Selasa, 28 Desember 2010

Profesi: Arief S, Ahli Pagar Besi Galvanum: Bosan Jadi Pegawai



Judul tulisan ini memang mirip dengan acara di salah satu stasiun teve swasta nasional. Ya memang ada kesamaan isi antara acara teve dengan kisah wiraswasta berikut ini.
Adalah Arief, diawal kariernya dia menjadi mekanik las di sebuah bengkel las di kawasan Pondok Candra Waru. Kariernya ini dilakoni Arief dengan sangat tekun. “Maklumlah untuk biaya hidup saya harus giat bekerja dan keahlihan saya ya bisa ngelas ini,” ujar pria berambut cepak kepada PENA.
Bengkel tempatnya bekerja kala itu menerima order aneka barang yang membutuhkan las mulai matras hingga mobil mainan anak-anak. Order ngelas talang juga pernah diterimanya hanya saja kalau mengerjakan talang harus dengan hati-hati agar tidak malah lubang.
Hampir belasan tahun Arief kerja ikut orang, dengan pengahsilan yang cukup untuk memenuhi biaya hidup. Keinginan untuk mandiri atau bosan jadi pegawai muncul tatkala pemilik bengkel las tempat dia bekerja sedang gulung tikar. “Ini kesempatan saya untuk mandiri karena sebenarnya sejak lama saya ingin mandiri tapi karena sungkan dengan pak Yusuf (nama pemilik bengkel las waktu itu) saya pendam keinginan ini. Begitu bengkel lasnya tutup saya mencoba mandiri,”kata Arief menguraikan kisah hidupnya.
Pertama kali mandiri Arief mengalami banyak cobaan. “Terutama bahan baku yang menjadi kendala saya. Awalnya saya dikirimi orang bahan baku misalnya besi atau plat, selain harganya mahal juga kualitasnya saya belum tahu,” tutur pria yang murah senyum ini.
Ketika berusaha sendiri Arief lebih mengkhususkan ke pembuatan pagar besi. “Sebenarnya kemampuan saya banyak tapi lebih banyak saya mendapat order pesanan pagar besi terutama di perumahan-perumahan serta rumah-rumah yang baru saja dibangun, tentu mereka membutuhkan pagar,” urai Arief.
Kepuasaan konsumen adalah hal paling diutamakan Arief, ini dimulai dari hal terkecil. Misalnya, walau dia sudah menyebarkan banyak kartu nama tapi Arief masih sering terjun kelapangan untuk mencari konsumen yakni dengan cara mendatangi rumah yang sedang dibangun dan menawarkannya langsung kepada sang pemilik rumah.
“Hal ini memang butuh kesabaran karena tidak sekali saya harus datang ke tempatnya hingga ketemu dengan sang pemilik rumah baru saya lega. Ini pun kalau mereka mau pesan kalau tidak ya tidak masalah,” jelas Arief yang selalu meletakkan kartu namanya ke rumah yang sedang direnovasi.
Sebelum konsumen setuju, mau pasang atau tidak, Arief menjelaskan jenis bahan besi yang digunakan untuk pagar. “Seringkali teman-teman seprofesi saya ini menipu konsumen dengan memberikan contoh besi yang baik tapi saat pengerjaan memberinya besi yang kurang baik. besi yang terbuat dari plat drum ini kualitasnya agak jelek karena cepat karatan walau dilapisi cat. Dan besi yang dari galvanum inilah yang paling baik dan tahan lama untuk karatannya,” aku Arief.
Soal harga, Arief juga bedakan bahan dari plat drum jauh lebih murah dari besi galvanum. Mengapa? “Karena besi dari galvanum ini ada lapisannya timah mirip pipa ledeng jadi tahan lama sedangkan plat drum ini dari drum oli yang diluruskan jadi lebih mudah karatan makanya harganya murah,” urai Arief.
Bisa Nyicil
Setelah dijelaskan bahannya, Arief juga menjelaskan harganya ini disesuaikan dengan panjangnya lokasi yang akan diberi pagar. “Untuk kepuasan konsumen saya ukur kebutuhan pagarnya lalu saya hitungkan biaya biaya keseluruhan yang harus ditanggung oleh si pemilik rumah. Jadi atau tidak, bagi saya ndak masalah yang penting saya sudah memberikan gambaran total biaya yang dibutuhkan,” lanjut Arief.
Misalnya panjang pekarangan 11 meter bagi Arief hanya butuh dua minggu untuk mengerjakan sekaligus memasang pagar. “Saya akui agak lama sedikit karena semuanya saya kerjakan sendiri ya untuk menjaga kualitas pagar hingga pemasangannya smeua saya kerjakan sendiri,” tutur Arief yang memiliki lokasi bengkel las di kawasan Sedati Agung.
Ada satu layanan Arief kepada konsumennya yakni tanpa uang muka pagar langsung dikerjakan. “Bahkan soal pembayarannya saya bisa memberi jalan nyicil dua hingga tiga kali, ya saya kerja ini sama-sama percayalah,” sergah Arief.
Dengan cara seperti ini, konsumen Arief semakin banyak dan dia bisa meningkatkan pelayanan kepada konsumennya tanpa ada beban bagi kedua belah pihak. Walau sudah jadi bos bagi dirinya sendiri Arief masih saja turun lapangan untuk mencari konsumen sekaligus bahan baku yang terbaik untuk konsumennya. YUS
Caption: Contoh pagar galvanum hasil karya Arief yang sudah bosan jadi pegawai. (foto: YUS)

Tidak ada komentar: