
Dalam hadist riwayat Bukhori, Abu Musa Al Asy’ari r.a. bercerita bahwa Rasulullah SAW bersabda: Perumpamaan orang yang berzikir dan orang yang tidak zikir kepada Allah SWT, bagaikan hidup dan mati.
Pengertian hidup dan mati disini hakekatnya adalah persoalan hati/jiwa. Orang yang hatinya hidup mampu mengerahkan potensi akal, perasaan serta gerak jasmaninya, sedang orang yang jiwanya telah mati sudah tidak atau kurang dapat berbuat apa-apa yang berarti bagi hidupnya.
Jangankan mati, hati baru sakit saja banyak anggota tubuh yang tidak berfungsi. “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal darah. Apabila darah itu baik maka seluruh tubuh itu akan baik. Tetapi bila rusak (sakit) maka rusaklah semua fungsi tubuh. Ketahuilah segumpal darah itu ialah kalbu (hati).” (Hadist riwayat: Muttafaq alaih).
Menurut teori kepribadian Sigmund Freud, orang yang tidak zikir atau yang selalu tidak ingat Allah SWT, semua gerak dan irama hidupnya akan selalu dalam pengaruh Das es. Das Ich manusia akan senantiasa mengikuti pengaruh alam bawah sadar (Das es) tadi. Ini mengakibatkan pengaruh Super Ego tidak berperan sama sekali.
Bila Das es mendominasi dalam tingkah laku maka manusia akan menuruti semua keinginannya. Tak peduli, apakah keinginannya itu sesuai dengan norma-norma ataupun tidak, bukan menjadi persoalan. Misalkan rasa lapar, perut menuntut untuk diberi makan. Otak pusat syaraf memerintahkan tangan untuk mengambil makanan, mulutpun siap untuk mengunyah apa saja yang masuk. Disini tidak perlu adanya kesadaran apakah makanan ini halal atau haram, melanggar hak orang lain atau tidak. Semuanya sama saja bagi ego manusia.
Dengan senantiasa berzikir kepada Allah SWT, super ego akan selalu terjaga. Super ego akan berfungsi sebagai pengontrol bagi tingkah laku manusia dengan baik. Sehingga dengan berzikir manusia akan sejahtera jiwanya.
Menurut ilmu medis, dalam otak manusia terdapat zat kimiawi yang secara otomatis keluar ketika seseorang berzikir. Zat itu bernama endhorphin. Zat ini mempunyai fungsi menenangkan otak, sebagaimana morfin yang bisa menenangkan otak. Bedanya, morfin berasal dari luar tubuh, sementara endhorphin berasal dari dalam tubuh.
Zikir yang mengantarkan kepada ketenangan dan ketenteraman hati bukanlah zikir sekadar ucapan lisan semata, melainkan harus dimaksudkan untuk mendorong kita menuju kesadaran tentang kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Ketika kita menyadari bahwa Allah SWT adalah Penguasa tunggal dan Pengatur alam raya dan yang dalam genggaman tangan-Nya segala sesuatu, maka menyebut nama-Nya, mengingat kekuasaan-Nya, serta sifat-sifat-Nya yang agung, pasti akan melahirkan ketenangan, ketenteraman dan kesejahteraan dalam jiwa kita.
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmad Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab : 21).***
Yupiter Sulifan, S.Psi (tulisan ini juga dimuat di tabloid PENA Diknas Sidoarjo edisi Nopember 2009)

Rabu, 04 November 2009

Budaya Suwuk Masih Relevankah?

Satu kebiasaan masyarakat desa atau masyarakat jaman dulu yang saat ini sudah jarang kita temui yakni melakukan pengobatan dengan jalan suwuk. Tatkala anak balita menangis di tengah malam buta, orang tuanya buru-buru mendatangi tetua kampung atau orang yang dipercaya mempunyai ‘kelebihan’ atau ‘orang pintar’ supaya melakukan suwuk.
Dan hanya dengan segelas air putih yang sebelumnya diberi doa-doa atau mantra tertentu si balita tadi langsung reda tangisnya. Dan budaya menyuwukkan anak yang rewel, suhu badannya tinggi ini sudah sejak lama dan turun temurun. Hanya saja, diera digital saat ini banyak orang tua yang sudah tidak mempercayai pengobatan dengan jalan suwuk ini. Mereka menganggap tidak rasional hingga anggapan ketinggalan jaman.
Benarkah budaya suwuk ini tidak rasional dan ketinggalan jaman? Budaya suwuk, yaitu pengobatan yang dilakukan dengan doa-doa memakai perantara air putih atau air ludah si penyuwuk. Ketika jaman Walisongo, salah seorang anggotanya, Maulana Ishaq yang berasal dari Samarkand, Rusia selatan ini adalah seorang ahli pengobatan. Salah satu metode pengobatan yang dilakukan Maulana Ishaq adalah dengan suwuk.
Metode dakwah Maulana Ishaq yakni lewat jalur memberikan pengobatan gratis kepada warga disuatu daerah yang dilewatinya. Hingga suatu saat Maulana Ishaq dipanggil oleh seorang raja di Blambangan yang anaknya sakit keras. Atas ijin Allah, pengobatan yang dilakukan Maulana Ishaq diberi kesembuhan.
Suwuk biasanya dilakukan oleh para kiai yang wira’i, zuhud atau mereka yang mendalami ilmu ketabiban.hampir semua kiai tempo dulu membekali dirinya dengan ilmu suwuk ini.
Praktek menyuwuk biasanya menggunakan wasilah (media) air putih. Paling baik menggunakan air zam-zam. Kalau tidak ditemukan, bisa juga menggunakan air hujan, air sumur disekitar makam wali, atau air sumur di sekitar makam Sunan Ampel Surabaya. Kalau semua itu sulit didapatkan, setiap air putih juga bisa dipakai. Bahkan termasuk air mineral dalam kemasan.
Wadah air dibuka tutupnya didepan kiai, dibacakan doa-doa tertentu lalu ditiupkan ke dalamnya.
Adapun cara penggunaannya: air yang sudah ditiupkan doa didalamnya itu diminumkan kepada pasien. Bisa juga diusap-usapkan ke seluruh tubuhnya, atau hanya ke bagian yang dirasakan sakit, atau dipercik-percikkan di sekitarnya. Biasanya para kiai yang memberikan pengobatan model ini menyertakan pesan:”Jangan lupa minta kesembuhan kepada Allah SWT, karena yang punya kesehatan dan sakit itu hanyalah Allah. Manusia hanya ikhtiar dan obat hanyalah perantara. Allah yang menentukannya.”
Bukti Ilmiah
Keberadaan air dalam dunia pengobatan suwuk ini ternyata menarik minat kalangan ilmuan untuk menelitinya. Guru Besar Fakultas MIPA Unair, Prof. Dr. Ir. Suhariningsih mengatakan bahwa air juga membentuk konfigurasi yang mampu memancarkan gelombang elektromagnetik. Di bidang kimia air memiliki rumus H2O, tetapi bagi ahli fisika konfigurasi atom pembentuk molekul air sangat menentukan informasi yang ada di dalamnya. Setiap molekul air mengandung informasi tertentu. Fenomena yang ada, tergantung dari informasi yang datang. Air dalam struktur tertentu, dapat menjadi informasi yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga bisa bersifat menyembuhkan.
Orang yang belum mengerti hakikat dan karakteristik air sering mengira bahwa pengobatan alternatif dengan cara meminum air yang telah diberi doa sebelumnya, merupakan suatu cara yang tidak ilmiah. Karena itu maka “layak” disebut sebagai cara yang tidak rasional.
Namun, seorang peneliti Jepang terkenal, Dr. Masaru Emoto berhasil membuktikan bahwa air sanggup membawa pesan atau informasi dari apa yang diberikan kepadanya. Bahkan air yang diberi respon positif, termasuk doa, akan menghasilkan bentuk kristal heksagonal yang indah.
Hasil penelitian Masaru Emoto merupakan pengalaman menakjubkan karena membuktikan bahwa air ternyata “hidup” dan dapat merespon apa yang disampaikan manusia.
Melalui penelitian yang dilakukan oleh Masao Emoto di tahun 2006, kristal air yang berbentuk heksagonal, diketahui dapat menyajikan tampilan (view) yang berbeda, bergantung informasi yang diterima. Air yang diberi tulisan doa-doa akan membentuk kristal yang berbeda dengan air yang diberi tulisan stress, atau bahagia. Bahkan, jika suatu air dalam botol kita tempelkan kertas bertuliskan ‘bodoh’, maka air tidak membentuk konfigurasi apapun (kacau).
“Dan Kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup.” (QS. Al Anbiya : 30). Dalam kitab-kitab tafsir klasik, ayat tadi diartikan bahwa tanpa air semua akan mati kehausan. Tidak berlebihan kalau Dr. Masaru Emoto dari Universitas Yokohama Jepang dengan tekun melakukan penelitian tentang perilaku air.
Air murni dari mata air di Pulau Honshu dido’akan secara agama Shinto, lalu didinginkan sampai -5 derajat C di laboratorium, lantas difoto dengan mikroskop elektron dengan kamera kecepatan tinggi. Ternyata molekul air membentuk kristal segi enam yang indah.
Percobaan diulangi dengan membacakan kata, “Arigato (terima kasih dalam bahasa Jepang)” di depan botol air tadi. Kristal kembali membentuk sangat indah. Lalu dicoba dengan menghadapkan tulisan huruf Jepang, “Arigato”. Kristal membentuk dengan keindahan yang sama. Selanjutnya ditunjukkan kata “setan”, kristal berbentuk buruk. Diputarkan musik Symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga. Ketika musik heavy metal diperdengarkan, kristal hancur.
Ketika 500 orang berkonsentrasi memusatkan pesan “peace” di depan sebotol air, kristal air tadi mengembang bercabang-cabang dengan indahnya. Dan ketika dicoba dibacakan do’a Islam, kristal bersegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan. Dr. Emoto akhirnya berkeliling dunia melakukan percobaan dengan air di Swiss, Berlin, Prancis, Palestina, dan hingga akhirnya ia kemudian diundang ke Markas Besar PBB di New York untuk mempresentasikan temuannya pada bulan Maret 2005 lalu.
Ternyata air bisa “mendengar” kata-kata, bisa “membaca” tulisan, dan bisa “mengerti” pesan. Dr. Masaru Emoto menguraikan bahwa air bersifat bisa merekam pesan, seperti pita magnetik atau compact disk. Sebelum Dr. Masaru Emoto menguraikan bahwa air bersifat bisa merekam pesan, seperti pita magnetik atau compact disk, Rasulullah SAW bersabda, “Zamzam lima syuriba lahu”, “Air zamzam akan melaksanakan pesan dan niat yang meminumnya.” Barangsiapa minum supaya kenyang, dia akan kenyang. Barangsiapa minum untuk menyembuhkan sakit, dia akan sembuh.
Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan, semakin dalam pesan tercetak di air. Air bisa mentransfer pesan tadi melalui molekul air yang lain. Air mengenali kata tidak hanya sebagai sebuah desain sederhana, tetapi air dapat memahami makna kata tersebut. Saat air sadar bahwa kata yang diperlihatkan membawa informasi yang baik maka air akan membentuk kristal.
Jika kata positif yang diberikan, maka kristal yang terbentuk akan merekah luar biasa laksana bunga yang sedang mekar penuh, seakan ingin menggambarkan gerakan tangan air yang sedang mengekspresikan kenikmatannya.
Sebaliknya, jika kata-kata negatif yang diberikan, maka akan menghasilkan pecahan kristal dengan ukuran yang tidak seimbang. Jadi bisa dibayangkan bagaimana jika air diberi kumpulan kata yang merupakan doa? Dulu, hal tersebut kita anggap musyrik, atau paling sedikit kita anggap sekadar sugesti, tetapi ternyata molekul air itu menangkap pesan do’a kesembuhan, menyimpannya, lalu vibrasinya merambat kepada molekul air lain yang ada di tubuh si sakit.
Seperti kita ketahui, kandungan air dalam tubuh manusia mencapai 70 persen, otak 74,5 persen dan darah 82 persen bagiannya adalah air. Cairan yang ada dalam tubuh manusia, juga akan berpotensi menerima informasi dalam bentuk gelombang halus elektromagnetik. Air tadi akan berproses di tubuh meneruskan pesan kepada air di otak dan pembuluh darah.
Dan sering kita dengar, seseorang setelah minum air yang telah diberi doa oleh kiai, perasaannya menjadi lebih tenang. Bila perasaan tenang maka kesehatan jasmani pun akan turut merasakan ketenangan dan lebih lanjut ini akan berakibat pada kestabilan kesehatan jasmani.
Manfaat Air Ludah
Satu perantara suwuk yakni air ludah, biasanya pengobatan yang menggunakan air ludah ini bila pasien mengalami luka gores atau luka lainnya. Dengan memberi air ludah pada ibu jari lalu diusapkan ke bagian tubuh yang luka maka dalam waktu singkat darah tidak keluar lagi dan lukapun segera kering.
Bagi sebagian orang, air liur seringkali terlihat menjijikkan. Padahal air yang berasal dari dalam mulut itu mempunyai peran penting bagi kesehatan tubuh manusia. Air liur atau saliva sebagian besar diproduksi oleh tiga kelenjar utama yakni kelenjar parotis, kelenjar sublingual dan kelenjar submandibula. Volume air liur yang diproduksi bervariasi yaitu 0,5 – 1,5 liter setiap hari tergantung pada tingkat perangsangannya.
Mengutip Guyton & Hall dalam Textbook of Medical Physiology, air liur atau saliva mengandung dua tipe pengeluaran atau sekresi cairan yang utama yakni sekresi serus yang mengandung ptyalin (suatu alfa amylase) yang merupakan enzim untuk mencernakan karbohidrat dan sekresi mucus yang mengandung musin untuk tujuan pelumasan atau perlindungan permukaan yang sebagian besar dihasilkan oleh kelenjar parotis.
Seperti yang tertulis di The Journal of Federation of America Societies for Experimental Biology (FASEB) bahwa ada satu zat yang ada di air ludah manusia yang bisa mempercepat penyembuhan luka. Ini merupakan hasil penelitian dari Belanda yang mendapati bahwa histatin, protein kecil dalam air ludah yang sebelumnya hanya dipercaya membunuh bakteri bertanggungjawab atas penyembuhan luka. Luka trauma, luka bakar atau luka karena tergores, kemungkinan juga bisa untuk luka diabetes.
Dalam hal pencernaan, air liur berperan dalam membantu pencernaan karbohidrat. Karbohidrat atau tepung sudah mulai dipecah sebaagian kecil dalam mulut oleh enzim ptyalin. Enzim dalam air liur itu memecah tepung (amylum) menjadi disakarida maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya.
Misalnya, saat Anda mengunyah nasi yang terasa tawar lama-kelamaan akan terasa manis akibat pecahnya zat tepung menjadi maltosa yang rasanya manis. Selain dalam pencernaan air liur juga berperan dalam kebersihan mulut. Sekresi saliva terutama tipe mucus penting dalam mempertahankan kesehatan jaringan rongga mulut. Rongga mulut berisi bakteri atau kuman patogen (merugikan) yang dengan mudah merusak jaringan dan menimbulkan karies gigi (gigi berlubang).
Air liur juga mencegah kerusakan dengan beberapa cara. Pertama, aliran air liur itu sendiri membantu membuang bakteri atau kuman patogen juga pertikel makanan yang memberi dukungan nutrisi metabolik bagi bakteri itu sendiri.
Kedua, air liur mengandung beberapa faktor yang menghancurkan bakteri salah satunya adalah ion tiosianat dan beberapa cairan proteolitik terutama lisosim yang menghancurkan bakteri,membantu ion tiosianat membunuh bakteri, mencerna partikel makanan dan air liur mengandung antibody protein yang menghancurkan bakteri.
Selain berfungsi untuk kesehatan dalam tubuh, air liur juga diyakini dapat memberikan manfaat bagi luar tubuh. Sejak zaman dahalu, secara naluri ketika ada jari-jari Anda yang terluka akibat tergores pisau,Anda akan mengisap luka tersebut dengan mulut. Hewan pun demikian. Misalnya kucing, monyet, dan anjing, biasa membasuh tubuh dengan air liurnya ketika luka.
Jadi bisa disimpulkan bahwa suwuk, yang menurut beberapa pihak merupakan tindakan yang tidak rasional ternyata mendapat dukungan dari kalangan ilmuan dan mendapat pengakuan secara ilmiah bahwa suwuk mempunyai manfaat yang besar bagi kesehatan manusia.
Bila sudah terbukti secara ilmiah, akankah kita ragu mengamalkan sekaligus melestarikan budaya para pendahulu kita? Dan akankah terus dipertentangkan tentang rasional atau tidak rasional budaya suwuk hingga akhir jaman nanti?
(Yupiter Sulifan, disarikan dari berbagai sumber)

Bikin Proposal Itu Gampang

Oleh : Yupiter Sulifan
Satu kelemahan yang banyak terjadi di kepengurusan OSIS adalah lemahnya manajemen pembuatan proposal. Apalagi kegiatan yang diagendakan OSIS ini banyak jumlahnya. Walaupun pihak sekolah atau yayasan memiliki dana untuk kegiatan tadi, alangkah lebih baiknya kalau OSIS bisa menggali dana sendiri guna menunjang berlangsungnya kegiatan tadi. Maka peran proposal sangat diperlukan dalam hal ini.

Mendengar kata proposal, pasti identik dengan pengajuan tulisan untuk mendapatkan dana. Untuk membuat proposal yang baik dan benar ternyata tidak mudah. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan seseorang dalam menuliskan gagasan dan ide.

Untuk bisa membuat proposal yang baik sehingga bisa diterima oleh pihak-pihak yang menyediakan dana, kita harus banyak referensi. Membuat proposal bukan saja membutuhkan kejelian dalam menyelaraskan antara jenis kegiatan dengan tujuan kegiatan yang sesungguhnya, namun ada beberapa kiat atau jurus agar tidak salah sasaran. Jurus-jurus jitu tersebut dilakukan untuk menyukseskan proposal sehingga dapat diterima oleh lembaga-lembaga donor yang berkaitan dengan kegiatan.

Jika ingin sukses, proposal yang akan diajukan haruslah meyakinkan. Menulis proposal tidak boleh asal-asalan, banyak aspek dalam proposal yang perlu diperhatikan. Proposal harus mempunyai dasar-dasar yang bisa mempengaruhi pendonor. Mereka membutuhkan keyakinan bahwa dana yang mereka berikan akan banyak bermanfaat bagi kelancaran kegiatan.

Mengapa banyak proposal ditolak? Di antaranya, karena kegiatan kurang jelas, pernyataan proposal lemah tidak jelas tujuannya, dan banyak hal lainnya yang membuat proposal ditolak.

Untuk itu, ada beberapa tip yang perlu dipegang, yaitu penuhi semua ketentuan pedoman pengajuan proposal, sesuaikan proposal kepada pola kerja dan prioritas penyandang dana, serta gunakan kalimat berita yang pendek dengan kata-kata yang tegas dan bernada positif. Di samping itu, berikan dokumentasi data dan rincian dana yang diperlukan, berikan kesan kepada penyandang dana bahwa dana yang diminta adalah hibah atau derma.

Sajikan proposal dalam bentuk yang kreatif, inovatif dan menarik. Jauhkan dari bahasa yang bertele-tele, hindari bahasa ngepop dan pergunakan bahasa yang ejaannya benar. Selain proposal, kita juga harus membuat surat pengantar kepada calon donatur yang isinya bahwa kita silaturahmi ini tujuannya untuk menyampaikan proposal yang didalamnya tertuang permohonan sumbangan.

Susunan Proposal
1. Latar Belakang
a. Kaidah penulisan 5W + 1H
b. Tujuan dan manfaat
c. Susunan Panitia (penulisan nama dan gelar harus tepat)
2. Rincian Dana
a. Seluruh anggaran kita masukkan
b. Jujur dan proporsional
c. Dicantumkan dana pancingan dari yayasan, sekolah atau partisipasi siswa
d. Berapa dana sisa yang dibutuhkan.
3. Bentuk Sumbangan
a. Dari donatur ke kita (uang, barang produk, spanduk/kaos beserta disain dan ukurannya)
b. Dari kita ke donatur (nama produk dipajang di dekorasi, dipasang disekitar kegiatan serta mendokumentasikan produk yang dipasang tadi untuk kita laporkan ke donatur setelah acara selesai/LPJ).

Sebaik-baiknya proposal yang kita buat dan ajukan tapi kalau saat mengajukannya kita salah waktu maka akan meleset juga. Penampilan saat mengajukan proposal juga perlu mendapat perhatian.

Akhirnya, ada pesan yang perlu untuk diingat: Jika Anda merencanakan kegagalan, itu berarti Anda merencanakan untuk gagal! Dan sebaliknya, bila merencanakan keberhasilan, berarti Anda merencanakan untuk berhasil!
Guru BK SMAN 1 Taman Sidoarjo, disajikan pada acara LDKS PK Mitsanu Berbek Waru Sidoarjo, Nopember 2009