Sabtu, 28 Juli 2012

Kedisiplinan Guru PNS


Drs. H. Subagyo, M.Si., Kepala SMAN 1 Taman:
Jangan Tiru Falsafah Gigi
Kedisiplinan pegawai kerapkali menjadi bahan perbincangan banyak kalangan. Bermain catur, baca koran yang seringkali terlihat saat jam masih menunjukkan angka 10 pagi. Apalagi kedisiplinan guru ini semakin banyak yang menyorotinya.
Dalam beberapa kasus, memang ada yang mempunyai disiplin kerja tidak tinggi. Terlebih sesudah menerima tunjangan profesi, sorotan terhadap keinerja guru semakin ramai dibicarakan orang. Terutama bagi guru PNS, sorotan public sangat tajam perihal jam kerja maupun kinerjanya.
Secara umum dalam rangka mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral sebagai penyelenggara pemerintahan yang menerapkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good governance), maka PNS sebagai unsur aparatur negara dituntut untuk setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah, bersikap disiplin, jujur, adil, transparan, dan akuntabel dalam melaksanakan tugas.
Untuk menumbuhkan sikap disiplin PNS, pasal 30 Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian mengamanatkan ditetapkannya peraturan pemerintah mengenai disiplin PNS. Selama ini ketentuan mengenai disiplin PNS telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Namun demikian peraturan pemerintah tersebut perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan, karena tidak sesuai lagi dengan situasi dan kondisi saat ini. Untuk mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral tersebut, mutlak diperlukan peraturan disiplin PNS yang dapat dijadikan pedoman dalam menegakkan disiplin, sehingga dapat menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas serta dapat mendorong PNS untuk lebih produktif berdasarkan system karier dan sistem prestasi kerja.
Peraturan Pemerintah tentang disiplin PNS ini antara lain memuat kewajiban, larangan, dan hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan kepada PNS yang telah terbukti melakukan pelanggaran. Penjatuhan hukuman disiplin dimaksudkan untuk membina PNS yang telah melakukan pelanggaran, agar yang bersangkutan mempunyai sikap menyesal dan berusaha tidak mengulangi dan memperbaiki diri pada masa yang akan datang.
Dalam Peraturan Pemerintah ini secara tegas disebutkan jenis hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan terhadap suatu pelanggarandisiplin. Hal ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi pejabat yang berwenang menghukum serta memberikan kepastian dalam menjatuhkan hukuman disiplin. Demikian juga dengan batasan kewenangan bagi pejabat yang berwenang menghukum telah ditentukan dalam Peraturan Pemerintah ini.
Melalui Tahap Profesional
Penjatuhan hukuman berupa jenis hukuman disiplin ringan, sedang, atau berat sesuai dengan berat ringannya pelanggaran yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan, dengan mempertimbangkan latar belakang dan dampak dari pelanggaran yang dilakukan. Kewenangan untuk menetapkan keputusan pemberhentian bagi PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah ini. Selain hal tersebut di atas, bagi PNS yang dijatuhi hukuman disiplin diberikan hak untuk membela diri melalui upaya administratif, sehingga dapat dihindari terjadinya kesewenang-wenangan dalam penjatuhan hukuman disiplin.
Adanya optimalisasi supervisi bagi kalangan guru terutama yang PNS ini akan bisa menekan tingkat pelanggaran kedisiplinan. Supervisi dalam bidang jam masuk kerja hingga kelengkapan perangkat pembelajaran. Dengan adanya supervisi yang optimal dan rutin maka diharapkan guru tidak sembrono dalam bertugas.
Bukan seperti falsafah gigi, tumbuhnya terlambat tapi tanggalnya duluan. Artinya, sebagai seorang guru bukan datangnya terlambat tapi pulangnya duluan melainkan datang duluan pulangnya belakangan.
Penjatuhan hukuman bagi guru yang bermasalah bukan masalah main-main melainkan dilihat jenis karakter disiplinnya lalu disesuaikan dengan bentuk penangannya. Bagi guru tipe disiplin yang mampu dan mau ini cukup dengan pendelegasian tugas bisa jalan dengan enak dan lancar. Tapi bagi guru yang bertipe mampu tapi tidak mau ini dengan cara meningkatkan hubungan personal yakni dengan melakukan pendekatan khusus dan mengurangi pemberian tugas.    
Dan guru yang bertipe tidak mampu tapi mau, ini perlu diberi dukungan bimbingan dan belajar. Sedangkan guru bertipe tidak mampu ya tidak mau perlakuan yang diberikan sedikit ada pemaksaan/otoriter agar mampu sekaligus mau melakukannya.
Pemberian hukuman atau sanksi tidak serta merta melainkan melalui mekanisme yang professional dan didahului dengan tahapan-tahapan tertentu. YUS

Pamit Kenal Kepala Sekolah


Parade Foto Pamit Kenal Kepala Smanita-Smanika

 Kepala dinas pendidikan Sidoarjo,
 Ir. Agoes Boedi Tjahjono,MT.,
saat memberikan sambutan
di acara Pamit Kenal Kepala SMAN 1Taman.

Drs. H. Panoyo, M.Pd., (kanan)
digantikan Drs. H. Subagyo, M.Si. (kiri)

 Drs. H. Subagyo, M.Si., Bahrul Ami’, M.Si. serta
H. Kusnan, B.Sc.
Serah terima tugas Kepala SMAN 1 Krian
 dari Drs. H. Sukemad, M.Pd.,
ke Drs. H. Panoyo, M.Pd. 
Drs. H. Sukemad, M.Pd., dan Drs. H. Panoyo, M.Pd. 
Pergantian kepala sekolah adalah suatu yang wajar dalam lembaga pendidikan di Sidoarjo. Begitu juga ketika diadakan pergantian Kepala SMAN 1 Taman dan SMAN 1 Krian yang dikemas dalam acara Pamit Kenal. Di SMAN 1 Taman acara Pamit Kenal berlangsung pada tanggal 12 Juli 2012 yang dihadiri kepala dinas pendidikan Sidoarjo, Ir. Agoes Boedi Tjahjono,MT., Camat Taman, Bahrul Ami’, M.Si., serta komite sekolah. Dalam sambutannya, Ir. Agoes Boedi Tjahjono,MT. mengatakan bahwa pergantian kepala sekolah merupakan sesuatu yang wajar.”Bukan karena dasar suka atau tidak suka melainkan untuk pemerataan serta untuk peningkatan profesionalisme sebagai abdi Negara dibidang pendidikan,” tegas Agus. Drs. H. Panoyo, M.Pd., digantikan Drs. H. Subagyo, M.Si dari SMAN 3 Sidoarjo. Drs. H. Panoyo, M.Pd., selanjutnya menempati posisi barunya di SMAN 1 Krian. Acara Pamit Kenal Kepala SMAN 1 Krian diadakan pada tanggal 13 Juli 2012 ini dihadiri oleh kepala dinas pendidikan Sidoarjo, Ir. Agoes Boedi Tjahjono,MT., komite sekolah serta warga sekolah yang lain. Diakhir acara ini diadakan serah terima tugas dari drs. H. Sukemad, M.Pd., ke Drs. H. Panoyo, M.Pd. (naskah dan foto:Yupiter Sulifan)

Jumat, 27 Juli 2012

MOS Unik di Smanita dan Maduwa


Lepas Burung dan Balon di MOPD Smanita - Maduwa

Memasuki tahun ajaran baru 2012-2013 semua sekolah mulai tingkat dasar hingga menengah mengadakan Masa Orientasi Peserta Didik baru (MOPD). Secara serempak dilaksanakan oleh semua sekolah pada tanggal 9 hingga 11 Juli 2012, tak terkecuali di SMAN 1 Taman (Smanita) dan Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru (Maduwa).
Di Smanita, MOPD dibuka oleh Drs. H. Panoyo, M.Pd., selaku kepala Smanita dengan diikuti sekitar 300 siswa baru. Sesuai dengan intruksi kepala dinas pendidikan Sidoarjo, Ir. Agoes Boedi Tjahjono, MT., bahwa pelaksanaan MOPD tahun ini tidak diperbolehkan memakai aksesoris yang aneh-aneh.
Siswa baru Maduwa sedang melaksanakan upacara pembukaan MOPD dihalaman madrasah dan pelepasan balon ke udara di acara pembukaan MOPD Smanita. (foto:yupiter sulifan)
Siswa baru Smanita memakai seragam SMP dengan memakai identitas pribadi berbentuk telapak kaki dan tangan yang ada nama masing-masing siswa. Serta membawa seekor burung pipit. Burung pipit ini akan dilepas bersamaan dengan pelepasan puluhan balon ke udara sebagai tanda dibukanya MOPD oleh kepala Smanita.
Menurut H. Maryoto,S.Pd.,M.Pd., selaku waka kesiswaan maksud dengan dilepaskannya burung pipit dan puluhan balon ke udara ini sebagai symbol bahwa siswa baru Smanita harus mempunyai cita-cita dan kemauan yang tinggi serta mau melanglang buana meraih cita-citanya. “Seperti burung pipit yang terbang bebas mencari makan itu,” ujar Maryoto.
Selama masa MOPD, siswa baru diberi bekal materi tentang tata tertib Smanita, Sopan santun, wawasan wiyata mandala, serta budaya belajar siswa Smanita.
Sementara itu di Maduwa pelaksanaan MOPD berlangsung marak bertempat dihalaman madrasah ini. Dibuka secara resmi oleh kepala Maduwa, M. Mustofa, S.Ag., diikuti oleh sekitar 230 siswa baru. Dengan berkostum rompi tas kresek warna merah serta memakai topi dari pot bunga plastic, siswa baru mengikuti setiap acara MOPD ini dengan tertib.
“Sengaja memakai pot bunga plastic dibuat topi tujuannya diakhir acara MOPD pot bunga ini bisa dimanfaatkan untuk penghijauan dengan ditanami aneka tanaman bunga,” tutur M. Fanani, S.Sos selaku kaur kesiswaan.
Diantara materi yang diberikan ke siswa baru yakni tentang keaswajaan, cara belajar di Maduwa, tata tertib di Maduwa serta wawasan wiyata mandala. Dihari terakhir siswa baru diajak kemah bakti di daerah wisata desa Dlangu Mojokerto. YUS

Rabu, 25 Juli 2012

Nasionalisme Dikalangan Remaja


Hesti Ayu Perwita, Pengurus OSIS MA Darul Ulum Waru:
Meningkatkan Nasionalisme Melalui Internetisasi
Sampai kapan pun perayaan peringatan hari kemerdekaan Negara Republik Indonesia harus tetap ada. Karena ini untuk mengingatkan kembali pada kaum muda akan jasa-jasa para pahlawan mencapai kemerdekaan. Ini juga sebagai upaya agar remaja sekarang bersatu menjaga apa yang dulu telah diraih dengan susah payah oleh para pahlawan negara.
Hal tersebut dikarenakan minimnya jiwa nasionalisme pada remaja masa kini. Jadi dengan peringatan tersebut dapat menumbuhkan kembali semangat kaum muda untuk menjaga apa yang diterima dan melakukan apa yang akan diberikan.
Apa yang dilakukan remaja? Apa saja yang bermanfaat, selagi tidak merugikan. Minimal dengan mau mengenang jasa dan sejarah para pahlawan itu akan menjadikan bangsa besar. Juga dapat dengan mengadakan peringatan dalam event-event tertentu, perlombaan, pameran dan kegiatan lain yang bermanfaat.
Semua itu dilakukan untuk memupuk rasa nasionalisme dikalangan remaja. Nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah Negara dengan mewujudkan suatu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup, dan menggantungkan diri.
Di zaman modern, nasionalisme merujuk pada amalan politik dan ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan.
Nasionalisme merupakan hal yang esensial saat ini. Hal ini dikarenakan nasionalime bisa membentuk karakter bangsa untuk lebih mencintai dan menghargai bangsanya. Sepatutnya memang nasionalisme dimiliki oleh semua kalangan, baik itu kalangan tua atau kalangan muda. Namun setidaknya, kalangan muda-lah yang harus memiliki rasa nasionalisme. Mengapa? Hal ini dikarenakan para remaja akan memimpin bangsa ini di masa yang akan datang. Jika mereka tidak memiliki rasa nasionalisme, lantas bagaimana nasib bangsa ini.
Remaja saat ini hampir seluruhnya jarang berpikiran bagaimana caranya mengharumkan nama bangsa. Remaja saat ini cenderung berpikiran bagaimana caranya agar dia bisa makan, bisa hidup dengan layak, dan bisa bersenang-senang. Pola pikir seperti itu memang tidak disalahkan, karena memang para remaja sebagai manusia memiliki hak untuk memikirkan kehidupannya sendiri. Namun, apakah tidak tersisa sedikit ruang dalam otak mereka untuk memikirkan nasib bangsa saat ini?
Ir. Soekarno pernah berkata, “Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu pemuda dapat mengubah dunia.” Perkataan lain dari Bung Karno, “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Dari dua kalimat Bung Karno ini bisa kita tarik kesimpulan bahwa keberadaan pemuda sangatlah penting. Hal itu dicontohkan dengan satu pemuda dapat mengubah dan mengguncangkan dunia.
Pengaruh Globalisasi Internetisasi
Maka dari itu, alangkah pentingnya keberadaan remaja, namun ketika keberadaan remaja tersebut menjadi penting dan mereka tidak memiliki rasa nasionalisme, apa yang akan terjadi?
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Adanya globalisasi dan internetisasi seharusnya dijadikan alat untuk meningkatkan rasa nasionalisme dikalangan remaja. Bukan malah menjerumuskan diri dan menjauh dari nasionalisme. YUS

Makna dari Pelukan Pria

arti pelukan pria Pelukan Pria memiliki Makna
Seberapa lama hubungan kita dengan seorang pria belum tentu kita dengan mudah memahami karakter hidupnya. Pria seperti apa dia dalam hidupnya. Tapi, dibalik pelukan yang diberikannya menyimpan banyak tanda bagaimana sebenarnya dia. Pribadi serta karakter hidupnya. Oleh karena itu, akan kita bahas mengenai arti dari pelukan pria tersebut agar kelak kita tahu bagaimana pribadinya.

1. Jika Pria mendekap kita di dadanya. Ini menandakan jika dia ingin kita tahu bahwasanya dia akan selalu menjaga kita dan menjadi Pria yang tangguh untuk hidup kita. Pria ini juga biasanya selalu ingin agar terikat dengan kita lebih jauh.

2. Jika dia mendekap manja. Jika dia melakukan hal ini, artinya dia benar-benar menikmati saat tubuh kita merapat padanya. Pria dengan tipe ini akan cenderung bersikap dari pada menuturkan sesuatu lewat kata-kata.

3. Jika Pria tidur pada pangkuan kita. Pria ini akan senang jika diperhatikan. Tipe Pria seperti ini lebih sensitif dan ingin saling berbagi dengan apa yang dipikirkan nya. Pria ini akan membuat kita selalu merasa bahagia bila bersamanya.

4. Jika Pria melingkarkan lengan nya di badan kita. Sikap ini biasa disebut sikap intim namun paling minim. Maksudnya, Pria ini akan senang memberikan pelukan walaupun baginya sangat tidak nyaman. Karena dia tahu itu yang kita butuhkan.

Minggu, 22 Juli 2012

10 Pemikiran Negatif Yang Membahayakan


Pemikiran negatif adalah pemikiran yang mengganggu, gambaran-gambaran atau ide-ide yang jelek namun menghantui, bersifat menyusahkan, dan sulit diatur sehingga kita tidak merasa bebas.
Pemikiran yang mengganggu tersebut umumnya berupa suara hati dan pemikiran yang memberikan saran-saran dan gambaran-gambaran yang bersifat curiga, menuduh, menghujat, menghakimi dan memvonis.
Banyak orang mengalami pemikiran ini, dan dapat dihubungkan dengan obsessive-compulsive disorder/OCD (gangguan berupa pemikiran irrasional dan penuh kecurigaan) atau rasa sedih. Pemikiran ini bisa melumpuhkan, kekuatiran yang menggusarkan dan bersifat menetap.
Percakapan dengan diri sendiri
Ketika anda sedang sendirian di dalam kamar anda, cobalah anda sesekali menatap bayangan anda di dalam cermin, dan ajaklah dia berbicara. Percakapan dengan diri sendiri bukanlah keanehan apalagi kegilaan, tetapi merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki diri anda.
Mulailah dengan menggali pemikiran-pemikiran negatif yang ada pada diri anda. Kemudian diskusikan objek permasalan itu dengan diri anda. Kemukakan pemikiran-pemikiran negatif yang harus diperbaiki dan temukan cara mengatasi.
Tahap pertama, anda harus memaafkan diri anda karena memiliki pemikiran-pemikiran negatif itu. Penerimaan yang terbuka dan pengakuan akan keberadaannya di dalam diri anda adalah tahap awal yang memudahkan untuk menghilangkannya.
Tahap kedua, anda harus mengakui bahwa pemikiran-pemikiran negatif itu benar-benar buruk. Bukan hanya buruk dalam bentuk dan sifatnya, tapi juga buruk dalam dampak yang diakibatkannya, baik terhadap diri anda sendiri maupun orang lain di sekitar.
Tahap ketiga, anda harus berani mengoreksinya dan menggantikannya dengan pemikiran-pemikiran positif yang bersifat membangun dan memperbaiki – biasanya berlawan dengan pemikiran negatif itu.
10 macam pemikiran negatif yang harus diangkat dari benak anda
1. Berpikir hitam-putih
Berpikir secara hitam-putih itu mudah tapi berbahaya, karena berpikir secara hitam-putih bisa membuat orang sombong atau sebaliknya mudah menjadikannya putus asa.
Yang dimaksud berpikir secara hitam-putih adalah menempatkan batasan pemikiran berupa ukuran-ukuran yang sempit. Cara berpikir seperti ini tidak mengandung nilai toleransi, tenggang rasa dan memudahkan. Seorang hakim yang bertugas menegakkan hukum di depan pengadilan sekalipun tidak boleh berpikir secara hitam-putih. Pertimbangan-pertimbangan rasa keadilan selalu berada pada bagian abu-abu yang mempunyai wilayah lebih luas dan tidak terbatas.
Contoh orang yang berpikir hitam-putih adalah orang yang memilih untuk tidak melakukan apa pun dari pada keliru, atau seseorang yang tidak mau menikah selamanya apabila tidak bisa mendapatkan pujaan hatinya, misalnya. Ada juga orang yang memvonis sebuah kesalahan secara maksimal. Ketika dia dibohongi sekali oleh orang lain, maka dia tidak mempercayai orang itu sepenuhnya.
2. Menjeneralisasi secara berlebihan
Berpikir secara jeneral bermakna melihat hal kecil atau bagian-bagian dan menganggapnya sebagai keseluruhan.
Kata yang dipergunakan biasanya, “selalu” dan “tidak pernah”
Cara berpikir dengan menjeneralisasi membuat orang menjadi mudah menyalahkan, menganggap remeh, tapi juga bisa menyempurnakan secara berlebihan. Sebagai contoh, ketika seorang suami pada suatu hari menemukan istrinya terlambat menyiapkan sarapan dibanding hari yang lain, maka dia dengan mudah mengatakan bahwa istrinya “selalu” terlambat menyiapkan sarapan, atau “tidak pernah” tepat waktu menyiapkan sarapan.
Begitu juga dengan pemikiran-pemikiran rasial, seperti misalnya orang “suku” ini begini dan “bangsa” ini begitu adalah juga pemikiran yang menjeneralisasi. Pertikaian dan permusuhan antar kelompok biasanya bersumber dari pemikiran negatif menjeneralisasi.
3. Hal negatif mengalahkan yang positif
Anda memilih suatu bagian yang negatif dan memikirkannya secara khusus dan mendalam, sedangkan bagian yang positif dilupakan.
Sebagai contoh ketika anda menerima banyak komentar yang positif tentang hasil pekerjaan anda dari rekan-rekan di kantor, maka anda merasa bahagia sekali dan terlambung. Tetapi ketika ada sebuah kritikan dari salah satu rekan yang sampai ke telinga, anda lalu menjadi murung dan memikirkannya berhari-hari dan anda merasa menjadi tidak sempurna. Dan anda melupakan hal-hal positif yang sudah anda dengar.
4. Diskon untuk hal positif
Anda menolak pengalaman-pengalaman positif dan dengan tegas tidak menanggapnya. Biasanya orang yang berpikiran negatif seperti ini tidak mudah memuji dan menganggap remeh kebaikan orang lain.
Jika anda melihat orang lain melakukan suatu pekerjaan yang baik, anda bilang kepada diri Anda bahwa itu hal biasa dan siapa pun bisa melakukan hal seperti itu. Memotong makna positif dari suatu perbuatan baik akan membuat anda orang yang tidak bahagia, karena selalu merasa tidak cukup dan bersyukur.
5. Terlalu cepat mengambil kesimpulan
Anda menginterpretasikan hal-hal secara negatif ketika tidak ada fakta-fakta yang mendukung kesimpulan anda. Pikiran anda secara sewenang-wenang, tanpa penyelidikan yang mendalam, menyimpulkan bahwa seseorang sedang berbuat negatif terhadap anda.
Orang dengan mudah memprediksikan sesuatu hal akan berakibat sangat buruk. Contohnya ketika seseorang sedang menghadapi sebuah ujian dan merasa belum siap, maka dia berpikir bahwa ujian ini pasti gagal dan tidak akan lulus. Padahal dia belum mengetahui soal-soal yang harus dijawabnya.
6. Pemikiran hiperbola atau melebih-lebihkan
Anda melebih-lebihkan pentingnya permasalahan dan kelemahan anda, atau anda terlalu memperkecil pentingnya kualitas yang diinginkan.
Keadaan tidak seimbang di dalam pemikiran juga bisa berakibat melupakan sisi-sisi lain yang seharusnya mendapatkan perhatian yang sama. Penyakit kejiwaan berupa pobia terhadap sesuatu termasuk dalam jenis ini.
7. Penalaran Secara Emosional
Anda berasumsi bahwa emosi anda yang negatif selalu mencerminkan hal yang benar-benar akan terjadi.
Sebagai contoh ketika anda sedang menaiki pesawat terbang dan anda merasa hati anda tidak enak, maka dalam hati anda berkata, "Aku merasakan ketakutan di dalam pesawat terbang ini. Ini pasti menandakan bahwa sangat berbahaya untuk terbang saat ini." Atau pemikiran seperti, "Aku merasa berdosa berarti aku adalah orang yang jahat" atau, "Aku merasakan marah. Hal ini membuktikan bahwa aku sedang diperlakukan tanpa keadilan."
Penalaran emosional ini belum tentu benar apabila di dalam kenyataan, fakta dan bukti tidak mengarah kepada hal itu. Ketika muncul perasaan takut di dalam pesawat terbang, bukan berarti pesawat terbang yang anda tumpangi akan benar-benar mengalami kecelakaan, bisa saja anda memang mengidap pobia kan ketinggian.
8. Memaksakan suatu kondisi
Penggunaan kata “seharusnya”, “perlu” dengan harapan sesuatu menjadi seperti yang anda harapkan, bisa berakibat keputusasaan dan frustasi.
Ketika anak anda yang sedang berlatih sebuah alat musik dengan giat, misalnya, dan anda sedang ikut menontonnya ternyata dia melakukan banyak kekeliruan. Anda berkata padanya, “Seharusnya kamu tidak melakukan banyak kesalahan dengan masa latihan yang sudah berlangsung sekian bulan ini.” Padahal di hari-hari latihan sebelumnya anak anda sedikit sekali melakukan kesalahan, hanya di saat anda ikut menonton dia menjadi gugup, dan anda sudah mengeluarkan komentar yang bisa membuatnya frustasi.
9. Label-label negatif yang menghakimi
Label-label yang negatif berupa gelar atau julukan buruk atas sebuah perbuatan adalah sebuah pemikiran negatif yang paling ekstrim.
Ketika seseorang melakukan suatu kesalahan misalnya dia menumpahkan makanan pada saat pesta, lalu beberapa orang menyebutnya, “Dasar pecundang”, lalu label itu melekat padanya selama-lamanya. Maka dia sudah menjadi pesakitan dalam penjara label tersebut. Dia akan sulit untuk menampakkan kebaikannya, karena tidak diperhatikan oleh orang lain, sedangkan dia sulit menyembunyikan keburukannya karena selalu dicari-cari oleh orang lain.
Pemberian label seperti “si kikuk”, “otak kriminal”, dan lain-lain hanya akan membuat orang yang diberi label tersebut betul-betul menjadi frustasi dan tidak bisa memperbaiki keadaannya, dan semakin terpuruk dalam keburukan sifatnya.
10. Menyalahkan secara personal atau bagian tertentu
Yang dimaksud menyalahkan secara personal adalah menimpakan suatu kesalahan yang menyebabkan keadaan yang buruk kepada satu orang saja, padahal masih ada personal lain yang mungkin memiliki kontribusi kesalahan.
Menyalahkan diri sendiri saja atau menyalahkan orang lain saja, termasuk ke dalam katagori ini. Sebagai contoh seorang ibu yang mendapatkan kabar dari sekolah bahwa anaknya mendapat nilai buruk dalam sebuah pelajaran. Si ibu, tanpa melihat sebab-musababnya, langsung menyalahkan anaknya, atau dia akan menyalahkan diri sendiri dan menganggap dirinya bukan orang tua yang baik, atau dia akan menyalahkan guru atau sistem di sekolah.
Menyalahkan secara personal hanya akan berakibat kemarahan dan keputusasaan bagi pihak yang disalahkan dan kelalaian dari pihak yang menyalahkan, karena tidak menyadari kesalahan diri sendiri. Yang lebih buruk lagi adalah menyalahkan keadaan karena tidak akan ada pemikiran untuk mencari solusi apabila semua orang menyalahkan keadaan atau kondisi yang bersifat pasif dan tidak bisa berbuat apa-apa.
Yang perlu mendapatkan perhatian kita pertama kali adalah penanggulangan dampak buruk dari pemikiran-pemikiran negatif tersebut. Caranya dengan perlahan menurunkan kadar pemikiran negatif di pikiran anda. Bisa dengan berdoa kepada Tuhan untuk kebaikan orang yang dipikirkan secara negatif oleh anda atau anda melihat kepada diri anda sendiri bahwa anda pun mungkin akan berada pada posisinya.
Namun apabila ternyata dampaknya sulit untuk dinetralisir dari pikiran anda, berarti anda harus segera menggantikan pemikiran-pemikiran negatif dengan pemikiran-pemikiran positif – lawan langsung dari pemikiran-pemikiran negatif itu.
Ingatlah pemikiran-pemikiran negatif yang dipelihara lama di dalam diri anda, akan semakin sulit untuk dinetralisir atau digantikan dengan pemikiran positif ketika anda semakin menjadi tua.