Senin, 22 Agustus 2011

Dua Tahun Berdiri, 27 Prestasi Diraih

PRESTASI SISWA KLUB BAHASA JEPANG MADUWA
Prestasi-Prestasi yang diraih siswa MA Darul Ulum Waru Sidoarjo dalam mata pelajaran Bahasa Jepang sejak berdirinya Klub Bahasa Jepang, Oktober 2009 sampai 23 Juli 2011.
1. Siti Wulandari (Juara II Lomba Kanji Taikai dalam acara Gakuensai 2009 Lomba bahasa Jepang tingkat SMA/MA/SMK se-Jawa Timur, Auditorium Prof. Dr. Leo Indra Ardiana, M.Pd. Fakultas Bahasa dan Seni UNESA tanggal 12 Desember 2009)
2. Chabib Amrullah (Juara I Lomba Cerdas Cermat Bahasa dan Budaya Jepang dalam acara Fuyu ni Kanshin suru Bunkasai 2010 tingkat SMA/MA/SMK Se-Jawa Timur, yang diselenggarakan oleh Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang Universitas Dr.Soetomo tanggal 21 Februari 2010)
3. Neneng Dia K. (Juara III Lomba Cerdas Cermat Bahasa dan Budaya Jepang dalam acara Fuyu ni Kanshin suru Bunkasai 2010 tingkat SMA/MA/SMK Se-Jawa Timur, yang diselenggarakan oleh Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang Universitas Dr.Soetomo tanggal 21 Februari 2010)
4. Lambung Bayu P. (Juara I Lomba Cerdas-Cermat Bahasa dan Budaya Jepang dalam acara Festival Kebudayaan Jepang 2010 (Bunka No Hi 2010) tingkat SMA/MA/SMK Se-Jawa Timur, yang diselenggarakan oleh Fakultas Sastra Jepang Universitas 17 Agustus Surabaya tanggal 16 Mei 2010)
5. Bagus Agung Prio S. (Juara III Lomba Cerdas-Cermat Bahasa dan Budaya Jepang dalam acara Festival Kebudayaan Jepang 2010 (Bunka No Hi 2010) tingkat SMA/MA/SMK Se-Jawa Timur, yang diselenggarakan oleh Fakultas Sastra Jepang Universitas 17 Agustus Surabaya tanggal 16 Mei 2010)
6. M.Choirul Aziz. (Juara Harapan I Lomba Cerdas-Cermat Bahasa dan Budaya Jepang dalam acara Festival Kebudayaan Jepang 2010 (Bunka No Hi 2010) tingkat SMA/MA/SMK Se-Jawa Timur, yang diselenggarakan oleh Fakultas Sastra Jepang Universitas 17 Agustus Surabaya tanggal 16 Mei 2010)
7. Muaiyada. (Juara Harapan II Lomba Cerdas-Cermat Bahasa dan Budaya Jepang dalam acara Festival Kebudayaan Jepang 2010 (Bunka No Hi 2010) tingkat SMA/MA/SMK Se-Jawa Timur, yang diselenggarakan oleh Fakultas Sastra Jepang Universitas 17 Agustus Surabaya tanggal 16 Mei 2010)
8. Nofi Wasiatus Sari. (Juara II Lomba Shodou (Kaligrafi Jepang) dalam acara Festival Kebudayaan Jepang 2010 (Bunka No Hi 2010) tingkat SMA/MA/SMK Se-Jawa Timur, yang diselenggarakan oleh Fakultas Sastra Jepang Universitas 17 Agustus Surabaya tanggal 16 Mei 2010)
9. M.Choirul Aziz. (Juara I Lomba Cerdas-Cermat Keterampilan Bahasa Jepang dalam acara “Golden Festival 5 in 1 Foreign Cultures Exhibition 2010” untuk memperingati Tahun Emas ITS atau Dies Natalis ITS yang ke-50, Lomba tingkat SMA/MA/SMK Se-Jawa Timur, yang diselenggarakan oleh UPT Pusat Bahasa dan Budaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tanggal 25 Oktober 2010)
10. Muaiyada (Juara II Lomba Cerdas-Cermat Keterampilan Bahasa Jepang dalam acara “Golden Festival 5 in 1 Foreign Cultures Exhibition 2010” untuk memperingati Tahun Emas ITS atau Dies Natalis ITS yang ke-50, Lomba tingkat SMA/MA/SMK Se-Jawa Timur, yang diselenggarakan oleh UPT Pusat Bahasa dan Budaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tanggal 25 Oktober 2010)
11. Layyinatul Zuhriyah (Juara III Lomba Cerdas-Cermat Keterampilan Bahasa Jepang dalam acara “Golden Festival 5 in 1 Foreign Cultures Exhibition 2010” untuk memperingati Tahun Emas ITS atau Dies Natalis ITS yang ke-50, Lomba tingkat SMA/MA/SMK Se-Jawa Timur, yang diselenggarakan oleh UPT Pusat Bahasa dan Budaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tanggal 25 Oktober 2010)
12. Bagus Agung Prio S. (Juara I Lomba Kanji Taikai dalam acara Japan Pop Culture UNESA 2010 Lomba tingkat SMA/MA/SMK se-Jawa Timur, di Auditorium Prof. Dr. Leo Idra Ardiana, M.Pd. dan Gedung Sawunggaling Fakultas Bahasa dan Seni UNESA Lidah Wetan-Surabaya tanggal14 November 2010)
13. Lambung Bayu P, Isbachul Lailiyah, Neneng Dia K. (Juara I Lomba Cerdas-Cermat Bahasa Jepang dalam acara Japan Pop Culture UNESA 2010 Lomba tingkat SMA/MA/SMK se-Jawa Timur, di Auditorium Prof. Dr. Leo Idra Ardiana, M.Pd. dan Gedung Sawunggaling Fakultas Bahasa dan Seni UNESA Lidah Wetan-Surabaya tanggal14 November 2010)
14. Chabib Amrulloh, Ni’matur Rosyidah, Nur Al Fajrina (Juara III Lomba Cerdas-Cermat Bahasa Jepang dalam acara Japan Pop Culture UNESA 2010 Lomba tingkat SMA/MA/SMK se-Jawa Timur, di Auditorium Prof. Dr. Leo Idra Ardiana, M.Pd. dan Gedung Sawunggaling Fakultas Bahasa dan Seni UNESA Lidah Wetan-Surabaya tanggal14 November 2010)
15. Muaiyada (Juara II Lomba Kakikikitori (Mendengar dan Menulis) Bahasa Jepang dalam acara Tahunan MGMP Yaitu “Bunkasai Ke-13” Perlombaan Bahasa Jepang tingkat SMA/MA/SMP Se-Jawa Timur, yang diselenggarakan oleh MGMP Guru Bahasa Jepang SMA/MA Se-Jawa Timur pada tanggal 30 Januari 2011 di MAN Tambakberas Jombang)
16. Ni’matur Rosyidah (Juara Harapan II Lomba Kakikikitori (Mendengar dan Menulis) Bahasa Jepang dalam acara Tahunan MGMP Yaitu “Bunkasai Ke-13” Perlombaan Bahasa Jepang tingkat SMA/MA/SMP Se-Jawa Timur, yang diselenggarakan oleh MGMP Guru Bahasa Jepang SMA/MA Se-Jawa Timur pada tanggal 30 Januari 2011 di MAN Tambakberas Jombang)
17. Bagus Agung p, Muaiyada, Ni’matur Rosyidah (Juara III Lomba Cerdas-Cermat Bahasa Jepang dalam acara Isshoni Tanoshimimashou 6, Perlombaan tingkat SMA/MA/SMK Se-Jawa Timur yang diselengarakan oleh Universitas Brawijaya Malang (UNIBRAW) Pada Tanggal 19-20Maret 2011)
18. Nikmatur Rosyidah (Juara 2 Lomba Benron Taikai (Lomba Pidato) Bahasa Jepang dalam acara “Nihon Rashii Omatsuri 2011” Perlombaan Bahasa Jepang tingkat SMA/MA/SMK Se-Jawa Timur, yang diselenggarakan oleh Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang UNITOMO pada tanggal 12 Juni 2011 di UNITOMO (Universitas Dr.Soetomo) Surabaya)
19. M.Choirul Aziz (Juara 1 Lomba Rodoku (Lomba Membaca Nyaring) Bahasa Jepang dalam acara “Nihon Rashii Omatsuri 2011” Perlombaan Bahasa Jepang tingkat SMA/MA/SMK Se-Jawa Timur, yang diselenggarakan oleh Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang UNITOMO pada tanggal 12 Juni 2011 di UNITOMO (Universitas Dr.Soetomo) Surabaya)
20. Lambung Bayu Permana (Juara 2 Lomba Rodoku (Lomba Membaca Nyaring) Bahasa Jepang dalam acara “Nihon Rashii Omatsuri 2011” Perlombaan Bahasa Jepang tingkat SMA/MA/SMK Se-Jawa Timur, yang diselenggarakan oleh Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang UNITOMO pada tanggal 12 Juni 2011 di UNITOMO (Universitas Dr.Soetomo) Surabaya)
21. Nikmatur Rosyidah (Juara 3 Lomba Rodoku (Lomba Membaca Nyaring) Bahasa Jepang dalam acara “Nihon Rashii Omatsuri 2011” Perlombaan Bahasa Jepang tingkat SMA/MA/SMK Se-Jawa Timur, yang diselenggarakan oleh Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang UNITOMO pada tanggal 12 Juni 2011 di UNITOMO (Universitas Dr.Soetomo) Surabaya)
22. Wike Wulandari (Juara 3 Lomba Shodo (Lomba Menulis Kaligrafi Jepang) dalam acara “Nihon Rashii Omatsuri 2011” Perlombaan Bahasa Jepang tingkat SMA/MA/SMK Se-Jawa Timur, yang diselenggarakan oleh Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang UNITOMO pada tanggal 12 Juni 2011 di UNITOMO (Universitas Dr.Soetomo) Surabaya)
23.Nikmatur Rosyidah (Juara 2 KANA CONTEST (Lomba Menulis Huruf Hiragana Katakana) dalam acara “JECUF 2011 (Japan Education and Culture Fair 2011)” Perlombaan Bahasa Jepang tingkat SMA/MA/SMK Se-Indonesia (Nasional), yang diselenggarakan oleh Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang UNPAD (Universitas Padjajaran) Jatinangor-Bandung pada tanggal 19-25 Juni 2011 di UNPAD (Universitas Padjajaran) Bandung)
24.Lambung Bayu Permana (Juara 1 ROUDOKU CONTEST (Lomba Membaca Nyaring Bahasa Jepang) dalam acara “JECUF 2011 (Japan Education and Culture Fair 2011)” Perlombaan Bahasa Jepang tingkat SMA/MA/SMK Se-Indonesia (Nasional), yang diselenggarakan oleh Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang UNPAD (Universitas Padjajaran) Jatinangor-Bandung pada tanggal 19-25 Juni 2011 di UNPAD (Universitas Padjajaran) Bandung)
25.Chabib Amrulloh (Juara 3 ROUDOKU CONTEST (Lomba Membaca Nyaring Bahasa Jepang) dalam acara “JECUF 2011 (Japan Education and Culture Fair 2011)” Perlombaan Bahasa Jepang tingkat SMA/MA/SMK Se-Indonesia (Nasional), yang diselenggarakan oleh Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang UNPAD (Universitas Padjajaran) Jatinangor-Bandung pada tanggal 19-25 Juni 2011 di UNPAD (Universitas Padjajaran) Bandung)
26.Bagus Agung Prio Sembodo (Juara 3 KANJI CONTEST (Lomba Menulis Huruf Kanji) dalam acara “JECUF 2011 (Japan Education and Culture Fair 2011)” Perlombaan Bahasa Jepang tingkat SMA/MA/SMK Se-Indonesia (Nasional), yang diselenggarakan oleh Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang UNPAD (Universitas Padjajaran) Jatinangor-Bandung pada tanggal 19-25 Juni 2011 di UNPAD (Universitas Padjajaran) Bandung)
27. Bagus Agung Prio Sembodo (Juara 2 KANJI TAIKAI (Lomba Menulis Huruf Kanji) dalam acara “KINENBI 2011” Perlombaan Bahasa Jepang tingkat SMA/MA/SMK Se-Jawa Timur, yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Sastra Jepang UNAIR (Universitas Airlangga) Surabaya pada tanggal 23 Juli 2011 di UNAIR (Universitas Airlangga) Surabaya)

MA Darul Ulum Waru, Juara Umum Perlombaan Bahasa Jepang Tingkat SMA/MA Se-Indonesia Jecuf 2011 di UNPAD Bandung :
Dua Tahun Berdiri, 27 Prestasi Diraih
Setelah serangkaian perlombaan yang dilangsungkan dalam Japan Education and Culture Fair (Jecuf) 2011, 20 Juni lalu, akhirnya MA Darul Ulum Waru (MADUWA) berhasil mendapatkan predikat juara umum lomba tingkat SMA/MA/SMK sederajat, dalam perlombaan tingkat nasional yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Sastra Jepang (Himade) Fakultas Sastra Unpad.
Kemenangan tersebut berhak mereka terima setelah mendapat posisi juara satu dalam satu jenis perlombaan, satu posisi juara dua dan dua posisi juara tiga dalam cabang lomba lainnya. Maduwa mendapat juara satu dalam kontes rodoku, juara dua dalam kontes kana, dan juara tiga dalam rodoku dan kanji.
Posisi juara satu yang didapatkan Maduwa disumbangkan oleh Lambung Bayu Permana dalam kontes rodoku (Lomba Membaca) bahasa Jepang, dan juara dua yang diraih oleh Nikmatur Rosyidah dalam kontes kana (Lomba Huruf Hiragana Katakana) bahasa Jepang Selanjutnya, Chabib Amrullah dan Bagus Agung Prio Sembodo menyumbangkan kemenangan mereka sebagai juara ketiga, masing-masing dalam kontes rodoku dan kanji.
Jecuf 2011 sendiri berlangsung sejak 19 hingga 25 Juni 2011. Adapun cabang-cabang perlombaan yang diadakan untuk tingkat SMA/SMK/MA, adalah kontes shuuji, kana, kanji, rodoku, dan lomba pidato. Sementara itu, cabang perlombaan untuk tingkat mahasiswa adalah kontes sakubun, shuuji, kana, kanji, dan rodoku. Lalu ada pula cabang-cabang lomba untuk kategori umum, yakni lomba esai, dan lomba karya tulis ilmiah.
Selain itu juga ada pameran, kongres, dan seminar. Kongres sendiri diadakan 23-24 Juni 2011 ini. Sementara itu, seminar digelar 24 Juni di Bale Santika. Pengumuman dan penyerahan hadiah bagi para pemenang dilakukan pada 25 Juni lalu.
Juara Kanji Contest (Lomba Huruf Kanji Bahasa Jepang) tingkat SMA :
1.Fajar Purnomo (SMAN 110 Jakarta),
2.Leonardo Abednego Sumule (SMAN 6 Bekasi),
3. Bagus Agung Prio Sembodo (MA Darul Ulum Waru Sidoarjo)
Juara Rodoku Contest (Lomba Membaca Bahasa Jepang) tingkat SMA:
1. Lambung Bayu Permana (MA Darul Ulum Waru Sidoarjo)
2. Sri Mulyani (SMK Pasundan 3 Bandung),
3. Chabib Amrullah (MA Darul Ulum Waru Sidoarjo)
Juara Kana Contest (Lomba Huruf Hiragana Katakana) tingkat SMA:
1.Tri Noviantika Aldilasari (SMA YP Vidya Dahana Putra),
2.Nikmatur Rosyidah (MA Darul Ulum Waru Sidoarjo),
3.Gesti Turti Ros (SMAN 1 Garut)
Jecuf yang pertama kali digelar itu pun kemudian secara resmi ditutup oleh Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fasa Unpad, Dr. Heriyanto, M. Hum, di Aula Pusat Studi Bahasa Jepang (PSBJ) Fasa Unpad Jatinangor pada hari Sabtu 25 Juni 2011.
Bagi tim MADUWA, kemenangan kali ini merupakan suatu usaha yang tidak sia-sia. Pasalnya, sejak dua tahun yang lalu sudah dipersiapkan secara matang tentang penguasaan bahasa Jepang ini. “Materi yang saya berikan ke anak-anak sudah jauh-jauh hari saya persiapkan untuk menghadapi lomba semacam ini. Bukan sekedar penguasaan cara baca melainkan juga tata bahasa serta ketrampilan sastra dan bahasa Jepang lainnya,” ujar Sugeng Iswahyudi, S.Pd., guru Klub Bahasa Jepang Maduwa pada PENA.
Bukan itu saja, pengorbanan peserta yang mengikutinya juga turut mendukung. Biaya hidup disana selama beberapa hari juga transportasinya, ditanggung delapan peserta dan gurunya. Karena keterbatasan dana dari sekolah, maka atas ijin orang tua mereka akhirnya berangkat juga ke Bandung untuk mewakili Jawa Timur diajang lomba bahasa Jepang tingkat nasional ini. Dan hasil yang dicapai sungguh sangat memuaskan.
Sejak pertamakali berdiri, sekitar Juli 2009 lalu, klub Bahasa Jepang di Maduwa sempat diminati siswa sejumlah 145 orang dalam perjalanannya menyusut menjadi 30 orang dan hingga saat ini tinggal 8 orang.
“Ya delapan orang inilah yang saya didik karena mempunyai minat yang besar terhadap bahasa dan sastra Jepang,” lanjut Sugeng yang alumni pendidikan bahasa Jepang Unesa 2009. Setidaknya materi yang diberikan ke anak didiknya diantaranya ketrampilan Kanji (huruf Kanji), Rodoku (membaca bahasa Jepang), Kana (huruf Hiragana Katakana), Benron Taikai (pidato bahasa Jepang) dan Shuji (Kaligrafi Jepang).
Selama dua tahun ini, Sugeng memberi materi bahasa Jepang dengan menggunakan buku-buku yang biasa dipergunakan oleh mahasiswa jurusan bahasa Jepang. Nihongo 1 adalah buku materi 2 tahun kelas X dan XI jurusan bahasa SMA/MA ini diberikan ke muridnya selama 2 bulan (Juli Agustus), Nihongo 2, buku materi 1 tahun kelas XII jurusan bahasa SMA/MA diselesaikan di klub selama 1 bulan (September), dan Minna No Nihongo 1 (ada 4 buku) merupakan materi 1 tahun bagi mahasiswa dasar semester 1 dan 2 jurusan bahasa Jepang di universitas tetapi di klub bahasa Jepang diselesaikan dalam waktu 4 bulan (Oktober-Januari).
Dan tanpa terasa, selama dua tahun ini (2009-2011) siswa klub bahasa Jepang sudah meraih 27 prestasi dengan rincian 23 juara bahasa Jepang tingkat Jawa Timur dan 4 juara bahasa Jepang tingkat Nasional. YUS

Dijadikan boks kecil-kecil !!!!
1. Bagus Agung Prio Sembodo – M. Choirul Aziz:
Badan Panas Dingin
Baik Bagus yang bercita-cita menjadi polisi ataupun Aziz yang bercita-cita jadi astronot ini, keduanya tidak menyangka kalau akan menang. Pasalnya, sejak awal datang di kampus Unpad hingga acara akan berakhir, badan sudah panas dingin. Bahkan sering ke kamar mandi.
“Jangankan berpikiran untuk menang, mau maju presentasi aja kami tidak pede dan kamipun pasrah dengan keadaaan. Kalau menang ya Alhamdulillah, kalahpun kami tidak akan susah,” ujar Bagus yang akhirnya menyabet juara 3 di lomba Kanji Contest.
2. Muaiyada – Ni’matur Rosyidah:
Belajar Dibantu Lilin
Sesaat setelah datang di Bandung, tim Maduwa langsung menuju asrama yang telah disediakan panitia. Selain istirahat juga menyiapkan belajar materi untuk lomba keesokan harinya.
“Sore hari menjelang maghrib saat kami belajar tiba-tiba lampu mati, sekitar lima jam kami akhirnya belajar menggunakan penerangan lilin. Sudah badan capek, penerangan waktu belajar kurang jadinya belajar kurang bersemangat, tak bergairah. Untungnya sensei Sugeng memberi kami multivitamin untuk mengembalikan gairah belajar kami dan Alhamdulillah tak lama kemudian listrik menyala,” tutur Ni’matur Rosyidah yang berhasil menjuarai lomba Kana Contest di posisi 2.
3. Lambung Bayu Permana – Chabib Amrullah:
Optimis Menang
Dari sekian orang dalam tim Maduwa, hanya Lambung Bayu Permanalah satu-satunya anggota tim yang optimis menang dalam lomba di Bandung ini. Dengan alas an apa? “Ketika melihat semua peserta tampil, saya akui mereka pelafalannya baik hanya saying ngomongnya mereka tersendat-sendat. Sedangkan saya ya pelafalannya begini ini, tapi saya sangat lancar sekali. Jadi, sebelum panitia mengumumkan siapa-siapa juaranya, saya sudah duluan optimis menang dan Alhamdulillah menang beneran,” cerita Lambung Bayu Permana yang berhasil meraih juara 1 dalam lomba Membaca Bahasa Jepang atau Rodoku Contest. Bahkan teman satu timnya, Chabib Amrullah berhasil meraih juara 3 dalam lomba yang sama.
4. Layyinatul Zuhriah – Aristamy Agata:
Terkendala Bahasa
Memang benar yang dikatakan orang bijak, kuasailah bahasa suatu kaum dan akan selamatlah kita. Rupanya hal ini dialami kebalikan oleh tim Maduwa saat pertama kali datang ke Bandung.
“Kami ngomong a ternyata disangka b, padahal kami sudah ngomong menggunakan bahasa Indonesia. Aduh, susah juga rupanya dan tidak semudah yang kami bayangkan sebelum berangkat. Akhirnya, kamipun menggunakan bahasa campuran ya bahasa Indonesia ya bahasa isyarat asal kami dan mereka sama-sama mengerti,” kata Layyinatul Zuhriah. Akibatnya, saat sarapan tim ini ini hanya melahap roti dan susu.

Muhammad Mustofa, S.Ag, Kepala MA Darul Ulum Waru:
Memotivasi Untuk Berprestasi
Setiap keberhasilan yang diraih peserta didik MA Darul Ulum Waru ini merupakan hasil dari kolaborasi antara guru, murid dan sekolah. Tanpa adanya minat yang tinggi untuk mengikuti lomba dari siswa, tidak adanya dukungan dan bimbingan dari guru yang bersangkutan serta tanpa dorongan dari sekolah, prestasi sulit diraih.
Tugas sekolah adalah memberikan motivasi kepada siswanya, baik berupa pesan motivasi ataupun pendanaan. Semua dilakukan sekolah sesuai dengan porsi dan kemampuan yang dimiliki sekolah. Kalau ada siswa yang mengikuti beberapa jenis lomba maka ya harus ada prioritas serta pengalokasian dana tadi.
Tapi secara umum, pihak sekolah akan selalu mendukung dan memotivasi siswanya untuk selalu bisa berprestasi yang maksimal. YUS

Iswahyudi, S.Pd., Guru Klub Bahasa Jepang Maduwa:
Butuh Perhatian Sekolah
Niat awal didirikannya club bahasa Jepang ini karena memenuhi keinginan siswa yang merasa kurang dengan mata pelajaran bahasa Jepang yang hanya 1 jam pelajaran. Minat yang besar untuk belajar bahasa Jepang inilah yang mendorong lahirnya club bahasa Jepang.
Antusias yang tinggi dari siswa inilah yang membangkitkan keinginan saya untuk mendidik secara lebih serius tentang bahasa Jepang.
Bahkan materi yang saya berikan sebenarnya bukan porsi mereka tapi saya coba kenalkan dan merekapun mampu menerimanya. Selain agar mereka menguasai bahasa Jepang, keinginan saya yakni mereka harus menang disetiap lomba bahasa Jepang yang diikutinya. Dan terbukti, sederetan juara sudah berhasil diraihnya.
Melihat potensi yang besar ini, saya berharap pihak sekolah memberikan perhatian lebih terhadap keberadaan bahasa Jepang. Minimal disejajarkan dengan bahasa Inggris di sekolah. Dalam mendidik siswa saya punya prinsip, "Jadilah Manusia yang bermanfaat bagi makhluk hidup yang lain.”YUS

Profesi: Tukiyar, Mitra Bestari Tabloid PENA di Kecamatan Taman: Paling Anti Melewati Jalan Layang

“Ribuan kilo jalan yang kau tempuh, lewati rintang demi PENA mediaku….”
Sepenggal lirik lagu Ibu-nya Iwan fals yang sedikit diplesetkan tadi rupanya sangat tepat untuk diterimakan ke Tukiyar. Tukiyar? Siapakah dia? Bagi insane pendidikan di kawasan kecamatan Taman, nama Tukiyar sudah tidak asing lagi.
Ya benar, Tukiyar, pria yang kesehariannya berdinas di UPTD Pendidikan kecamatan Taman ini hampir setiap bulan sekali mengunjungi sekolah-sekolah diseluruh wilayah kecamatan Taman. Kunjungan ke sekolah ini dalam rangka mengantarkan tabloid pendidikan Sidoarjo “PENA”. Dan yang sangat manarik perhatian, ketika mengantarkan PENA ke sekolah-sekolah, Tukiyar tidak mengendarai sepeda motor melainkan sepeda kebo (sepeda onthel yang kerap disebut sepeda onta).
Tetesan keringat yang keluar tatkala mengayuh sepeda kebo kesayangannya ini demi mengantarkan PENA ke penjuru kecamatan Taman. Tak kurang dari 163 sekolah yang harus Tukiyar kirimi PENA yang terdiri dari TK 84, 47 SD, 15 SMP, 6 SMA, 9 SMK dan 2 Madrasah Aliyah.
“Kalau cuaca mendukung artinya tidak sedang hujan dalam satu minggu semua tabloid PENA sudah terkirim di sekolah-sekolah yang dimaksud. Sering juga pengiriman tabloid dengan kwitansi tidak bersamaan dari kabupaten jadi saya harus balik ke sekolah tadi, ini yang bikin molor pengiriman PENA,” tutur Tukiyar yang baru empat bulan menangani distribusi tabloid PENA di kecamatan Taman ini.
Sepeda Bakul Es Tape
Tatkala disinggung soal cara ngirim tabloid PENA dengan mengayuh sepeda kebo ini, Tukiyar menjawab singkat,”Keliatannya saya ini sudah bosan naik sepeda motor berplat merah dan pingin naik sepeda pancal dan pilihan saya ke sepeda kebo karena kelihatan kuat dan antic,” ujar Tukiyar yang tempat tinggalnya dikawasan Taman.
Sekitar tujuh tahun yang lalu Tukiyar berburu sepeda kebo dan kebetulan ada seorang pedagang es tape di daerah Wage yang ingin menjual sepedanya. Setelah terjadi kesepakatan maka sepeda kebo ini dibeli dengan harga Rp 400 ribu. “Awalnya ada beberapa bagian sepeda yang harus diganti hingga saya nambahi asesorisnya mulai bel elektronik, bel manual hingga sound system yang diletakkan dibelakang sepeda. Kalau dihitung dengan uang maka semuanya tak akan terbilang tapi karena saya suka ya akhirnya tidak terlalu berat biayanya,” kata Tukiyar yang merek sepeda kebonya NORTON 1931 pada PENA disela istirahat siangnya dikantor UPTD pendidikan kecamatan Taman.
Soal perawatan bapak satu putra ini sangat memperhatikannya, setidaknya setiap pagi sepeda kebonya di lap hingga cling. “Setiap tiga hari sekali saya semir dengan semir sepatu biar catnya awet,” tambah Tukiyar. Faktanya, walau hari berdebu tapi sepeda kebo Tukiyar masih cling dan buah dari ketekunannya merawat sepeda, tahun 2007 yang lalu sepeda Tukiyar ini meraih juara harapan 1 sepeda antic di lomba gerak jalan Mojokerto-Suroboyo.
Anggota PASONA DESTRO (Paguyuban Sepeda Nasional Desa Trosobo) ini begitu antusias mengikuti berbagai kegiatan yang dilakukan sesama pemilik sepeda kebo lainnya. Setidaknya, ada pertemuan seminggu sekali dan jalan-jalan mengelilingi kota Sidoarjo.
Puluhan kilometer jarak pengiriman PENA, bagi Tukiyar hal ini tidaklah berarti dengan kebanggaan dia mengayuh sepeda kebo ini. Walau begitu, beberapa duka pernah dialami Tukiyar dengan sepeda kebonya ini. “Saya pernah nabrak sepeda motor juga pernah ditabrak sepeda motor. Tapi keduanya saya malah dapat ganti rugi, entahlah mungkin lihat wajah saya yang melas lagi lucu ini maka mereka malah memberi saya uang ganti rugi,” ucap suami Jaminem sambil terbahak.
Ada satu yang menjadi phobi bagi Tukiyar tatkala mengirim tabloid PENA, apa itu? “Saya paling berat kalau ngirim PENA ke daerah Wage, karena harus melewati jembatan layang. Ngayuhnya itu lebih berat daripada saya harus mengayuh ke daerah Pertapan yang jaraknya tujuh kilometer. Karena demi tugas ya saya ayahi juga hingga PENA bisa di sekolah yang dituju,” ujar Tukiyar sambil menerawang jauh membayangkan pengalamannya itu.
MC Handal
Kreatifitas yang ditunjukkan Tukiyar bisa membuat orang lain tersenyum bila bertemu dijalan raya. Dengan mengendarai sepeda kebo modiv, memakai rompi hitam dan bertopi laiknya topi mener jaman Belanda, Tukiyar dengan entengnya mengayuh sepeda kebonya.
Rupanya dibalik keunikan ini, Tukiyar memiliki satu bakat yang sangat besar yakni menjadi Master of Ceremoni (MC). “Saya itu spesialis MC siraman manten, tingkeban, temu manten, khitanan hingga mbuka kawah. Saya minat sekali untuk belajar MC ini,” kata Tukiyar yang pernah ikut kursus MC di tahun 1997.
Diawal karier MC-nya, tiga minggu setelah kursus Tukiyar sudah mendapat order MC di acara manten. Di bulan besar, order MC-nya berjibun. Bahkan untuk bulan Syawal ini, job manggung Tukiyar sudah menumpuk. “Ya semoga saya ini diberi kesehatan oleh Gusti Alloh agar bisa melaksanakan semua tugas yang diberikan ke saya,” harap Tukiyar. Semoga sukses di PNS-nya juga sukses dan lancar job manggungnya. YUS
Caption:
1. Tukiyar bersama sepeda kebo yang dibelakangnya ada tabloid PENA, siap mengantar hingga sampai tujuan.
2. Tukiyar bangga dengan sepeda kebonya. (foto-foto:Yupiter Sulifan)

Minggu, 21 Agustus 2011

Semarak Agustusan dan Ramadhan Mubarak di Smanita


Walau peringatan hari ulang tahun proklamasi kemerdekaan RI berlangsung pada bulan Ramadhan namun hal ini tidak mengurangi semangat untuk memeriahkannya. Ini terlihat di SMAN 1 Taman. Selama dua hari menjelang bulan suci Ramadhan, tanggal 29-30 Juli dilaksanakan perlombaan Agustusan.
Adapun lomba yang digelar pihak kesiswaan dan OSIS Smanita ini diantaranya lomba patrol modern, karaoke bergaya, jalan sehat berhadiah, membawa kelereng dengan sendok , memasukkan paku dalam botol dan lomba merias kelas bernuansa Ramadhan. “Pelaksanaan perlombaan Agustusan dilaksanakan sebelum bulan Agustus ini untuk memberikan kesempatan siswa dan guru yang melaksanakan kewajiban puasa untuk lebih khusyuk mengingat tanggal 17 itu tepat bulan puasa,” H. Maryoto,M.Pd selaku Waka Kesiswaan kepada PENA.
Kewajiban mengikuti lomba ini bukan hanya diterapkan pada siswa, guru juga diwajibkan mengikutinya. Ada pertandingan bulutangkis ganda campuran, bola voli hingga membawa kelerang diatas sendok. Kalah menang bukan tujuan utama dalam perlombaan kali ini, yang penting semangat kemerdekaan tetap terpatri dalam diri warga besar Smanita.
Ramadhan Mubarak
Untuk berlomba mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya di bulan suci Ramadhan, diadakan POndok Ramadhan bagi siswa kelas X hingga XII. Pondok Ramadhan yang berlangsung selama enam hari dibagi munurut kelas parallel. Kelas XII tanggal 5-6 Agustus, kelas XI tanggal 12-13 Agustus dan kelas X pada tanggal 19-20 Agustus.
Adapun materi yang diberikan disesuaikan dengan tingkatan kematangan peserta Pondok Ramadhan. Ada kegiatan sholat duha berjamaah, taddarus Qur’an, ESQ, pemantapan ibadah, doa yang khusyuk hingga kegiatan pengumpulan zakat.
“Pembagian pelaksanaan waktu Pondok Ramadhan ini bertujuan supaya kegiatan belajar mengajar tetap berjalan efektif, siswa yang lain masih bisa menikmati pelajaran dari guru sedangkan siswa lainnya mendapat tambahan ilmu agama. Tentang zakat yang dikoordinir oleh OSIS ini melatih siswa untuk peka dan peduli dengan nasib orang yang kurang mampu. Dengan kepedulian ini, diharapkan siswa tidak akan merendahkan atau menghina kaum miskin melainkan sama-sama menghormatinya,” ujar Drs. H. Panoyo, M.Pd Kepala SMAN 1 Taman. YUS
Caption foto:
1. Salah satu penampilan kelas dalam lomba patrol modern, atraktif dan lucu.
2. Antusias siswa saat mengumpulkan zakat dikoordinir OSIS. (foto-foto:YUS)

Lensa Pena
Makam Ramai: Menjelang Ramadhan dan Lebaran banyak peziarah mendatangi makam sanak keluarganya untuk memanjatkan doa kepada para leluhur. Ini merupakan tradisi religi yang sudah mengakar di kehidupan masyarakat kita. (foto:yupiter sulifan)

Ari Tulus Purwanto, S.Kom, Guru IT SMAN 1 Sidoarjo: Bukan Sekedar Memindah Bahan Ajar ke Layar LCD

Sekitar 10 tahun yang lalu, negara-negara Asia seperti Singapura, Hong, Kong, Japan dan Negara Korea mulai mengembangkan usaha mereka pada program tingkat nasional dengan menamakan Informasi dan Teknologi Komunikasi (ICT/Information Communication Technologi) ke dalam sistem pendidikan.
Sekolah-sekolah negara-negara Asia seperti Jepang, Taiwan, Korea, Singapore dan Hong Kong kini dihubungkan dengan pertalian jalur lebar dan jaringan yang cepat dengan Internet. Ini yang kemudian diadopsi oleh Indonesia, yakni dengan memanfaatkan ICT untuk kemajuan dibidang pendidikan.
Diakui atau tidak, keberadaan internet sungguh berarti bagi dunia pendidikan. Terutama bagi guru yang ingin mencari bahan ajar, berkomunikasi dengan rekan guru satu sekolah atau sekolah lain ataupun dengan muridnya, ngeblog, dan kegiatan positif lainnya. Pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan akhir-akhir ini digalakkan oleh pemerintah dengan memanfaatkan Information and Communication Technology (ICT). Pemanfaatan ICT ini secara umum bertujuan menghubungkan murid-murid dengan jaringan pengetahuan dan informasi. Selain itu mengembangkan sikap dan kemampuan murid-murid untuk belajar sepanjang hidup (life-long education), meningkatkan kinerja guru dalam bidang ICT. Pada akhimya akan mengubah sekolah di Indonesia menjadi institusi pembelajaran yang kreatif dan dinamis dengan murid-murid menjadi pembelajar yang lebih termotivasi, selalu ingin tahu, dan kreatif.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam rangka pemanfaatan ICT ini adalah dengan menyediakan prasarana dan fasilitas TIK untuk murid dan guru yang memungkinkan mereka mengakses informasi, mendorong pemain kunci dalam sistem sekolah dalam menjalankan peran baru mereka, terutama dalam hal ini adalah guru. Di samping itu juga, sekolah mengintegrasikan TIK dalam pendidikan sekolah melalui kurikulum yang sesuai dan dukungan sumberdaya dan mendorong tumbuhnya lingkungan berbasis komunitas yang kondusif terhadap manajemen perubahan.
Hanya saja masih ada sementara Guru masih rendah dalam hal penguasaan ICT untuk proses belajar mengajar dan melatih atau membimbing siswa menguasai ICT agar lebih siap berkarir di dunia kerja atau hidup mandiri dengan memanfaatkan ICT. Agar kompetensi Guru dalam hal ICT dan pemanfaatan ICT dapat berlangsung secara optimal, maka berbagai wokshop harus dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan guru, diantaranya; workshop pengelolaan bahan ajar, pembuatan bahan ajar, pengelolaan arsip, pengelolaan nilai, pengelolaan jaringan, pembuatan blog untuk pembelajaran, dan lain-lain.
Dan workshop inipun sifatnya harus berkelanjutan, rutin mengingat perkembangan iptek akan semakin cepat berubah. Bila workshop atau pelatihan ini hanya sekali dua kali maka akan semakin banyak informasi yang belum ter-update oleh guru. Untuk itu dari kalangan MGMP IT Sidoarjo berencana mengajukan diri untuk memberikan pelatihan kepada rekan-rekan guru, terutama guru SD. Dengan alasan bahwa di sekolah dasar inilah dasar-dasar pengenalan IT sudah harus dimantapkan agar mereka bukan sekedar bisa menggunakan IT tetapi juga bisa membentengi diri dari penyalahgunaan IT.
Bila ditingkat dasar sudah menguasai IT maka untuk kelanjutannya akan lebih mudah untuk menguasai kemajuan IT lainnya. Fenomena yang terjadi saat ini, tidak jarang muridnya lebih menguasai IT daripada gurunya. Karena guru sudah sangat puas dengan hanya menguasai power point untuk presentasi tanpa member sentuhan-sentuhan ICT lainnya. Akibatnya, siswa malah mudah jenuh, tidak menarik hingga akhirnya sang murid enggan untuk menyimak paparan guru. Ini tak ubahnya seperti memindah bahan ajar dari papan tulis ke layar LCD saja.
Penguasaan e-learning juga sangat diperlukan oleh guru dalam mendidik muridnya. Guru bisa memberikan tugas kepada murid melalui blog pribadi yang bisa diakses murid dari rumah atau warnet. Mengumpulkan tugas lewat e-mail, facebook atau lewat jejaring internet lainnya. Bila guru sudah bersemangat untuk meng-upgrede diri tentang ICT maka pihak sekolah harus mengimbanginya.
Setiap unit kerja di sekolah dilengkapi dengan sarana berupa Personal Komputer dan Notebook. Untuk mempermudah komunikasi dan interaksi internal dan eksternal Jaringan/Lokal Area Network (LAN) harus dibangun dan terus dirawat agar komunikasi dengan rekan di sekolah maupun rekan di sekolah lain melalui dunia maya dapat terjalin. Pencarian materi dan bahan ajar dapat dipenuhi sehingga kualitas proses belajar dapat terus ditingkatkan.
Perlu disiapkan budget untuk insentif guru dan karyawan yang mengelola Website Sekolah dan mereka yang menuliskan artikel di masing-masing blognya. Berbagai kegiatan seminar, pelatihan dan lain-lain yang bertujuan untuk up grading guru diikuti oleh guru hingga ke luar kota. Sekolah memberi subsidi pembiayaan untuk up grading tersebut.
Berbagai pendekatan dilakukan dengan Dinas Pendidikan dan Instansi terkait untuk pengembangan ICT di lingkup pendidikan. Berbagai kegiatan dapat dilakukan dilakukan dengan melibatkan SD, SMP, SMA dan SMK di sekitar sekolah dalam pemanfaatkan Jardiknas, pembuatan bahan ajar sosialisasi pemanfaatan ICT untuk berbagai pihak dan lainnya.
Dari realitas di atas ada beberapa hal yang patut di cermati secara arif berkaitan dengan pemanfaatan ICT ini. Hal ini berkaitan dengan implementasi di lapangan. Pertama, kemampuan sekolah untuk melengkapi fasilitas ICT. Kedua, tentang kemampuan sumber daya manusia khususnya guru dalam pemanfaatnan ICT. Ketiga, lingkungan sosial yang kurang mendukung terhadap pemanfaatan ICT. YUS

Didin Rahmad Putra, S.Pd, Guru Geografi MA Darul Ulum Waru: Diajarkan Sesuai Kematangan Usianya

Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh mengatakan masalah Keluarga Berencana atau KB dan kependudukan akan dimasukkan dalam kurikulum nasional mulai tahun ajaran baru mendatang. Selain dimasukkan dalam kurikulum nasional juga masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Tujuan memasukkan masalah KB dan kependudukan kedalam kurikulum pendidikan nasional adalah untuk mengubah pola pikir masyarakat melalui generasi muda mengenai berbagai hal tersebut.
Dengan memasukkan masalah KB dan kependudukan kedalam kurikulum nasional maka anak didik kita akan mendapatkan pelajaran mengenai demografi, dan lain sebagainya sejak usia dini. Kurikulum mengenai KB dan kependudukan akan diterapkan sejak dini dan kemungkinan dari tingkat sekolah dasar atau sekolah menengah pertama. Sehingga pendidikan KB dan kependudukan bisa dioptimalkan di sekolah-sekolah umum baik milik pemerintah maupun swasta.
Sebetulnya, materi KB sudah sejak lama masuk dalam kurikulum sekolah. Materinya tercakup ke dalam pelajaran Biologi. Namun penjelasannya hanya sepintas dan tidak mendalam. Tapi, porsi itu dipandang cukup untuk ukuran siswa SMP dan SMA sebagai pengetahuan awal.
Kalau kita teliti lebih mendalam, soal KB sudah ada sejak lama. Hanya saja materinya baru sampai ke pembatasan kelahiran, belum sampai mengenai jenis-jenis obat. Bukankah pendidikan kesehatan reproduksi sudah tercakup ke dalam materi biologi yang dipelajari siswa selama ini. Namun jika Kemendiknas berencana memasukkan materi KB secara utuh, hal ini tidak jadi masalah.
Soal jam pelajaran, memang tidak perlu ada alokasi khusus untuk mata pelajaran KB. Menurutnya, sebaiknya materi KB diintegrasian dengan mata pelajaran yang berkaitan, misalnya geografi yang saat ini ada bab kependudukannya. Ataupun digabung dalam mata pelajaran biologi untuk SMP sementara untuk SD dimasukkan ke sains.
Bila dirunut sejarahnya, program KB ini telah dirintis sejak tahun 1970 dan hingga kini masih sangat dibutuhkan untuk mengendalikan jumlah penduduk. Namun masih banyak kendala di lapangan sehingga Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) masih harus kerja keras mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Oleh karena itu menggarap potensi masyarakat pada usia sedini mungkin dengan menyelipkan pesan-pesan agar mereka mulai bersikap menuju norma keluarga kecil. Ke depan Program KB harus ditambah sasaran, bukan hanya yang sudah memiliki anak tetapi lebih diprioritaskan anak-anak.
Anak-anak itu harus mulai diberi pemahaman betapa susahnya keluarga beranak banyak dan punya dua anak saja itu lebih baik. Nah, caranya harus menyediakan buku-buku bacaan anak-anak yang di dalamnya diselipkan pesan-pesan norma keluarga kecil. Jadi sikap dan perilaku itu bisa tertanam sejak kecil.
Keluarga kecil itu, paling tidak akan memberi kesempatan lebih banyak bagai anak-anak untuk mendapat pendidikan layak. Jadi pesan-pesan yang diselipkan bukan mengajarkan soal kontrasepsi saja, tetapi yang diceritakan adalah kehidupan yang susah bagi keluarga yang banyak anak.
Misalnya, ini soal kecil saja, keluarga yang anaknya banyak kalau dapat kue dan harus dibagi bagiannya kan jadi kecil-kecil, coba kalau anaknya cuma dua. Nah, untuk anak-anak remaja bisa dibuat cerita bergambar, komik, dan novel. Kita juga bisa menitipkan pesan ini dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Jadi intinya, guru harus pandai-pandai mengemas pelajaran kependudukan terutama soal keluarga berencana ini sesuai dengan tingkat kematangan usia peserta didik. YUS