Minggu, 27 Mei 2012

Profil Peraih Nilai Unas SMA IPS Tertinggi se Jawa Timur


Anggita Naluriza Rahmawati, Siswi SMAN 1 Taman Peraih NUN Tertinggi IPS Se-Jawa Timur:
Pengin Jadi Akuntan
Tahun 2012 bisa dibilang tahun emas bagi dunia pendidikan di Sidoarjo. Betapa tidak, ditahun inilah para pelajar SMA-nya menorehkan tinta emas dibidang Nilai Ujian Nasional (NUN) baik tingkat propinsi maupun nasional. 
3
Kedua siswinya berhasil meraih peringkat pertama di program IPS se-Jawa Timur, dialah Anggita Naluriza Rahmawati, siswi SMAN 1 Taman dengan nilai UN 57,20. Sedangkan Fajrin Pradita Wina siswi SMAN 1 Sidoarjo meraih peringkat II dengan nilai 58,45 untuk program IPA. Bahkan ditingkat nasional dalam kategori seluruh program jurusan, Fajrin Pradita Wina juga berhasil menduduki peringkat kelima.
Begitu juga, ketiga siswa lainnya Kiki Agrivita Safitri, Winda Amalia Herdianti keduanya dari SMAN 1 Sidoarjo serta Gifari Zulkarnaen dari SMAN 1 Taman juga masuk dalam daftar 20 besar peraih nilai UN 2012 se-Indonesia. Ini membuktikan p pelajar tingkat SMA sederajat Sidoarjo ternyata tidak bisa dipandang sebelah mata. Pasalnya, mereka telah mampu mengukir prestasi pada Ujian Nasional (UN) 2012 dengan nilai yangmemuaskan.
2
Jadi Akuntan
1
Nilai tertinggi hasil Ujian Nasional (Unas) jurusan IPS se-Jawa Timur diraih Anggita Naluriza Rahmawati, siswa SMAN 1 Taman Sidoarjo. Anggita siswa kelas 12 IPS 3 ini meraih nilai Unas 57,20.
Mengaku suka mata pelajaran matematika dan akuntasi, Anggita bercita-cita menjadi akuntan setelah lulus perguruan tinggi nanti.Dia mengaku tidak punya resep belajar secara khusus.
"Belajar biasa saja. Jelang Unas ya banyak otak atik soal-soal Unas," ucap  Anggita yang beralamat rumah di Perumahan Graha Permata Sidorejo Indah F-20 di Desa Sidorejo Kecamatan Krian.
Awalnya Anggita mengaku belum tahu nilai Unas yang dicapainya. Dia hanya diberitahu Kepala Sekolah SMAN 1 Taman, Drs. H. Panoyo, M.Pd.,  melalui hubungan telepon, pukul 14.00 WIB.

"Saya kaget tiba-tiba pak Panoyo telepon tanya-tanya alamat rumah saya segala," ucap Anggita dengan mata berbinar saat ditemui PENA di sekolahnya. Saat itu (ketika ditelepon Kepala Sekolah SMAN 1 Taman) Anggita sempat galau, malah takut kalau ada apa-apa dengan nilai UN-nya. “Tapi, alhamdulillah malah hasil terbaik yang saya dapatkan,” ujar cewek yang murah senyum ini.  
4
Anggita juga belum percaya jika hasil Unas-nya disebut-sebut menduduki urutan teratas nilai Unas IPS se-Jawa Timur. Meski demikian, dia mengaku sangat bersyukur dengan nilai Unas yang diraihnya. 
"Ya kaget campur senang,"cetus anak kedua pasangan Djoko Wuriatno (almarhum) dan Dra. Suryawati ini. Saat hari Senin (28/05) melihat langsung nilai Unasnya di sekolah barulah dia percaya kalau nilainya memang benar-benar tinggi. “Alhamdulillah, ini semua tak luput dari bimbingan bapak ibu guru serta doa bunda yang selama ini selalu memberi dukungan mental bagi saya,” tutur Anggita yang tak henti-hentinya berucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas prestasi yang diraihnya ini.
Apa rencana Anggita setelah lulus Unas SMA ini? Dia mengaku sedikit kecewa manakala mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur undangan tidak diterima di dua PTN yang dipilihnya. Lewat jalur itu, Anggita memilih Universitas Negeri Surabaya dengan memilih jurusan Akutansi dan Universitas Airlangga dengan memilih jurusan Ekonomi Pembangunan.
Kenapa memilih dua jurusan itu? Anggita mengaku bercita-cita ingin menjadi akuntan saat lulus perguruan tinggi kelak. Sejak duduk di bangku SMP, dia bercita-cita jadi akuntan dan suka dengan mata pelajaran matematika. 
5
Karena jalur undangan tidak diterima, Anggita akhirnya mengikuti SNMPTN jalur ujian tulis dan dia sangat berharap bisa diterima dijalur ujian tulis ini. Minat dan niat Anggita untuk bisa  masuk ke jurusan ini sudah didamba sejak dulu.
"Karena itu meski saat kenaikan kelas XI bisa masuk jurusan IPA, dia lebih memilih jurusan IPS karena ada pelajaran akutansi-nya," imbuh Suryawati, bunda Anggita yang menjadi guru di SMA Hang Tuah 1 Surabaya.
Alumni SMPN 1 Taman ini mengaku apa yang diraihnya tidak terlepas dari peran bundanya yang selalu rajin memberikan motivasi agar Anggita meraih yang terbaik. "Guru-guru juga ikut andil dengan hasil yang saya raih ini," tandasnya.
The Best Ten
Tatkala nama Anggita Naluriza Rahmawati masuk dalam peringkat teratas peraih NUN SMA jurusan IPS, hampir semua bapak ibu guru pendidiknya tidaklah heran. Mengapa? Karena Anggita sudah dikenal sebagai murid yang pandai dikelasnya. “Hampir setiap semester , Anggita ini menduduki peringkat 10 besar dan terbukti dia bisa masuk SNMPTN jalur undangan,” tutur Fatma Mustati’ah,S. Pd., wali kelas Anggita di kelas 12 IPS 3.
Selain pintar, Anggita bisa dibilang murid yang cenderung pendiam. “Walau pendiam, Anggita ini murid yang cepat akrab dengan orang yang baru dikenalnya juga murah senyum,” kata Endang Darwati, S.Pd., guru Bimbingan Konseling Anggita di kelas 12 ini.
Mengetahui siswanya ada yang berprestasi di tingkat propinsi dan nasional, kepala SMAN 1 Taman, Drs. H. Panoyo, M.Pd., mengaku senang, bangga dan bersyukur. “Saya yakin ini merupakan ahsil kerja keras kami serta kegigihan Anggita dalam menuntut ilmu. Dan tak lupa ini juga barokah doa yang dipanjatkan baik dari guru-guru, orang tua juga Anggita sendiri. Alhamdulillah kami bisa memberi warna indah di tingkat propinsi,” urai Drs. H. Panoyo, M.Pd. YUS


Data Pribadi
Nama                           : Anggita Naluriza Rahmawati
Nama akrab                 : Anggita
Tempat tanggal lahir   : Sidoarjo/23 Januari 1994
Anak ke 2 dari 2 bersaudara
Nama Ayah                 : Djoko Wuriatno (alm)
Nama Ibu                    : Dra. Suryawati
Alamat            rumah   : Perumahan Graha Permata Sidorejo Indah F-20 di Desa Sidorejo
Kecamatan Krian    
Cita-cita                      : Akuntan
Prestasi                        : Peringkat I Peraih NUN SMA IPS tertinggi se Jawa Timur 57,20
Nilai UN                     : Bahasa Indonesia : 9,80; bahasa Inggris: 9,20; Matematika: 10; Ekonomi: 10; Sosiologi: 9,60; Geografi: 8,60.
Hobi                            : Membaca

Caption:
1.      Anggita bersama Dra. Suryawati (ibu, kiri) dan Drs. H. Panoyo, M.Pd. (Kepala SMAN 1 Taman/kanan)
2.      Anggita bersama bunda tersayang.
3.      Anggita berfoto dengan Fatma Mustati’ah, S.Pd.
4.      Anggita saat melihat kelulusan di sekolah.
5.      Anggita berfoto dengan guru Bimbingan Konseling. (foto-foto:Yupiter Sulifan)

Minggu, 20 Mei 2012

Desain Pelatihan Psikologi


Dinamika

Pelatihan Desain Psikologi di MADUWA
Salah seorang peserta sedang mengajak teman-temannya
berjoget dalam permainan Follow the Star
Aktifitas belajar di sekolah seringkali membuat jenuh siswa, untuk itulah guna memberikan penyegaran kepada peserta didiknya, pihak Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru (Maduwa) bekerja sama dengan Program Pasca Sarjana Magister Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya mengadakan acara Outbond.
Outbond yang dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2012 bertempat di lingkungan kampus Maduwa ini dikhususkan untuk siswa kelas IX yang terdiri dari enam kelas (2 kelas IPA dan 4 kelas IPS). “Dalam kegiatan outbound yang masuk dalam salah satu mata kuliah desain pelatihan psikologi ini seluruh siswa peserta akan dibangkitkan enam aspek dalam kepribadiannya,” ujar Diah Sofiah, S.Psi.,M.Psi., Psikolog selaku ketua rombongan dari Untag 45 Surabaya kepada PENA. Rombongan Untag 45 Surabaya yang dating dalam acara pelatihan psikologi ini berjumlah 40 mahasiswa pasca sarjana dan tiga dosen pendamping.
Keenam aspek kepribadian yang diungkap lewat outbond kali ini yakni motivasi berprestasi, komunikasi, kerjasama tim, kepercayaan diri, kepemimpinan dan kreatifitas. Masing-masing kelas akan mendapatkan pelatihan psikologi yang dipandu oleh satu kelompok mahasiswa yang terdiri dari enam mahasiswa.
Acara yang berlangsung 07.30 hingga 11.30 ini sangat semarak, baik pelatihan di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Bahkan ketika jam berakhir banyak peserta pelatihan yang mengenakan seragam olahraga ini minta ditambah lagi permainannya. “Memang pelatihan psikologi kali ini terbanyak berupa permainan-permainan baik fun game, ice breaking ataupun permainan outbond itu sendiri,” bu Deden sapaan akrab Diah Sofiah.
Diakhir acara, pihak Untag 45 Surabaya memberikan kenang-kenangan berupa vandel, bola voli dan buku yang berisi kumpulan bahan-bahan pelatihan psikologi ini. Drs. Syaifulloh Umar selaku wakil kepala MA Darul Ulum Waru menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua mahasiswa yang sudi mengadakan pelatihan psikologi di lembaga pendidikan yang dipimpinnya ini. “Kami sangat berharap kerjasama ini tidak berhenti sampai disini saja melainkan akan terus berlanjut dan setiap tahun kami siap menerima kunjungan mahasiswa dari Untag 45 ini,” tutur Syaifulloh Umar saat memberikan kata sambutan diupacara penutupan acara ini. YUS
Caption: Salah seorang peserta pelatihan sedang memimpin teman-temannya berjoget dalam permainan Follow The Star. (foto:Yupiter Sulifan)

         
Diah Sofiah, S.Psi.,M.Psi., Psikolog, Dosen Pasca Sarjana Magister Psikologi Untag 45 Surabaya:
Sesuaikan dengan Perkembangan Kognisi Anak
Selama ini sering kita mendengar tentang outbound. Terutama istilah outbound ini sangat popular dikalangan sekolah. Sejak anak playgroup hingga siswa lanjutan atas sudah banyak mengenal outbound.
Banyak mungkin orang yang pernah mendengar kata outbound namun tidak cukup banyak yang memahami makna tentang outbound itu sendiri, kata outbound berasal dari padanan dua suku kata dalam bahasa Inggris, Out dan Bounderes yang berarti keluar dan batas. Sehingga dalam pengertian yang sesungguhnya outbound itu ialah keluar dari semua rutinintas sehari-hari agar dapat melihat diri kita dan team dari prespektif yang berbeda sehingga diharapkan bernilai positif dalam meningkatkan kinerja dan efektifitas aktifitas perorangan maupun kelompok dan terjadi kolaburasi yang solid dalam kerja team building dalam suatu wadah organisasi.
Outbound training berasal dari kata outbound dan training, maka sebelum mendefinisikan outbound dan outbound training, sebelumnya akan dibahas mengenai pengertian training.
Training berasal dari bahasa Inggris yang berarti pelatihan. Namun lebih jelasnya, pemahaman tentang training adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan; 2. Diberikan secara instruksional baik indoor maupun outdoor; 3. Objeknya seseorang atau sekelompok orang; 4. Sasarannya untuk memberikan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan kepada audience sesuai dengan kebutuhannya;
5. Prosesnya mempelajari dan mempraktekkan dengan menuruti prosedur sehingga menjadi kebiasaan; 6. Hasilnya terlihat dengan adanya perubahan, tepatnya perbaikan cara kerja di tempat kerja.
Dari pengertian tersebut, didapatkan informasi bahwa training bertujuan mengembangkan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini sangat senada dengan tujuan pendidikan untuk mengembangkan potensi, sehingga training juga merupakan suatu proses pembelajaran.
Outbound merupakan singkatan dari out of boundaries, yang apabila diterjemahkan bebas menjadi menembus batas. Adapula yang mendefinisikan secara per kata yaitu dari kata out yang artinya keluar, dan bond yang artinya ikatan, sehingga definisi outbond ialah keluar menuju alam bebas dan saling punya keterikatan, baik dengan alam maupun rekan dalam satu team.
Bahkan ada beberapa lembaga outbound training, mendefinisikan outbound training sebagai kegiatan pelatihan sekaligus rekreasi yang dilaksanakan di alam terbuka, yang terdiri dari serangkaian permainan (games) dan tantangan (challenge). Masing-masing permainan memiliki tujuan tertentu.
Ada beberapa tahapan-tahapan dalam pembelajaran outbound training adalah sebagai berikut:
1. Pembentukan pengalaman; 2. Perenungan pengalaman; 3. Pembentukan konsep; 4. Pengujian konsep. Dari beberapa tahapan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam outbound training juga menyampaikan materi secara mendalam, dan mengupayakan para audience juga dapat menyerap materi melalui tahapan-tahapan tersebut. Maka proses pembelajaran dalam outbound training menanamkan siswa belajar dengan membentuk pengetahuannya sendiri, yang dikenal dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran sehingga akan terjadi proses pembelajaran dimana siswa mengembangkan potensinya sendiri seperti yang dikehendaki definisi pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1.
Namun sebelum outbound training dilakukan, tentunya harus dilakukan penyelidikan tentang materi yang diperlukan audience, kemudian menyusun kurikulum dan permainan yang dapat disesuaikan dengan goal dari outbound tersebut. Hal ini identik dengan kegiatan merancang perencanaan pembelajaran. Sehingga terjadi pembelajaran yang efektif dari outbound training tersebut. Disamping itu, jika materi yang disampaikan adalah matematika, maka akan terjadi pembelajaran matematika dalam outbound training tersebut.
Namun outbound training sendiri dalam penerapannya memiliki karakteristik penyajian yang berbeda dari proses pembelajaran biasanya. Program pelatihan psikologi (yang membawahi salah satunya outbond ini) disusun sebagai berikut: 1. Perkenalan dan peregangan (stretching); 2. Ice Breaking; 3. Penjelasan Program; 4. Perencanaan (planning); 5. Pelaksanaan Kegiatan (action); 6. Refleksi (reflection) dan evaluasi (evaluation); dan 7. Pelaporan (reporting).
Bahkan, bila outbond ini dilakukan oleh psikolog maka akan didahului oleh pretest dan post test tentang kebutuhan yang diperlukan peserta sebelum outbond dilakukan. Ini bertujuan untuk memfokuskan jenis permainan yang sesuai dengan kebutuhan peserta outbond. Dengan kata lain walau itu berupa permaianan belaka hal ini bisa memberikan efek atau dampak yang sangat baik bagi peserta didik karena sesuai dengan kebutuhannya.
Hanya saja selama ini sering terjadi pembelokan tentang makna outbound itu sendiri dalam pelaksanaannya. Ada beberapa penyelenggara pelatihan outbond ini tidak memperhatikan umur biologis pesertanya. Mengapa umur biologis ini sangat diperhatikan? Karena hal ini akan sangat mempengaruhi kognisi seorang peserta pelatihan.
Bila keadaan kematangan kognisi seseorang belum siap menerima materi outbond maka pelatihan ini akan sia-sia. Idealnya, outbound dengan materi yang tergolong berat ini diberikan mulai siswa sekolah lanjutan pertama (SMP). Sedangkan untuk anak playgroup dan sekolah dasar cukup diberikan permainan yang sifatnya fun game. Karena kharakteristik mereka adalah segala sesuatunya itu terkait dengan bermain dan bersenang-senang untuk itulah materi outbound sebaiknya diberikan berupa fun game. YUS
Caption: Diah Sofiah, S.Psi.,M.Psi., Psikolog

Selasa, 15 Mei 2012

Jenis Majas dan Contohnya


Majas adalah bahasa kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan efek tertentu. Dalam penggunaannya, majas diciptakan untuk menimbulkan kesan imajinatif bagi penyimak atau pembicaranya. Untuk lebih memahami tentang majas berikut kami sampaikan jenis-jenis majas beserta contohnya :

  1. Paradok. Adalah gaya bahasa yang mengemukakan hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya tidak karena objek yang dikemukakan berbeda. Contoh : Dia besar tetapi nyalinya kecil.
  2. Oksimoron. Adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frasa yang sama. Contoh : Keramah-tamahan yang bengis
  3. Asosiasi atau Simile. Adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya. Contoh : Pikirannya kusut bagai benang dilanda ayam
  4. Metafora. Adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu benda tertentu dengan benda lain yang mempunyai sifat sama. Contoh : Jantung hatinya hilang tiada berita
  5. Alegori. Adalah gaya bahasa yang membandingkan kehidupan manusia dengan alam. Contoh : Iman adalah kemudi dalam mengarungi zaman.
  6. Parabel. Adalah gaya bahasa parabel yang terkandung dalam seluruh karangan dengan secara halus tersimpul dalam karangan itu pedoman hidup, falsafah hidup yang harus ditimba di dalamnya. Contoh : Cerita Ramayana melukiskan maksud bahwa yang benar tetap benar
  7. Personifikasi. Adalah gaya bahasa yang mengumpamakan benda mati sebagai makhluk hidup. Contoh : Hujan itu menari-nari di atas genting
  8. Alusi. Adalah gaya bahasa yang menghubungkan sesuatu dengan orang, tempat atau peristiwa. Contoh : Kartini kecil itu turut memperjuangkan haknya
  9. Eponim. Adalah gaya dimana seseorang namanya begitu sering dihubungakan dengan sifat tertentu, sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan suatu sifat tertentu sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu. Contoh : Hellen dari Troya untuk menyatakan kecantikan.
  10. Epitet. Adalah gaya bahasa yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus dari seseorang atau sesuatu hal. Contoh : Lonceng pagi untuk ayam jantan.
  11. Sinekdoke - Pars Pro Tato. Adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagianhal untuk menyatakan keseluruhan. Contoh : Saya belum melihat batang hidungnya - Totem Pro Parte. Adalah gaya bahasa yang menyebutkan seluruh hal untuk menyatakan sebagian. Contoh : Thailand memboyong piala kemerdekaan setelah menggulung PSSi Harimau
  12. Metonimia. Adalah gaya bahasa yang menggunakan nama ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang sebagai pengganti nama diri. Contoh : Ia menggunakan Jupiter jika pergi ke sekolah
  13. Antonomasia. Adalah gaya bahasa yang menyebutkan sifat atau ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang sebagai pengganti nama diri. Contoh : Yang Mulia tak dapat menghadiri pertemuan ini.
  14. Hipalase. Adalah gaya bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan. Contoh : ia masih menuntut almarhum maskawin dari Kiki puterinya (maksudnya menuntut maskawin dari almarhum)
  15. Ironi. Adalah gaya bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan. Contoh : Manis sekali kopi ini, gula mahal ya?
  16. Sinisme. Adalah gaya bahasa sindiran yang lebih kasar dari ironi atau sindiran tajam. Contoh : Harum bener baumu pagi ini
  17. Sarkasme. Adalah gaya bahasa yang paling kasar, bahkan kadang-kadang merupakan kutukan. Contoh : Mampuspun aku tak peduli, diberi nasihat aku tak peduli, diberi nasihat masuk ketelinga
  18. Satire. Adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu.
Contoh : Ya, Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa mengerjakannya!
  1. Inuendo. Adalah gaya bahasa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Contoh : Ia menjadi kaya raya karena mengadakan kemoersialisasi jabatannya
  2. Antifrasis. Adalah gaya bahsa ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata dengan makna sebaliknya, yang bisa saja dianggap sebagai ironi sendiri, atau kata-kata yang dipakai untuk menangkal kejahatan, roh jahat, dan sebagainya. Contoh : Engkau memang orang yang mulia dan terhormat
  3. Pun atau Paronomasia. Adalah kiasan dengan menggunakan kemiripan bunyi. Contoh : Tanggal satu gigi saya tinggal satu
  4. Simbolik. Adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-benda lain sebagai simbol atau perlambang. Contoh : Keduanya hanya cinta monyet.
  5. Tropen. Adalah gaya bahasa yang menggunakan kiasan dengan kata atau istilah lain terhadap pekerjaan yang dilakukan seseorang. Contoh : Untuk menghilangkan keruwetan pikirannya, ia menyelam diri di antara botol minuman.
  6. Alusio. Adalah gaya bahasa yang menggunakan pribahasa atau ungkapan. Contoh : Apakah peristiwa Turang Jaya itu akan terulang lagi?
  7. Interupsi. Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan di dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat. Contoh : Tiba-tiba ia-suami itu disebut oleh perempuan lain.
  8. Eksklmasio. Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi. Contoh : Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil.
  9. Enumerasio. Adalah beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu persatu agar tiap peristiwa dalam keseluruhannya tanpak dengan jelas. Contoh : Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang haromonis. Itulah keindahan sejati.
  10. Kontradiksio Interminis. Adalah gaya bahasa yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang telah dikemukakan sebelumnya. Contoh : semuanya telah diundang, kecuali Sinta.
  11. Anakronisme. Adalah gaya bahasa yang menunjukkan adanya ketidak sesuaian uraian dalam karya sastra dalam sejarah, sedangkan sesuatu yang disebutkan belum ada saat itu. Contoh : dalam tulisan Cesar, Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga kali (saat itu jam belum ada)
  12. Okupasi. Adalah gaya bahasa yang menyatakan bantahan atau keberatan terhadap sesuatu yang oleh orang banyak dianggap benar. Contoh : Minuman keras dapat merusak dapat merusak jaringan sistem syaraf, tetapi banyak anak yang mengkonsumsinya.
  13. Resentia. Adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu yang tidak mengatakan tegas pada bagian tertentu dari kalimat yang dihilangkan. Contoh : “Apakah ibu mau….?”