Selasa, 20 Desember 2011

Haul Mbah Zainal Abidin : SESEPUH DESA TAMBAKSUMUR


1.       MBAH SULAIMAN

Alkisah, Konon asal mula desa Tambaksumur dulu adalah sebuah rawa dan lautan, pada suatu hari datanglah seorang sakti, digdaya dan ma’rifat billah yang bernama Sulaiman beliau menguruk rawa tersebut dengan memanggul sendiri tanah untuk dibuat menguruk rawa tersebut yang sampai akhirnya jadilah sebuah desa yang kemudian dinamakan Tambaksumur, karena dulunya rawa tersebut sangat luas dan berlubang-lubang sangat dalam layaknya sumur sehingga akhirnya dinamakan desa Tambaksumur dan dalam perjalanan waktu desa tersebut dijuluki “ Tambak Tani “ karena tanahnya sangat subur dan hasil panennya sanagt melimpah. Konon kalau desa Tambaksumur sudah panen padi, maka sudah dapat dipastikan harga beras dikecamatan Waru akan mengalami penurunan harga, karena saking melimpahnya panen didesa tersebut. Beliau “ Sulaiaman “ dijuluki oleh masyarakat Tambaksumur dengan julukan Gembong Sulaiman atau Kik Leng karena beliaulah cikal bakal terbentuknya Desa Tambaksumur dan beliau mempunyai khadam yang mengabdi pada beliau yaitu seekor  Jin Kingkong.
Pernah suatu hari KH. M. Chusaini (ayahanda ustad Munir Alba nara sumber tulisan ini) bertapa disana selama 7 hari 7 malam untuk mencari tahu tentang sejarah Mbah Zainal Abidin karena beliau ditugasi oleh KH. Idris dari Jemur Ngawinan selaku ketua Bani Zainal Abidin untuk tugas tersebut, dari hari pertama sampai hari ke enam banyak rintangan yang menghalang diantaranya adalah amukan dari jin kingkong tersebut karena ia merasa terganggu dan pada puncaknya beliau KH. M. Chusaini dilempar sejauh 10 m dan Alhamdulillah masih bisa selamat dan akhirnya terkabullah apa yang dinginkan yaitu mendapat jawaban dari Mbah Zainal Abidin bahwa beliau  wafat pada tanggal 24 Dzulhijjah 1269 H. pada usia 105 tahun yang sampai sekarang dijadikan patokan bahwa untuk memperingati Haulnya adalah pada bulan tersebut ( akhir Dzulhijjah – Awal Muharrom ). Beliau Mbah Sulaiman dimakamkan di makam kembar ( yang Timur ) sebelah selatan desa Tambaksumur atau tepatnya disebelah utaranya Balai Desa Tambaksumur.


2. BIOGRAFI MBAH KENDURUAN

Nama asli                                       : Mbah Sajidin
Nama panggilan                               : Mbah Jidin
Nama julukan                                  : Mbah Kenduruan
Tempat lahir                                    : Desa Karang Geneng Kec. Kenduruan Kab. Tuban
Tanggal lahir                                    : 01 januari 1575 M atau
                                                        19 romadlon 982 H ( sabtu pon )
Tanggal wafat                                  : 25 Januari 1653 M atau
                                                              25 Shofar 1063 h ( sabtu pahing )
U s i a                                            : 78 th ( masehi ) atau 81 th ( hijriyah )
Nama istri                                       : Nyai Wasithoh dari Mataram Kraton
Nama ibu                                        : Nyai Nadzimah dari Ploso Nganjuk
     Nama ayah                                    : K.  Abd. Hadi dari Dusun Jamprong Desa Karang Geneng Kecamatan Kenduruan Kab. Tuban
·         Beliau keturunan Sunan Gunung Jati dari putranya yang bernama Nyi Ratu Winaon
·         Beliau dimakamkan di Tuban
Mbah Kenduruan hidup semasa VOC berkuasa pada tahun 1602 M,  pada umur 50 tahun beliau dikejar-kejar oleh VOC dan lari ke Tambaksumur dan mendirikan pondok pesantren disini ( sekarang tanah milik Kyai Mas Ubaidah) , beliau menyebarkan islam di Tambaksumur selama 28 tahun
( Nara sumber HM. Chusaini Th., 18 Pebruari 2005 )

3. BIOGRAFI MBAH ZAINAL ABIDIN
 Diceritakan pada abad ke-12, tahun 1164 H. di Desa Tambaksumur Waru Sidoarjo berdiam seorang ulama' bernama Kyai Zainal Abidin dengan istrinya Nyai Ummu Kulsum binti Kyai Syarif Ampel Surabaya.
Beliau menyebarkan ilmu dan agama sangat gigih, membangun pondok pesantren dengan memotong kayu sendiri, mengambil batu untuk bancik dari hutan dibawa sendiri lewat sungai Gedongan, kemudian pondok ini dipindah ke desa Sono Buduran Sidoarjo.
Pondok pesantren Sono ini termasuk pondok pesantren terbesar di Jawa pada saat itu. Dari pondok inilah mulai ada Tasrifan yang  disebut dengan Tasrifan Sono, kemudian dikembangkan oleh ulama' besar yaitu Kyai Ma'shum  Jombang dan disebut Sorof Jombang yang sekarang dipakai sebagai standart sorof diseluruh pondok pesantren se Indonesia.
DR. A. Nashir dari Lembaga Bahasa Arab Madrosatul Alsun Sidoarjo berkata bahwa diseluruh dunia ini tidak ada sorof kecuali di Indonesia. Diantara ulama' besar alumni pondok pesantren Sono adalah          Kyai Ma'shum Dunglu dan Kyai Hasyim Asy'ari pernah ikut ngaji disana ( pondok Sono ) ketika beliau mondok di Panji Buduran tetangga pondok pesantren Sono.
Kyai Zainal Abidin wafat pada tanggal 24 Dzulhijjah 1269 H. pada usia 105 tahun dan dimakamkan di sebelah utara Balai Desa Tambaksumur ( sebelah timur jalan utama desa )

Silsilah kebawah Kyai Zainal Abidin + Nyai Ummu Kulsum
( beliau mempunyai 6 putra )

1.        Nyai Ashfiyah + Kyai Muhayyin 
          Kyai Abd. Mansur, Nyai Azizah, Kyai Ibrohim, K. Mahalli, Kyai Zarkasi, Nyai Khotimah, Nyai Azkiyah, Nyai Asiah, Kyai Ma’shum ( Sono Buduran )
2.       Nyai Akhsinah + K. Jawahir
Kyai Abd. Karim, Nyai Dewi, Kyai Idris (Ngawinan), K. A. Qohar (
3.       Kyai Ustadz +
Nyai Khofsah, Nyai Nafisah, Nyai Mardiyah, Kyai Sirojul Munir, Nyai Muhsinah, Nyai Zubaidah, Kyai Mas Syech, Kyai Mas Ubaidah
4.       Nyai Rofi'ah + Kyai Rajiman
Kyai Muallim, Nyai Marhamah, Nyai Murthosiah, Nyai Masfufah, Kyai Ilyas, Kyai Marqidin, Kyai Dhohir, Kyai Markiyo, Kyai Tholhah, KH. Abd. Hamid, K. HM. Chusaini, Abdulloh Munir Alba
5.       Nyai Hanifah + Kyai Mad Anom
Kyai Ali, Nyai Junah, Kyai Hasbulloh, Nyai Khasiyah, Nyai Ruqoyyah, Nyai Afiyah, Nyai Nafisah,           KH. Moh. Alwi
6.       Nyai Mu'thosimah
Nyai Aminah, Kyai Amri, Kyai A. Syukur, Kyai Abd. Shomad, Kyai Zayadi + H. Yunus ( Tambaksawah)

Silsilah keatas Kyai Zainal Abidin + Nyai Ummu Kulsum

·                                                                                                                         Kyai Zainal Abidin :
Kyai Ja'duddin, Mbah Keduruhan, Raden Ilat-ilat, Sultan Minangkabau

·                                                                                                                         Nyai Ummu Kulsum :
Nyai Sani'ah, Kyai Amir Qosim, K. Badaruddin, Santri Ula, Nyai Kanigoro, R. Chotib Semendi, Pangeran Selarong, Pangeran Bawono, Raden Adi Wiryo, R. Kenongo/Pengging, Raden Putrihandayaningrat, Pangeran Kartawijaya

 
4.  MBAH MARHABAN

Alkisah, penemuan makam beliau adalah bermula dari peristiwa adanya seorang penggembala kerbau yang mengembala di area pekarangan ( yang sekarang milik HM. Yahya alm. RT. 02 ) pada waktu itu sang penggembala dan kerbaunya tidak bisa pergi dari area tersebut. Akhirnya peristiwa ini disampaikan pada   Kyai Imam Hambali, tak selang lama beliau melakukan istikhoroh untuk mencari tahu apa gerangan yang terjadi dan hasilnya adalah ditemukan seberkas cahaya yang bersinar amat terang dari lokasi tersebut sampai tembus ke Gude’an Musholla kyai imam Hambali dan ternyata sinar tersebut adalah berasal dari sebuah makam tua yang tak bernisan. Berulang kali istikhoroh dilakukan untuk meyakinkan diri dan akhirnya didapatlah jawaban bahwa makam tersebut adalah milik Mbah Marhaban, beliau adalah tokoh agama yang amat alim dan sakti berasal dari Madura dan beliau terdampar di Tambaksumur dengan menaiki seekor ikan.

 
5.  MBAH MONCOL / PUSPONDRIYO

Konon diceritakan kala itu Desa Tambaksumur didatangi oleh seorang Pendekar yang sakti mandraguna dari Kediri, dia menantang seluruh pendekar yang ada untuk bertarung dan mengalahkannya, akan tetapi semua pendekar yang menjajal ilmunya tidak ada satupun yang mampu mengalahkannya. Akhirnya datanglah seorang gagah, tegap dan tinggi besar bernama Puspondriyo untuk mencoba mengadu ilmu dengan pendekar tersebut dan walhasil Pendekar yang sombong itu mengaku kalah dan bertekuk lutut dengan hanya dipegang tangannya oleh Puspondriyo terkelupaslah kulit sang Pendekar. Dari kisah ini, maka ada semacam unen-unen “ Barang siapa yang bertempat tinggal di Tambaksumur dengan sombong dan congkak, maka   dia tidak akan kerasan atau tidak berumur panjang “. Atas peristiwa tersebut beliau dijuluki Mbah Moncol, makamnya sangat berbeda dengan makam lainnya karena bentuknya yang sangat panjang dan menceng, makam tersebut berada di sebelah Utara rumah          HM. Sufyan


6. MBAH REJO PALWONO

Alkisah, beliau adalah seorang Ulama’ yang amat alim, konon beliau hidup sebelum Sunan Ampel, beliaulah yang menciptakan Masjid Da’watul Falah yang dulu bernama Langgar Gede dengan sekali ucap “ Jadi “, maka jadilah Langgar Gede tersebut. Seiring dengan perkembangan zaman maka langgar Gede tersebut dibongkar total pada tahun 1983 dengan Pemborong Bapak Kaslan Dari Malang selaras dengan adanya Perumahan PT. Pondok Tjandra Indah, maka Langgar Gede tersebut berubahlah menjadi Masjid Da’watul Falah, kemudian pada tahun 2005 masjid dibangun lagi menjadi 2 lantai dan ditambah dengan Aula dan Parkir dan sampai saat ini Pembangunan Masjid Tahap ke III yang digawangi oleh Bapak H. Umar Said masih berlangsung dan Alhamdulillah pada tanggal 04 Desember 2011 M. / 08 Muharrom 1433 H. Masjid Da’watul Falah telah diresmikan oleh Bapak KH. Musthofa Bisri ( Gus Mus ) Rois Syuriah PBNU           dari Rembang Jawa Tengah bertepatan dengan Peringatan Haul Mbah Zainal Abidin Ke 164 tahun,      Haul Sesepuh Desa Tambaksumur dan Tahun Baru Islam 01 Muharrom 1433 H.  Makam Mbah Rejo Palwono berada di dalam masjid sebelah Utara Mihrob di depan tiang paling Barat



7.       MBAH KERTOYOSO

Alkisah, Mbah Kertoyoso adalah saudara Mbah Rejopalwono, beliau adalah seorang Pendekar sakti mandraguna, beliau yang menciptakan Bangsal ( semacam Sendratari / tempat pewayangan ) yang berada di area Yayasan Roudlotul Ilmi ( MINU-SMP ) , sama seperti Mbah Rejopalwono beliau juga membuat Bangsal tersebut sekali ucap “ jadi “ maka jadilah, konon saking tergesah-gesahnya pembuatan Bangsal yang entah diambil dari mana, walhasil bangunan Bangsal tersebut pembuatannya dibungkus dengan kain ( di bangkel ) dan salah satu tiang penyangga Bangsal tersebut jatuh didesa Doyong Tropodo. Pada waktu itu seluruh masyarakat Tropodo digegerkan dengan adanya tiang tersebut yang wujud dengan tiba-tiba, akhirnya masyarakat sekitar mencari tahu kira-kira Tiang milik siapa ini dan akhirnya diketahui bahwa Tiang tersebut adalah milik Bangsal di Tambaksumur karena setelah dicocokkan ternyata sama dengan Tiang bangunan Bangsal itu yang memang hilang satu.dan alhasil pada waktu itu tanah yang kejatuhan Tiang tersebut menjadi tanah tak bertuan karena  masyarakat Doyong tidak mau mengakuinya dan Tambaksumurpun merasa tidak mempunyai tanah disana, akhirnya tanah tersebut mangkrak dalam waktu yang lama.
        Konon salah satu keistimewaan Bangsal adalah tempat yang sangat keramat, masyarakat Tambaksumur dan sekitarnya pada waktu itu kalau punya hajatan harus mampir dulu di Bangsal tersebut, kalau tidak, maka acaranya akan berantakan, kalau acara kemanten misalnya harus melewati atau mengitari Bangsal itu karena kalau tidak, maka rumah tangganya tidak akan langgeng.
        Mbah Kertoyoso terkenal dengan julukan Mbah Bangsal,  beliau mengeluarkan sabdo “ Selama Bangsal ini masih ada, maka tidak akan satu orangpun yang bukan penduduk Tambaksumur akan kerasan tinggal disini “, seiring dengan perkembangan zaman maka hilanglah situs bangunan Bangsal dan kini bisa  kita lihat betapa banyaknya penduduk luar daerah yang mendiami dan kerasan tinggal di Tambaksumur. Adapun letak makam Mbah Bangsal adalah di Area Parkir Masjid sebelah Timur.    Wallahu a’lam. (bagi pembaca yang pernah mendengar atau mengetahui cerita tentang sesepuh desa Tambaksumur Waru sidoarjo ini mohon kiranya memberikan komentarnya di postingan ini, terima kasih - narasi n foto : Yupiter S)

13 komentar:

Unknown mengatakan...

Cak Sulifan,

Assalamualaikum,

Saya Faiz bin Idris bin Nur Ngawinan, mohon ijin untuk mengambil data sampeyan untuk Referensi
Silsilah Bani Jawahir Ngawinan

Terimakasih
M. Faiz
Jemur Ngawinan

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum, terimakasih atas tulisannya, ada yang nganjal sedikit, foto petilasan mbah rejo palwono sama mbah kertoyoso kok pakek makamnya syekh jamaludin, tolong cari situs yang tepat, mungkin munir tau posisinya, tambahan : tolong cari biografinya syekh jamaludin biar lengkap biar tambak sumur ok,

Wassalam
Haji ali tb.sumur

Unknown mengatakan...

Lanjutkan.saya suka lihat biografix walaupun saya bukan orang tambak sumur tp saya salut dg orang2 dulux

Unknown mengatakan...

Sekedar pingin tau cak munir
Kyai imam hambali ayahanda kyai ubaid/kyai hasyim itu bukanya termasuk keturunan mbah zainal abidin jg ya?

Unknown mengatakan...

Sekedar pingin tau cak munir
Kyai imam hambali ayahanda kyai ubaid/kyai hasyim itu bukanya termasuk keturunan mbah zainal abidin jg ya?

Wawan mengatakan...

Silsilah pendiri desa Tambak Sumur & para kiyainya gmn klu di pasang di Balai Desa. Biar masyarakat tau ttg sejarah desa Tambak Sumur. Tks

Wawan mengatakan...

Silsilah pendiri desa Tambak Sumur & para kiyainya gmn klu di pasang di Balai Desa. Biar masyarakat tau ttg sejarah desa Tambak Sumur. Tks

pak muliadi mengatakan...

KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.

KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


Maslihan Alwi mengatakan...

Mohon maaf pak Yupiter Sullifan. Dalam menulis sejarah ataupun biografi seyogyanya mengambil informasi dari banyak sumber bukan hanya dari satu sumber saja, baik berupa wawancara atau tulisan, sehingga validitas dan obyektifitasnya bisa dipertanggungjawabkan. Ada buku Silsilah Bani Zainal Abidin yg diterbitkan resmi oleh Keluarga Besar Bani Zainal Abidin yg sejak dulu dijadikan pegangan, yang walaupun bukan kitab suci, tapi sudah disepakati keabsahannya.

Wawan mengatakan...

Benar juga sich dan itu harus,biar akurat & tdk melenceng dr sejarah/biografi yg sesungguhnya

bagi ilmu mengatakan...

Nggih abah Maslihan, mohon bila ada buku yg dimaksud ada dan bisa dipinjam untuk mengembangkanm tulisan saya ini. Ngapunten saderenge.

Unknown mengatakan...

Bajingan ikut nimbrung

Belajar Bareng Yukkk mengatakan...

Maaf abah apakah buku tersebut masih ada hingga sekarang? Dan apakah bisa di akses?