Minggu, 29 Januari 2012

7 Karakter Orang Menggunakan Bantal


1. Memeluk bantal
Mereka yang  suka memeluk bantal biasanya berjiwa seni. Mereka mempunyai penghargaan yang tinggi terhadap lukisan, musik dan sastra. Perasaan mereka halus dan jiwa mereka romantik. Kadangkala ada yang boleh membaca peristiwa yang akan berlaku melalui mimpi. Mereka juga sangat prihatin terhadap kesusilaan.

2. Menggunakan banyak bantal
Mereka biasanya kurang keyakinan. Dalam kehidupan seharian, mereka memerlukan banyak pendamping. Mereka jarang membuat keputusan sendiri, sebaliknya mendapatkan pandangan orang lain.

3. Tidur dengan satu bantal
Mereka bukan jenis mengada-ngada dan boleh menerima keadaan seadanya. Mereka juga membuat keputusan berdasarkan pikiran dan bukan nafsu semata-mata.

4. Meletakkan bantal di bawah kaki
Mereka mempunyai sifat kurang baik. Mereka jarang bergaul dengan orang ramai, malah kaku dalam pergaulan. Ini menyebabkan mereka cenderung bersifat egois. Mereka juga gemar menempuh jalan pintas untuk mencapai cita-cita. Mereka tidak suka berusaha.

5. Tidur tanpa bantal
Mereka memiliki sifat percaya diri yang sangat tinggi. Kadangkala sifat percaya diri ini akhirnya akan membawa kepada sifat ego.

6. Tidak punya bantal
Kata Upin Ipin: Kasian deh looee...!!

7. Tidur gigit bantal
Mimpi makan atau bisa jadi kelaparan...

Sabtu, 28 Januari 2012

Hendy Dwi Prasetyo, Atlet Sepatu Roda Smanita: Bercita-cita Jadi Guru Olah Raga


Handy dengan tropy juara kebanggannya.

Saat meraih juara 1 pada Kejurnas Sepatu Roda Piala Walikota Malang ke II 2011.
Bagi sebagian kaum muda, aktifitas sepatu roda merupakan aktifitas yang mengasyikkan. Selain untuk mengisi waktu luang juga bisa mempererat persahabatan antar remaja. Tapi, bagi Hendy Dwi Prasetyo atau yang akrab dipanggil Handy, sepatu roda merupakan jalan hidup yang harus dilaluinya.
Sepatu roda bagi Handy, bukan sekedar penyaluran hobi ataupun olah raga rekreatif semata namun lebih dari itu, sepatu roda ini menjadi tumpuan dia untuk melangkah yang lebih baik kedepannya. “Saya sangat berharap dari olah raga yang satu ini untuk bisa mencapai cita-cita saya,” ujar cowok bertinggi badan 165 cm dan berkeinginan menjadi guru olah raga.
Kenapa memilih guru olah raga? “Selain senang juga terlihat enak gitu, karena bisa cepat akrab dengan murid-muridnya lagian sebagai ajang untuk membagi pengalaman saya sewaktu ikut berbagai kejuaraan sepatu roda. Dari sini saya sakan sangat berharap supaya murid-murid saya kelak bisa mencapai prestasi melebihi prestasi yang telah dicapai gurunya," harap Handy.
Awal mula keinginan Handy untuk bergelut di olah raga rekreatif sepatu roda ini bermula ketika teman-temannya bermain sepatu roda. Keinginan Handy yang saat itu masih sekolah di SMP menjadi terpacu dan ingin juga bermain di olah raga sepatu roda ini. Gayung bersambut, kedua orang tua Handy, bapak Kusmono dan ibu Sri Sulastri mendukung keinginan anaknya ini.
“Asalkan digeluti secara serius dan tidak malas-malasan, ini yang dinasehatkan orang tua saya tentang keinginan bersepatu roda ini. Karena orang tua mendukung, saya pun bergiat diri untuk menekuninya,” tutur Handy yang kala itu dibelikan seperangkat peralatan untuk sepatu roda sekaligus mendaftarkannya di klub sepatu roda Delta Inline Skate Sidoarjo.
Karena minat yang tinggi serta dukungan dari keluarga, karier sepatu roda Handy langsung melejit. Setidaknya ada lima kejurnas yang dia menangi sebagai juara 1, 2 dan 3 serta puluhan juara dari kejuaraan daerah baik tingkat kabupaten ataupun propinsi.
“Asalkan ada yang mendukung, saya akan ikuti semua kejuaraan sepatu roda yang ada,” kata Handy penuh semangat. Walau begitu, urusan sekolah masih yang nomor satu. Sekolah ini sangat menunjang gelar juara yang diraihnya saat mengikuti kejuaraan. “Sesemangat saya mengikuti kejuaraan tapi kalau sekolah tidak mengijinkan ya saya mending tidak ikut saja karena saya yakin phak sekolah sudah mempertimbangkan keikutsertaan saya dalam mengikuti kejuaraan,” aku Handy yang selalu mengkonsultasikan keikutsertaannya dalam berbabgai kejuaraan sepatu roda dengan guru pembimbing dan guru olah raga disekolahnya.
Tips Memilih Sepatu Roda
Handy sangat bersedih kalau ada orang yang keliru dalam memilih sepasang sepatu roda (inline skate). Anak-anak menginginkan inline skate tipe Speed 110 mm, pada kenyataannya mereka belum pernah meluncur sekalipun. Anak kecil meminta sepasang inline skate tipe hockey yang akan digunakan di skate park.
Berikut ini ada beberapa tips dari Handy untuk memilih inline skate :
  1. Tujuan membeli inline skate
Pertanyaan mendasar untuk seseorang yang hendak membeli sepasang inline skate adalah “Mau dipakai untuk apa?” atau “Tipe yang mau dipakai apa?”. Kebanyakan orang hanya tahu untuk membeli “Rollerblade atau Inline Skate”. Padahal pada kenyataannya sampai sekarang ini, telah banyak kebutuhan inline skate yang orang mengerti hanyalah untuk meluncur semata.
  1. Memahami kemampuan diri
Pertanyaan selanjutnya adalah “Apa anda sudah lancar bermain inline?”. Untuk tingkatan ini, dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu, Newbie (baru, ingin memulai), Beginner (sudah memulai, sedang tahap belajar), Medium (sudah belajar banyak), Expert (sudah sangat belajar banyak, dan identik mencoba trik baru yang aneh), Pro (sudah terbiasa menggunakan dengan kondisi lapangan yang berbeda dan teknik yang beragam)
  1. Hasil yang diinginkan
Pertanyaan selanjutnya adalah “Apakah anda ingin meluncur setiap hari”? atau “Apakah anda ingin menjadi yang terbaik?” Jika ya, jalani proses pembelajaran secara rutin. dapatkan pelajaran dari media-media seperti internet, buku, dvd/vcd atau langsung menanyakan kepada kerabat/guru dengan langsung mempraktekkannya.
  1. Menyiapkan anggaran yang dibutuhkan
Pertanyaan yang fatal, yaitu “Berapa budget yang anda miliki untuk membeli inline skate pilihan anda?”. Jika masih tergolong newbie, disarankan untuk mencoba terlebih dahulu milik teman atau membeli barang seken. Karena jika langsung membeli yang baru dengan harga cukup tinggi, ada kemungkinan akan sering jatuh yang mengakibatkan kerusakan. Ketika dirasa telah mahir dan lancar, pilih tipe yang anda sukai. Jika suka dengan hal yang menantang, silahkan mencoba aggressive dan urban inline skate.
  1. Mengetahui ukuran sepatu
Pertanyaan terakhir yaitu “Berapa ukuran sepatu anda?”. Utamakan langsung mencoba ketika hendak membeli inline skate dan nyamankah dengan kaki anda?. Hal ini dikarenakan ada sebagian orang yang nyaman ketika memakai ukuran yang pas dan ada juga yang memilih ukuran +1, +1,5 dari ukuran yang sering dipakai.
Handy juga menambahkan tentang tempat akan bermain/meluncur ini terutama bagi newbie, asal membeli inline dan langsung meluncur seadanya tanpa mempedulikan kondisi inline nya. Jika anda sering outdoor, pilihlah inline dengan ban karet dan frame alumunium. Biasanya memang harganya cukup tinggi, namun demi kenyamanan kaki dan kekuatan inline saat meluncur hal ini disarankan. Terakhir gunakan Protective Gear mulai dari helm, sikut, lengan dan lutut. Hal ini dapat mencegah kemungkinan buruk yang dapat terjadi.
Keselamatan juga sangat diperhatikan dalam bersepatu roda, lanjut Handy. “Walau ini termasuk olah raga rekreatif tapi keselamatan selama beraktifitas juga sangat diperhatikan,” urai Handy. Bagi newbie, Handy juga mempunyai saran untuk merawat sepatu roda yakni selalu membersihkan bearings dari tanah dan basah setiap bulan tau setelah hujan-hujanan dengan pelumas, jemur liner/busa sepatu dan hindari jamur. Diusahakan jangan terlalu sering dicuci dan membiasakan in-line yang dimiliki menggunakan pewangi atau kamper. YUS

 

Biodata:
Nama lengkap             : Hendy Dwi Prasetyo
Nama panggilan          : Handy
Tempat/tanggal lahir   : Sidoarjo/27 Juni 1995
Kelas                           : XI IPS 2
Ayah                           : Kusmono
Ibu                               : Sri Sulastri
Anak ke 2 dari 2 bersaudara
Alamat rumah             : Dusun Kweni RT01 RW01 Anggaswangi
Klub                            : Delta Inline Skate Sidoarjo
Cita-cita                      : Guru Olah Raga

Data Prestasi:
No
Kejuaraan
Tahun
Juara
1
Kejuaraan sepatu roda antar club piala walikota Surabaya IV HUT kota Surabaya ke-715 Speed D putra 1000 m
2008
2
2
Kejurnas Sepatu Roda antar club piala bupati Sidoarjo VII HUT Sidoarjo  ke-150 kelompok umur D Speed 5000 m putra point to point
2009
1
3
Kejurnas Sepatu Roda antar club piala bupati Sidoarjo VII HUT Sidoarjo  ke-150 kelompok umur D Speed 5000 m putra eliminasi
2009
1
4
Kejurda Sepatu roda antar klub piala walikota Surabaya Speed E putra sprint 1000 m
2010
3
5
Kejurda Sepatu roda antar klub piala walikota Surabaya Speed E putra 10000 m
2010
3
6
Kejurnas sepatu roda piala bergilir Ibu Negara di Semarang Sprint 1000 m KU E putra
2010
2
7
Kejurnas sepatu roda piala bergilir Ibu Negara di Semarang PTP-eliminasi 10000 m KU E putra
2010
3
8
Kejuaraan terbuka sepatu roda antar klub seluruh Indonesia piala bupati Sidoarjo IX HUT Sidoarjo ke-152 point to point 10000 m KU E putra
2011
2
9
Kejuaraan terbuka sepatu roda antar klub seluruh Indonesia piala bupati Sidoarjo IX HUT Sidoarjo ke-152 Sprint 1000 m KU E putra
2011
1
10
Kejuaraan sepatu roda piala walikota Malang II HUT kota Malang ke-97 KU E 1000 m Speed putra
2011
1
11
Kejuaraan sepatu roda piala walikota Malang II HUT kota Malang ke-97 KU E 10000 m PTP Speed putra
2011
3
caption:
  1. Handy dengan tropy juara kebanggannya.
  2. Saat meraih juara 1 pada Kejurnas Sepatu Roda Piala Walikota Malang ke II 2011. (foto-foto: YUS)

Jumat, 27 Januari 2012

Lomba Foto: “Geothermal Harmony with Its Environment”


1st ITB Geothermal Workshop 2012
March 6th – 8th 2012
Sub event: Photo Contest
Theme: “Geothermal Harmony with Its Environment”
Geothermal energy has a sustainable concept for a green energy. Thus
it will be developed in harmony with its environment
Photowork Qualifications:
-The object location must be taken in Indonesia.
-The photograph(s) is/are your own work, have never been publicized and/or have never won other contests.
-Photo formats:
-You can use digital or analogue camera. Digital processing that is allowed includes: contrast setting, burning, dodging, sharpening, and cropping. The addition of new element is not allowed.
-Hardcopy is printed in 10R Laster Photo Paper (doff texture), in color and/or BW.
-Watermark is required to authenticate the photowork of each participant. Watermark is written simply as names or agency.
-Maximum 3 photographs each participant.
-The photograph(s) is sent in single hardcopy and softcopy in one CD. It is an obligation to write these points behind each photo, which includes:
-Photo Title
-Location
-Photo Year
-Photographer’s Identity including: Name(required), Profession, Address, Telephone/Cell phone Number (required), and Email (required).
-The photograph that you sent will become a property of committee and it can be used by ITB geothermal magister program for education and other activities.
-The committee has the right to disqualify participants before and/or after the judging if it is considered cheating or is not qualified for photowork qualifications and participant qualifications.
-The juries decision is legitimate, and cannot be contested.
Participant Qualifications:
-Open for public. (Except: For all committees and family)
-Participants must use real names in accordance with an official identity.
-Participants must write telephone number and email that is easy to be reached.
-Student participant have to enclose a student card photocopy which is still valid until exhibition.
-Participants must pay for registration and submission fee to 1st ITB Geothermal Workshop 2012 official bank account and enclose the original official receipt with the photos that are sent.
Participant Contributions & Account for Payment:
-Registration and Submission Fee:
* Rp50.000,-/photo (Student)
* Rp75.000,-/photo (Public)
Official Bank Account:
a.n. Geothermal Workshop
BNI Cabang ITB
No. Rek. : 0243290419
The Juries (*in confirmation):
- 1 person from ITB Geothermal Engineering expert*
- 1 person from ITB Visual Communication Design expert*
- 1 person from mass media photographer*
Judging Criteria:
- Theme suitability (40%)
- Photography (50%)
- Scientifically (10%)
Prizes:
- Winner : Certificate + Rp1.500.000,- cash
- Runner up : Certificate + Rp1.000.000,- cash
- 2nd Runner-up : Certificate + Rp750.000,- cash
- Favorite : Certificate + Rp500.000,- cash
Submission Address & Date:
Secretariat of 1st ITB Geothermal Workshop 2012
ITB Geothermal Laboratory
Program Studi Magister Teknik Panas Bumi, FTTM – ITB,
Gedung Teknik Perminyakan Lt.2, Jl. Ganesa No.10, Bandung, 40132
Due date: March 3rd, 2012. (After the due date, the photoworks
will not be contested nor be judged)
Photo Exhibition:
Place : Aula Barat ITB
Date : March, 6th – 7th 2012
Winner Announcement:
- The winners will be called via telephone, email, and Magister
Geothermal ITB Website, maximum 6 weeks after exhibition.
- Winner’s photoworks will be exhibited at 1st ITB Geothermal
Workshop: Exhibition, March 6th – 7th 2012.
For further information:
PIC: Ayu (0857 200 29 412)

Berita PENA Februari


Ana Christanti, M.Pd., Kepala SMP Al Falah Delta Sari Waru:
Punya Pangsa Pasar Sendiri
Genderang penerimaan siswa baru di beberapa sekolah swasta sudah mulai ditabuh. Walau pemerintah belum menetapkan waktu penerimaan siswa baru tapi beberapa sekolah swasta sudah membuka pendaftaran siswa baru bahkan beberapa diantaranya sudah menutup untuk gelombang satu.
Pendaftaran siswa baru (PSB) bagi sebagian besar sekolah swasta adalah satu kesempatan untuk mendapatkan siswa sebanyak-banyaknya. Dengan asumsi, jumlah siswa yang banyak bisa menyokong kelanjutan pendidikan di sekolah swasta. Tak mengherankan kalau sekolah swasta membuka pendaftaran siswa baru mendahului sekolah negeri.
Adanya anggapan bahwa sekolah swasta sudah curi start dalam hal penerimaan siswa baru, hal ini ditanggapi wajar oleh kalangan sekolah swasta. Wajar karena mereka mempunyai pangsa pasar sendiri. Meskipun sekolah negeri belum dibuka pendaftaran siswa barunya dan calon siswa ini termasuk anak yang pandai tapi karena sudah mempunyai minat untuk sekolah di sekolah swasta.
Didahuluinya membuka pendaftaran siswa baru bagi sekolah swasta ini juga dijadikan sarana untuk menjaring wali murid yang benar-benar militan. Wali murid akan tahu dengan sendirinya bahwa sekolah yang akan dijadikan tempat untuk mendidik anaknya ini berkualitas atau tidak. Bukan masuk sekolah swasta karena sudah tidak diterima di sekolah negeri melainkan sudah menjadi keinginan mereka untuk masuk ke sekolah swasta.
Jadi ada anggapan kalau sekolah swasta yang mencuri start membuka pendaftaran siswa baru ini diasumsikan dengan merebut jatah sekolah negeri adalah tidak benar. Karena sekolah swasta dan negeri adalah beda dan pangsa pasarnya juga beda. Tanpa promosi, sekolah negeri sudah banyak diminati calon siswa sebaliknya sekolah swasta harus berpromosi agar bisa menjaring  calon siswa sebanyak-banyaknya.
Sekolah negeri, calon siswa yang mencari tapi kalau sekolah swasta, sekolah yang mencari muridnya. Untuk itulah, sekolah swasta sangat gencar mengadakan promosi ke masyarakat luas agar bersedia menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta ini. Tak kenal maka tak sayang, oleh karena itulah publikasi digiatkan.
Tentu saja yang dipromosikan ke masyarakat adalah keunggulan-keunggulan yang dimiliki sekolah swasta yang bersangkutan. Baik dari segi sarana prasarana, cara mengajar dan belajar siswa, bidang akademis dan non akademis, hingga prestasi yang diraihnya. Semua dipaparkan dalam aktifitas publikasi. Bagaimana bisa masyarakat luas mengetahui sekolah swasta ini kalau tidak lewat publikasi.
Pembukaan pendaftaran siswa baru yang diawali dan penutupannya diakhiri, ini untuk menampung limpahan dari sekolah negeri yang sudah penuh kuotanya. Ini juga merupakan ‘berkah’ tersendiri bagi sekolah swasta. Dan bukan berarti, siswa yang dari limpahan sekolah negeri ini kualitasnya kurang bagus. Tidak jarang mereka ini memiliki kelebihan bidang non akademis. Seringkali kuota sekolah negeri ini berubah sehingga membuat sekolah swasta kelimpungan. Walau begitu, sekolah swasta akan terus berusaha untuk menjadi sekolah yang diperhitungkan calon siswa serta mengarah pada sekolah yang ‘terhormat’. YUS
Caption: Ana Christanti, M.Pd., Kepala SMP Al Falah Delta Sari Waru

Achmad Farich, ST., M.Pd., Kepala SMK YPM 1 Taman:
Mengejar Otomatisasi Dunia Industri
Gelegar keunggulan sekolah menengah kejuruan (SMK) beberapa waktu ini sedang melejit. Apalagi dukungan iklan promosi tentang keunggulan SMK di televise. Iklan yang dibawakan Tantowi Yahya yang mengunggulkan SMK. Iklan yang menggambarkan bahwa siswa dari lulusan SMK berpotensi siap kerja dengan kemampuan yang diperolehnya dari bangku sekolah. Baik itu SMK teknik, SMK pertanian, dan lain sebagainya. Dengan ilmu dan kemampuan yang di perolehnya di harapkan lulusan dari SMK siap diterjunkan dalam dunia kerja sesuai dengan spesifikasi kemampuannya. Iklan tersebut juga disponsori oleh Dinas Pendidikan Nasional.
Memang ada beberapa hal yang memungkinkan lulusan SMK bisa diharapkan lebih siap kerja daripada lulusan SMA. Misalkan saja siswa lulusan SMK jurusan otomotif, siswa tersebut langsung bisa bekerja pada pabrik perakitan sepeda motor.
Terlebih akhir-akhir ini banyak SMK yang unjuk gigi dengan memamerkan hasil kerja mereka misalnya mobil, pesawat terbang ringan, perahu, TV layar datar, mesin pencacah sampah hingga pembuatan miniature lift. Praktis sorotan masyarakat saat ini terfokus pada performance siswa SMK.
Kita tahu bahwa kalau sebuah SMK memerlukan fasilitas lebih banyak dibanding dengan sebuah SMA. Sebuah SMK yang memiliki jurusan otomotif dan elektro selain memerlukan ruang belajar juga memerlukan berbagai ruang lainnya, misalnya saja sebuah bengkel dan lain sebagainya. SMK tersebut juga harus mempunyai peralatan dan perlengkapan yang cukup untuk menunjang dalam kegiatan praktik siswa tersebut. Namun bagaimanakah jika semua fasilitas tersebut tidak dipenuhi atau dengan kata lain SMK yang minim fasilitas?
Apalagi tuntutan dunia industry juga beragam dan membutuhkan kecepatan. Ini yang seringkali tidak terkejar oleh pihak SMK. Sekolah sering tertinggal dalam mengikuti kemauan dunia usaha dan dunia industry (DUDI). Keterbatasan fasilitas praktek di sekolah menjadi salah satu penyebab ketertinggalan ini.
Hal ini didukung trend dunia industry yang serba otomatisasi. Ini mendorong pihak sekolah memberikan ketrampilan yang lebih kepada peserta didiknya. Tentu ketrampilan tambahan ini yang masih berkaitan dan kompeten dengan jurusan yang diambilnya. Bahkan dengan diberikan tambahan legalitas dari ketrampilan tambahan yang mereka dapatkan, misalnya sertifikat.
Semangat untuk inovasi dan memodifikasi inilah yang dijadikan keunggulan local dari SMK terutama SMK swasta. Semangat inilah yang ingin ditunjukkan peserta didik SMK dengan memberikan kerja nyata mereka sesuai dengan bidang keahlihannya. Tentu,hal-hal yang bersifat kebaruan yang belum pernah ada diciptakan orang ataupun memodifikasi dari penemuan orang lain. Ini bagi SMK yang memiliki fasilitas yang tergolong lengkap.
Kalau SMK yang favorit dan berada di kota besar bukan tidak mungkin semua fasilitas kelengkapan penunjang sebuah SMK dipenuhi. Tapi dalam kenyataanya masih banyak SMK-SMK di pelosok yang masih minim fasilitas, gedung saja masih ndompleng di sekolah lain. Kalau para siswa yang diluluskan dengan hasil dari minimnya fasilitas, kemungkinan tidak laik kerja. Berbeda jika SMK tersebut sebuah SMK favorit yang berfasilitas lengkap. Lulusan SMK favorit dan berfasilitas lengkap besar kemungkinan laik kerja. Namun yang menjadi persoalannya adalah biaya masuk ke SMK favorit tersebut dan biaya-biaya lainnya selama rentang waktu belajar. Untuk bisa masuk di sekolah favorit dan berfasilitas lengkap biasanya memerlukan biaya yang lebih. Dalam hal ini pemerintah setidaknya memberikan kebijakan-kebijakan tertentu untuk memberikan solusi yang terbaik bagi kelanjutan SMK beserta lulusannya. YUS

Kamis, 26 Januari 2012

Capturing the Essence of Culture Through Movement

POR•TR•AI•TS: Photography Through Seminar & Exhibition merupakan salah satu program kerja tahunan Liga Fotografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LIFO FE UI). Tahun 2012 merupakan tahun ketiga PORTRAITS digelar. Bertajuk “Capturing the Essence of Culture Through Movement”, The 3rd Portraits mengangkat tema "Peranan fotografi dalam melestarikan seni budaya."
Kegiatan ini diawali dengan lomba foto mulai 24 Januari 2012 hingga 5 Februari 2012, dilanjutkan dengan pameran karya foto tersebut dan ditutup dengan seminar yang membahas baik budaya maupun fotografi.
Pameran dimulai pada tanggal 13 Februari 2012 dan ditutup beserta seminar pada tanggal 18 Februari 2012 di Level One, East Mall Grand Indonesia Shopping Town. Seluruh rangkaian acara PORTRAITS tidak dipungut biaya apapun.
Syarat dan ketentuan:
1. Lomba terbuka untuk umum
2. Peserta harus melakukan pendaftaran di website kufoto.com dengan melampirkan data diri yang diperlukan. Pendaftaran bisa dilakukan setelah peserta membuat ID kufoto.com.
3. Obyek foto bebas asalkan masih mencakup tema yang dilombakan: seni budaya, khususnya kesenian tari/performing arts.
4. Pemotretan dapat menggunakan kamera apapun, baik SLR, Pocket atau Handphone dengan resolusi minimal 5 megapixel.
5. Olah digital hanya diperbolehkan pada proses cropping , brightness , contrast, dan saturation.
6. Tidak ada batas jumlah foto yang diunggah, asal menyertakan tag "3rdPortraits" (tanpa tanda kutip).
Batas unggah lomba foto 3rdPortraits:
Minggu, tanggal 5 Februari 2012.
Dewan Juri:
Ke-100 foto terbaik yang diseleksi oleh dewan juri akan dipamerkan pada pemeran Portraits pada tanggal 13-18 Februari 2012. Pada akhir acara akan diumumkan 3 foto terbaik yang dipilih melalui voting oleh pengunjung pameran.
Pemilihan 100 foto terbaik dilakukan oleh tim juri:
1. Don Hasman
2. Mohammad Ikhsan (Ketua LIFO FEUI Periode 2010-2011)
3. Danny Tumbelaka (kufoto.com)

Hadiah:
Tiga foto terbaik yang memperoleh vote terbanyak dari pengunjung pameran akan memperoleh hadiah berupa kamera saku digital dari panitia.
Untuk pertanyaan lebih lanjut silahkan hubungi :
Contact person
Naufal 08568528117
Thomy 081808398166
Contact Person (Seminar) - Amez: 081513046598
URL pendek: http://goo.gl/36pRv 

Senin, 23 Januari 2012

Media Massa dan Temperamen Anak


Perkembangan zaman menuntut adanya perubahan dan mobilitas yang tinggi. Perkembangan zaman tak lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang. Muncullah berbagai alat dari hasil pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimaksudkan untuk memudahkan dan mempercepat kinerja manusia. Keberadaan media massa, terutama televise tidak lepas dari kehidupan sehari-hari kita.
Televisi adalah suatu media massa yang menyuguhkan tampilan melalui bentuk audio visual (suara dan gambar). Karena dapat dinikmati dalam bentuk suara dan gambar gerak sekaligus itulah orang lebih tertarik kepda televisi daripada media massa lainnya.
Pada zaman sekarang ini, televisi merupakan media massa elektronik yang mampu menyebarkan informasi secara cepat dan mampu mencapai pemirsa dalam jumlah banyak dalam waktu bersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang ditampilkan telah mampu menarik minmat pemirsanya , dan mampu membius pemirsanya untuk selalu manyaksikan berbagai tayangan yang disiarkan televisi. Mulai dari infotainment, entertainment, iklan, hingga sinetron dan film-film yang sesungguhnya tidak pantas ditayangkan.
Kehadiran televisi sesungguhnya telah menimbulkan berbagai fenomena. Televisi memang mampu menayangkan acara-acara yang begitu menarik karena telah ditambahi dengan aksesori-aksesori sehingga membuat pemirsanya begitu mengagumi televisi. Walaupun tanpa mereka sadari, televisi mampu mengubah mereka sedikit demi sedikit. Segala sesuatu diciptakan pasti ada dua dampak yang mengiringinya, yaitu dampak negatif dan positif. Begitu pula dengan hadirnya televisi. Dengan adanya media massa elektronik ini, banyak sekali manfaat yang dapat diambil.
Dengan menyaksikan televisi, seseorang dapat memperoleh informasi-informasi aktual yang terjadi dimanapun secara cepat dan lebih jelas. Selain itu, televisi juga mempermudah suatu perusahaan atau badan usaha untukmempromosikan produk-produknya . 
Namun televisi juga mempunyai dampak negatif dalam kehidupan. Hal ini sangat terasa pada anak-anak yang jiwanya masih sangat labil dan masih dalam proses pencarian jati diri. Anak-anak ibarat kertas kosong yang dapat dengan mudah digambari sesuka hati. Apa yang mereka lihat, dengar dan rasakan sering mereka telan mentah-mentah. Televisi dan anak adalah dua komponen yang sangat sulit dipisahkan. Anak-anak adalah penggemar nomor satu media televisi. Rata-rata anak menggunakan hampir sebagian besar waktunya untuk menonton acara televisi, tanpa memikirkan pantaskah acara yang sedang mereka tonton saat itu. Padahal anak adalah usia yang rentan. Mereka belum dapat menentukan yang baik dan yang buruk. Mereka biasa meniru atau mengimitasi kebiasaan yang sering mereka temui.
Sebagai media audio visual, TV mampu merebut 94% saluran masuknya pesan – pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga. TV mampu membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar dilayar televisi walaupun hanya sekali ditayangkan. Atau secara umum orang akan ingat 85% dari apa yang mereka lihat di TV setelah 3 jam kemudian dan 65% setelah 3 hari kemudian. Dengan demikian terutama bagi anak-anak yang pada umumnya selalu meniru apa yang mereka lihat, tidak menutup kemungkinan perilaku dan sikap anak tesebut akan mengikuti acara televisi yang ia tonton. Apabila yang ia tonton merupakan acara yang lebih kepada edukatif, maka akan bisa memberikan dampak positif tetapi jika yang ia tonton lebih kepada hal yang tidak memiliki arti bahkan yang mengandung unsur-unsur negatif atau penyimpangan bahkan sampai kepada kekerasan, maka hal ini akan memberikan dampak yang negatif pula terhadap perilaku anak yang menonton acara televisi tersebut.
Temperamen
Temperamen adalah gaya-perilaku karakteristik individu dalam merespon. Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi. Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras, sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak menjelajahi lingkungannya dengan giat parta vvaktu yang lama dan sebagian lagi tidak demikian. Slebagian bayi merejpons orang Iain dengan hangat, sebagai lagi pasif. Gaya-gaya perilaku tersebut menunjukkan temperamen seseorang.
Menurut Thomas & Chess (1991) ada tiga tipe dasar temperamen yaitu mudah, sulit, dan lambat untuk dibangkitkan:
a. Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan dapat dengan cepat membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan mudah pula menyesuaikan diri dengan pengalaman baru.
b. Anak yang sulit cenderung untuk bereaksi secara negatif serta sering menangis dan lambat untuk menerima pengalaman-pengalaman baru.
c. Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang rendah, kadang-kadang negatif, dan penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau pengalaman baru.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa keturunan mempengaruhi temperamen. Tingkat pengaruh ini bergantung pada respons orang tua terhadap anak-anaknya dengan pengalaman-pengalaman masa kecil yang ditemui dalam lingkungan.
Pengaruh Televisi
Televisi merupakan media massa elektronik yang sangat digemari oleh masyarakat. Karena televisi menyampaikan informasi melalui suara dan gambar sekaligus. Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkannya mampu menarik minat pemirsanya dan membuat pemirsanya terbius untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. Dengan berbagai acara yang ditayangkan seperti sinetron, entertainment, infotainment, iklan, dan sebagainya.
Televisi hadir sebagai sarana untuk hubungan dan komunikasi antar manusia. Sebenarnya televisi memiliki beberapa fungsi, yaitu :
Fungsi rekreatif
Pada dasarnya fungsi televisi adalah memberikan hiburan yang sehat kepada pemirsanya, karena manusia adalah makhluk yang membutuhkan hiburan.
Fungsi educatif
Selain untuk menghibur, televisi juga berperan memberikan pengetahuan kepada pemirsanya lewat tayangan yang ditampilkan.
Fungsi informatif
Televisi dapat mengerutkan dunia dan menyebarkan berita sangat cepat. Dengan adanya media televisi manusia memperoleh kesempatan untuk memperoleh informasi yang lebih baik tentang apa yang terjadi di daerah lain. Dengan menonton televisi akan menambahkan wawasan.
Ironisnya kini yang sering kita jumpai, acara-acara televisi lebih mementingkan pada fungsi informatif dan rekreatif saja, sedangkan fungsi educatif yang merupakan fungsi yang sangat penting untuk disampaikan sangat jarang ditemui.
Anak-anak dan televisi adalah dua komponen yang susah dipisahkan. Mereka adalah perpaduan yang sangat kuat. Tak banyak hal lain dalam kebudayaan manusia yang mampu menandingi kemampuan televisi dalam menyentuh anak-anak dan mempengaruhi cara berpikir serta perilaku mereka.
Begitu pula minat mereka dengan televisi. Mereka menganggap televisi lebih menyenangkan dari pada belajar dan mendengarkan nasehat orang tua. Mereka merasa terlayani dengan adanya televisi. Dengan adanya televisi anak-anak akan melupakan kesulitannya, dengan adanya televisi mereka gunakan untuk mengisi waktu, mempelajari sesuatu, memberikan rangsangan, bersantai, mencari persahabatan dan sekedar kebiasaan. Kebiasaan menonton televisi bagi anak sebenarnya kurang baik. Banyak sekali tayangan yang disajikan oleh stasiun televisi yang tidak mendidik. Bahkan tak jarang ditemui acara-acara yang berbahaya bagi anak. Sering sekali ditayangkan dalam televisi acara yang berbau kekerasan, adegan pacaran yang mestinya belum pantas ditonton oleh anak, tidak hormast kepada orang tua, gaya hidup yang hura-hura.
Konflik dengan orang tua, perkelahian sesama anak, dan kejahatan remaja ternyata erat hubungannya dengan jumlah jam menonton televisi. Bagi anak yang sejak usia dini telah menonton tayangan mistis, kelak akan tumbuh menjadi orang yang penakut dan dan ia akan mengambil keputusan berdasarkan emosi. Menonton televisi juga dapat mengurangi kemampuannya untuk menyenangkan diri sendiri dan melumpuhkan kemampuannya untuk mengemukakan pendapatnya secara logis dan sensitif.
Dibawah ini dicantumkan data mengenai fakta tentang pertelevisian Indonesia :
Tahun 2002 jam tonton televisi anak-anak 30-35 jam/hari atau 1.560 – 1.820 jam/tahun, sedangkan jam belajar SD umumnya kurang dari 1.000jam/tahun. 85% acara televisi tidak aman untuk anak, karena banyak mengandung adegan kekerasa, seks dan mistis yang berlebihan dan terbuka.
saat ini ada 800 judul acara anak, dengan 300 kali tayang selama 170jam/minggu padahal satu minggu hanya ada 24 jam X 7 hari = 168 jam. 40 % waktu tayang diisi iklan yang jumblahnya 1.200 iklan/minggu, jauh diatas rata-rata dunia 561 iklan/minggu.
Berdasarkan data diatas, dapat dibayangkan apabila anak-anak yang merupakan aset-aset bangsa yang akan meneruskan perjuangan bangsa ini serta yang akan memajukan bangsa ini, sejak kecil telah terbiasa dengan hal yang tidak bermanfaat, maka negara ini yang sudah tertinggal dan terpuruk ini akan semakin terpuruk dan tertinggal dan akhirnya akan menjadi negara yang akan di lecehkan oleh negara lain. Inilah fakta yang bukan hanya untuk kita perhatikan tetapi perlu dilakukan tindakan nyata untuk mengantisipasinya. Yang pastinya diperlukan satu-kesatuan tekat dalam setiap diri orang tua dan anggota masyarakat untuk bisa mengatisipasi dampak yang akan terjadi serta bisa menjadi kontrol bagi pihak penyiar televisi terhadap acara-acara yang ditayangkan oleh setiap stasiun televisi.
Jika kita kaji lebih jauh, dampak negatif dari menonton televisi berlebihan yaitu:
1.      Anak 0–4 tahun, menggangu pertumbuhan otak, menghambat pertumbuhan berbicara, kemampuan herbal membaca maupun maupun memahaminya, menghambat anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan.
2.      Anak 5-10 tahun, meningkatkan agresivitas dan tindak kekerasan, tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan. Anak kecil belum mampu membedakan dunia yang ia lihat di TV dengan kenyataan yang sebenarnya. Seorang anak kecil belum dapat mengenal dan mengetahui apakah itu acting, efek film, atau tipuan kamera. Bagi mereka, dunia di luar rumah adalah dunia seperti yang mereka lihat di televisi.
3.      Berperilaku konsumtif karena rayuan iklan. Iklan merupakan salah satu bentuk promosi untuk menawarkan produk kepada masyarakat. Sekarang ini semakin banyak iklan yang menawarkan berbagai produk dari mainan anak, jajanan, minuman, dan sebagainya. Iklan-iklan tersebut memberikan janji yang sangat menarik bagi sebagian besar anak. Sehingga anak selalu berusaha memiliki produk yang ditawarkan oleh iklan tersebut.
4.      Mengurangi kreativitas, kurang bermain dan bersosialisasi, menjadi manusia individualis dan sendiri. Saat menonton televisi, anak kurang beraktivitas, hanya duduk di depan televisi dan melihat apa yang ditayangkan televisi. Baik secara fisik maupun mental, anak menjadi pasif. Kemampuan berpikir dan kreativitas anak tidak terasah, karena ia tidak perlu membayangkan atau berimajinasi layaknya ketika ia sedang membaca buku atau mendengar musik. Kecanduan menonton TV akan bermasalah ketika ini mengakibatkan anak menjadi tidak bermain ke luar rumah dengan lingkungan sekitar. Ia menjadi tidak bersosialisasi da dunianya tidak bertambah luas.
5.      Televisi menjadi pelarian dari setiap keborosan yang dialami, seolah tidak ada pilihan lain.
6.      Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan) kaena kurang berkreativitas dan berolahraga. Menonton televisi kebanyakn merupakan kegiatan yang pasif dimana anak hanya duduk, melihat dan mendengarkan. Hal ini tidak menutup kemungkinan anak dapat menjadi gemuk karena mereka biasanya menonton televisi disertai dengan makan cemilan.
7.      Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga, waktu berkumpul dan bercengkrama dengan anggota keluarga tergantikan dengan nonton TV, yang cenderung berdiam diri karena asyik dengan jalan pikiran masing-masing
8.      Matang secara seksual lebih cepat. Asupan gizi yang bagus, adegan seks yang sering dilihat menjadikan anak lebih cepat matang secara seksual, ditambah rasa ingin tahu pada anak dan keinginan untuk mencoba adegan di TV semakin menjerumuskan anak.
9.      Penambahan kosakata pada anak. Anak cenderung meniru adegan atau ucapan yang sering mereka jumpai di televisi. Padahal saat ini banyak sekali bahasa dan umpatan yang tidak disensor dan ditirukan oleh anak. Ironisnya, bahasa dalam film atau sinetron malah dijadikan trend.
Saat ini, anak bukan hanya menjadi penikmat televisi, tetapi juga menjadi pemeran dalam tayangan di televisi. Marak sekali film atau sinetron yang menjadikan seorang anak kecil menjadi pemeran utama. Anak kecil yang seharusnya masih bermanja-manja pada orang tua dan bermain malah dipaksa untuk berakting siang malam. Banyak kata-kata dan adegan-adegan yang seharusnya belum dapat diterapkan kepada anak usia tersebut. Hal ini sangat berpengaruh pada perkembangan anak di kemudian hari.
Upaya Meminimalisasi  
Orang tua adalah sosok yang sangat penting dalam perkembangan anak. Orang tua adalah guru terpenting bagi anak-anak. Mereka harus mampu memberikan yang terbaik untuk anaknya. Hal sekecil apapun harus diantisipasi oleh orang tua mengenai dampak positif dan negatif yang dapat diterima anak. Begitu juga dengan adanya televisi yang bukan hanya memberikan dampek positif, namun juga dampak negatif. Untuk menghindari dampak negatif dari televisi bukan dengan cara membuang dan menjauhkan anak dari televisi. Hanya saja perlu pengontrolan dari orang tua sebagai orang yang paling dekat dengan anak. Sebagaimana kata Kahlil Gibran kalau orang tua itu adalah busur dari anak panah kehidupan putra-putrinya untuk melesat ke masa depan. Karena anak-anak juga mendambakan kehidupannya sendiri.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi pengaruh buruk media televisi terhadap perkembangan anak, khususnya yang harus diperhatikan oleh orang tua, antara lain :
1.      Orang tua harus dapat memilih acara yang sesuai dengan usia anak. Jangan biarkan anak menonton acara yang tidak sesuai dengan usianya. Walaupun ada acara yang memang untuk anak-anak, perhatikan dan analisa apakah sesuai dengan anak-anak. Maksudnya tidak ada unsur kekerasan atau hal lain yang tidak sesuai dengan usia mereka.
2.      Orang tua sebaiknya mendampingi anak saat menonton televisi. Tujuannya adalah agar acara televisi yang ditonton oleh anak dapat terkontrol dan orangtua dapat memperhatikan apakah acara tersebut layak ditonton atau tidak. Orangtua juga dapat mengajak anak membahas apa yang ada di televisi dan membuatnya mengerti bahwa apa yang ada di televisi tidak tentu sama dengan kehidupan yang sebenarnya.
3.      Orang tua harus mengetahui acara favorit anak dan bantu anak memahami pantas tidaknya cara tersebut mereka tonton , ajak mereka menilai karakter dalam acar tersebut secara bijaksana dan positif.
4.      Orangtua sebaiknya tidak meletakkan televisi di kamar anak. Selain untuk mempermudah orangtua mengontrol tontonan anak, juga tidak membuat aktivitas yang seharusnya dilakukan di kamar seperti tidur dan belajar menjadi terganggudan beralih ke televisi.
5.      Ajak anak untuk melekukan banyak aktivitas lain selain hanya menonton televisi. Orangtua dapat mengajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan lingkungan, bersosialisasi secara positif dengan orang lain. Orang tua juga dapat memperkenalkan dan mengajarkannya suatu hobi baru.
6.      Anak untuk memperbanyak membaca buku yang bermanfaat. Letakkan buku di tempat yang mudah dijangkau anak, ajak anak ke toko buku atau perpustakaan.
7.      Perbanyak anak mendengar radio atau mendengar musik sebagai pengganti menonton televisi.
8.      Periksalah jadwal acara televisi, sehingga orangtua dapat mengatur acara apa yang akan ditonton bersama anak. Dengan mencari dan melihat resensi atau ulasan mengenai film atau acara tersebut orangtua akan tahu garis besar isi acara tersebut sehingga dapat menentukan pantas tidak acara tersebut disaksikan.
9.      Orangtua harus membiasakan anak tidak menonton televisi di hari-hari sekolah. Ini dimaksudkan untuk menghindari kurangnya waktu belajar anak karena terlalu banyak menonton acara televisi. Di sini orangtua harus member contoh dengan tidak banyak menonton televisi. Jika anak melihat orangtuanya sering menonton televisi sedangkan ia tidak diperkenankan tentu anak akan menganggap itu tidak adil.
10.  Orangtua harus membekali anak dengan pendidikan yang mengandung nilai-nilai agama yang harus selalu diterapkan dan ditumbuhkan di rumah dengan cara mengikutsertakan anak ke suatu pendidikan keagamaan di luar jam sekolah, agar anak-anak mampu berpikir jernih, punya rencana dan masa depan yang baik. Yupiter Sulifan, disarikan dari berbagai sumber