Rabu, 25 Juli 2012

Nasionalisme Dikalangan Remaja


Hesti Ayu Perwita, Pengurus OSIS MA Darul Ulum Waru:
Meningkatkan Nasionalisme Melalui Internetisasi
Sampai kapan pun perayaan peringatan hari kemerdekaan Negara Republik Indonesia harus tetap ada. Karena ini untuk mengingatkan kembali pada kaum muda akan jasa-jasa para pahlawan mencapai kemerdekaan. Ini juga sebagai upaya agar remaja sekarang bersatu menjaga apa yang dulu telah diraih dengan susah payah oleh para pahlawan negara.
Hal tersebut dikarenakan minimnya jiwa nasionalisme pada remaja masa kini. Jadi dengan peringatan tersebut dapat menumbuhkan kembali semangat kaum muda untuk menjaga apa yang diterima dan melakukan apa yang akan diberikan.
Apa yang dilakukan remaja? Apa saja yang bermanfaat, selagi tidak merugikan. Minimal dengan mau mengenang jasa dan sejarah para pahlawan itu akan menjadikan bangsa besar. Juga dapat dengan mengadakan peringatan dalam event-event tertentu, perlombaan, pameran dan kegiatan lain yang bermanfaat.
Semua itu dilakukan untuk memupuk rasa nasionalisme dikalangan remaja. Nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah Negara dengan mewujudkan suatu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup, dan menggantungkan diri.
Di zaman modern, nasionalisme merujuk pada amalan politik dan ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan.
Nasionalisme merupakan hal yang esensial saat ini. Hal ini dikarenakan nasionalime bisa membentuk karakter bangsa untuk lebih mencintai dan menghargai bangsanya. Sepatutnya memang nasionalisme dimiliki oleh semua kalangan, baik itu kalangan tua atau kalangan muda. Namun setidaknya, kalangan muda-lah yang harus memiliki rasa nasionalisme. Mengapa? Hal ini dikarenakan para remaja akan memimpin bangsa ini di masa yang akan datang. Jika mereka tidak memiliki rasa nasionalisme, lantas bagaimana nasib bangsa ini.
Remaja saat ini hampir seluruhnya jarang berpikiran bagaimana caranya mengharumkan nama bangsa. Remaja saat ini cenderung berpikiran bagaimana caranya agar dia bisa makan, bisa hidup dengan layak, dan bisa bersenang-senang. Pola pikir seperti itu memang tidak disalahkan, karena memang para remaja sebagai manusia memiliki hak untuk memikirkan kehidupannya sendiri. Namun, apakah tidak tersisa sedikit ruang dalam otak mereka untuk memikirkan nasib bangsa saat ini?
Ir. Soekarno pernah berkata, “Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu pemuda dapat mengubah dunia.” Perkataan lain dari Bung Karno, “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Dari dua kalimat Bung Karno ini bisa kita tarik kesimpulan bahwa keberadaan pemuda sangatlah penting. Hal itu dicontohkan dengan satu pemuda dapat mengubah dan mengguncangkan dunia.
Pengaruh Globalisasi Internetisasi
Maka dari itu, alangkah pentingnya keberadaan remaja, namun ketika keberadaan remaja tersebut menjadi penting dan mereka tidak memiliki rasa nasionalisme, apa yang akan terjadi?
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Adanya globalisasi dan internetisasi seharusnya dijadikan alat untuk meningkatkan rasa nasionalisme dikalangan remaja. Bukan malah menjerumuskan diri dan menjauh dari nasionalisme. YUS

Tidak ada komentar: