Senin, 28 Januari 2013

Drs. Amiruddin, M.Pd.I, Andalan Cabang Sidoarjo: Upgrade Skill Pembina Pramuka

Drs. Amiruddin, M.Pd.I


Kegiatan pramuka yang selama ini diajarkan di sekolah-sekolah ke anak didiknya seolah hanya berlatih tepuk tangan, menyanyi dan tali temali. Anggapan yang demikian ini kerap mengakibatkan penolakan orang tua siswa bila anaknya minta ijin mengikuti kegiatan kepramukaan.
Dengan berbagai macam dalih, orang tua seringkali melarang anaknya untuk ikut aktif  berlatih pramuka karena mengikuti kegiatan pramuka tiada guna manfaatnya. Secara fakta, ada sebagian Pembina pramuka yang hanya sekedar mengajarkan ke adik-adik bimbingannya menyanyi, tepuk tangan dan tali temali. Materi kegiatan yang monoton dan tidak mengikuti perkembangan jaman atau tidak up to date inilah yang menjadikan kegiatan pramuka perlahan-lahan mulai ditinggal peminatnya.
Banyak faktor yang melatarbelakangi tapi ada satu hal yang patut dicermati dan diberi perhatian khusus yakni kemampuan Pembina yang langsung berhadapan dengan siswa atau adik-adiknya. Selama ini, pramuka yang aktif berlatih hingga tingkat penggalang atau penegak, seringkali menjadi Pembina bagi adik-adiknya di tingkat siaga.
Materi yang diberikan ke adik-adik siaga adalah materi yang selama ini mereka terima dari pembinanya bukan dari pelatihan atau kursus mahir. Karena merasa diri mampu untuk menularkan pengetahuannya maka mereka berani memberikan pembinaan pramuka di tingkat siaga.
Keadaan ini ditunjang oleh ketidakpedulian Kamabigus atau Kepala Sekolah yang bersangkutan terhadap keberadaan kegiatan pramuka di sekolah yang dipimpinnya. Dan yang terjadi, pembina pramuka ini diangkat tidak dari kalangan pramuka yang sudah terdidik melainkan asal comot. Guru yang jam mengajarnya kurang, seringkali ditunjuk sebagai Pembina pramuka.
Kalaupun dari kalangan pramuka tetapi kalau tidak pernah mengikuti pelatihan atau kursus mahir maka kemampuan kepramukaannya tidak akan berkembang. Apalagi menjelang kurikulum 2013 nanti yang rencananya pramuka masuk menjadi mapel ataupun ekstrakurikuler yang wajib, tidak semua sekolah akan menjadi gugus depan (gudep).
Mengingat kedepannya, pramuka ini akan diadakan akreditasi dan sertifikasi. Akreditasi ini berhubungan dengan pangkalan dimana pramuka ini ada yakni sekolah sebagai gugus depan. Serta adanya sertifikasi Pembina, penguasaan ketrampilan kepramukaan saja belum bisa diakui sebagai Pembina yang professional kalau belum mendapat pengakuan secara formal dari pengurus kwarnas.
Akreditasi gudep dan sertifikasi Pembina inipun menggunakan bantuan teknologi canggih atau berbasis IT. Sehingga diharapkan, sebagai seorang Pembina pramuka bukan sekedar menguasai ketrampilan kepramukaan saja melainkan juga menguasai IT. Seorang Pembina pramuka bukan hanya mengajarkan tepuk tangan, menyanyi ataupun tali temali tetapi juga bisa menghadirkan suatu pembinaan pramuka yang baru. Bisa menggunakan power point ketika memberikan pembinaan ke adik-adiknya.
Gairah untuk selalu memperbaiki metode pembinaan pramuka juga harus selalu dilakukan Pembina. Diantaranya dengan melalui forum musyawarah pembina yang disebut karang pamitran dan forum musyawarah pelatih yang bernama pitaran pelatih. Juga yang tak kalah pentingnya yakni dengan melakukan regenerasi pembina dan pelatih.
Kesemua upaya ini diharapkan akan bisa meningkatkan minat siswa terhadap kegiatan pramuka dan lebih efektif serta berdayaguna. YUS    

Tidak ada komentar: