Jumat, 29 April 2011

Drs. Hamid, Sekretaris 2 Pengurus PGRI Taman: Banyak Teori Kurang Praktek



Diantara korban kecelakaan lalu lintas hampir sebagian besar adalah pelajar. Bila ditelisik lebih jauh, akibat kecelakaan ini karena pelajar yang bersangkutan tidak atau kurang mengetahui peraturan lalu lintas yang ada.
Mereka masih banyak yang buta akan rambu-rambu lalu lintas apalagi peraturan lalin. Sungguh sangat tepat bila etika berlalu lintas untuk saat ini mulai dimasukkan dalam kurikulum sekolah yakni melalui mata pelajaran PKn.
Dalam mapel PKn inilah nilai-nilai dan tata aturan lalu lintas bisa disampaikan ke anak didik. Anak didik sudah terbiasa menerima materi pelajaran semacam ini. Sehingga sangat tepat dan baik sekali kalau etika berlalu lintas dimasukkan dalam mapel PKn.
Ada tiga hal yang patut dicermati soal masuknya etika berlalu lintas dalam mapel PKn, pertama berkenaan dengan karakter orang Indonesia yang lebih suka ngomong atau berteori tetapi enggan untuk melaksanakan atau mengaplikasikannya. Jangan sampai peraturan lalu lintas ini hanya menjadi omongan dalam kelas dan sangat berat untuk mengaplikasikannya.
Kedua, persoalan manajemen waktu. Kemacetan yang berujung pada kecelakaan lalu lintas ini sebagai akibat dari kurang bisa mengatur waktu. Berangkat kerja atau sekolah yang terlalu mepet dengan jam masuk ini akan berisiko mengakibatkan kecelakaan.
Ketiga, birokrasi yang berbelit lagi hipokrit. Terlalu mudahnya mendapatkan SIM juga sebagai pemicu orang melanggar aturan lalu lintas. Bila mendapatkan SIM itu benar-benar sesuai dengan aturan yang berlaku maka hanya pengendara kendaraana bermotor yang benar-benar paham dan mengerti peraturan lalu lintaslah yang mendapatkan SIM.
Faktanya, untuk mendapatkan SIM dengan mudah dan tanpa melalui birokrasi. Tak salah kalau ada yang mengatakan kalau birokrasi masih banyak yang mencla-mencle.
Hal inilah yang dikhawatirkan ketika etika berlalu lintas ini masuk dalam kurikulum sekolah. Yang diperbanyak hanya teori sedangkan pelaksanaanya tidak sama sekali. Disamping itu, materi etika berlalu lintas harus dipilih dan disesuaikan dengan keadaan siswa. Bukan malah dipaksakan siswa harus memahami tata aturan yang sebegitu banyaknya. YUS

Tidak ada komentar: