Selasa, 26 April 2011

Profesi Nonot Sukrasmono: Ya Guru Ya Seniman




Pertama kali bertemu dengan pria yang satu ini, kesan yang muncul adalah orang yang nyentrik. Betapa tidak, dengan memakai udeng Bali padu padan dengan baju batik motif parang curigo, celana jeans, Nonot Sukrasmono tampil dengan penuh percaya diri.
“Saya tidak mau neko-neko tapi kalau ada orang yang menyebut saya neko-neko, berarti orang itu yang neko-neko,” seloroh Nonot saat berjumpa dengan PENA.
Pria berkumis yang memiliki tanggal lahir 16 Desember 1966 ini, bisa dibilang tipe pria P4, pergi pagi pulang petang. “Seringkali pulang hingga larut malam bahkan tidak pulang, eh maksudnya kerja lembur gitu,” ujar arek Suroboyo asli ini sembari guyonan.
Maklumlah, suami Novita Mardiana ini mempunyai seabrek profesi dan kegiatan. Selain menjadi pendidik (seni rupa) di SMAN 9 Surabaya dan SMAN 1 Taman, Ketua Lesbumi NU Jawa Timur (2007-2012), Ketua Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Jawa Timur (2008-2012), dosen LB Seni Rupa di Fakultas Bahasa dan Seni UNIPA Surabaya, tenaga Supervisor pada PT. Cahaya Bintang Sembilan dan disainer gardening.
Sebagai seorang pendidik, lebih akrab dipanggil Pak Nonot ini begitu dekat dengan murid-muridnya. Terlihat dari teman-teman di laman jejaring sosialnya, yang mayoritas murid-muridnya. Hampir setiap saat Nonot berkomunikasi dengan murid-muridnya ini.
Selain seabrek profesi, Nonot yang alumni IKIP PGRI Surabaya 1994 jurusan seni rupa ini juga aktif diberbagai bidang kegiatan, utamanya dibidang pameran lukisan yang jumlahnya mencapai puluhan bahkan ratusan kali. Pameran lukisan baik tunggal maupun bersama dilakukan Nonot sejak tahun 1986 hingga kini. Diantaranya, pameran Festival Kesenian Rakyat Jawa Timur di Balai Pemuda Surabaya 2006, Pameran Lukisan Kaligrafi”Lintas Budaya” LESBUMI NU JAWA TIMUR di TBJT 2006, Pameran Tunggal ” Sketsa & Drawing ” di FIB UNAIR Surabaya 2009, dan Pameran Bersama" Cross Culture Calligraphy Exebition '10 di UPT TBJT 2010.
Berjibun kegiatan dan profesi yang dijalani Nonot ternyata tidak mempengaruhi komunikasinya dengan keluarga, baik istri maupun anak-anaknya. “Bagi saya, keluarga yang nomor satu. Kalaupun saya banyak aktif diluar rumah ini karena semuanya bermuara ya untuk kesejahtraan bersama keluarga. Dan, keluarga yang mendukung semua kegiatan saya,” kata illustrator di tabloid ‘AREK’.
Industri Kreatif
Walau sibuk, bersama istri, Nonot mendirikan industry kreatif dan salah satu jenis usahanya yakni otak-otak bandeng. “Akan kami kembangkan menjadi usaha bandeng olahan sebagai ciri khas Sidoarjo,” lanjut mahasiswa Pascasarjana Teknologi Pendidikan UNIPA Surabaya.
Di komunitas seniman, baik Surabaya maupun Sidoarjo, nama Nonot sudah tidak asing lagi. Apapun jenis kegiatan yang berkaitan dengan seni, Nonot selalu hadir disana. Pameran lukisan, bincang santai budaya, seminar, workshop, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan seni adalah sisi lain hidup Nonot.
Fotografi, salah satu hobi Nonot yang lain. Hobi ini selain menghasilkan karya foto yang artistic lagi humanis juga bisa menghasilkan materi. “Memang semua kepuasan batin itu tidak bisa dengan begitu saja dinilai dengan materi. Kepuasan batin sudah sangat berarti bagi saya,” ujar Nonot berfilsafat.
Bapak berputra empat ini dalam mengarungi hidup memiliki semboyan Berani hidup tak takut mati, Takut mati jangan hidup, Takut hidup mati saja! “Hidup jalani apa adanya, syukuri yang ada dan selalu semangat!” tutur penyuka musik Klasic, Jazz, Blues, Dangdut dan Reggae. YUS
Caption:
1. Nonot bersama keluarga besarnya.
2. Foto bersama hasil karya lukisannya. (foto:YUS)

Tidak ada komentar: