Minggu, 21 Agustus 2011

Ari Tulus Purwanto, S.Kom, Guru IT SMAN 1 Sidoarjo: Bukan Sekedar Memindah Bahan Ajar ke Layar LCD

Sekitar 10 tahun yang lalu, negara-negara Asia seperti Singapura, Hong, Kong, Japan dan Negara Korea mulai mengembangkan usaha mereka pada program tingkat nasional dengan menamakan Informasi dan Teknologi Komunikasi (ICT/Information Communication Technologi) ke dalam sistem pendidikan.
Sekolah-sekolah negara-negara Asia seperti Jepang, Taiwan, Korea, Singapore dan Hong Kong kini dihubungkan dengan pertalian jalur lebar dan jaringan yang cepat dengan Internet. Ini yang kemudian diadopsi oleh Indonesia, yakni dengan memanfaatkan ICT untuk kemajuan dibidang pendidikan.
Diakui atau tidak, keberadaan internet sungguh berarti bagi dunia pendidikan. Terutama bagi guru yang ingin mencari bahan ajar, berkomunikasi dengan rekan guru satu sekolah atau sekolah lain ataupun dengan muridnya, ngeblog, dan kegiatan positif lainnya. Pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan akhir-akhir ini digalakkan oleh pemerintah dengan memanfaatkan Information and Communication Technology (ICT). Pemanfaatan ICT ini secara umum bertujuan menghubungkan murid-murid dengan jaringan pengetahuan dan informasi. Selain itu mengembangkan sikap dan kemampuan murid-murid untuk belajar sepanjang hidup (life-long education), meningkatkan kinerja guru dalam bidang ICT. Pada akhimya akan mengubah sekolah di Indonesia menjadi institusi pembelajaran yang kreatif dan dinamis dengan murid-murid menjadi pembelajar yang lebih termotivasi, selalu ingin tahu, dan kreatif.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam rangka pemanfaatan ICT ini adalah dengan menyediakan prasarana dan fasilitas TIK untuk murid dan guru yang memungkinkan mereka mengakses informasi, mendorong pemain kunci dalam sistem sekolah dalam menjalankan peran baru mereka, terutama dalam hal ini adalah guru. Di samping itu juga, sekolah mengintegrasikan TIK dalam pendidikan sekolah melalui kurikulum yang sesuai dan dukungan sumberdaya dan mendorong tumbuhnya lingkungan berbasis komunitas yang kondusif terhadap manajemen perubahan.
Hanya saja masih ada sementara Guru masih rendah dalam hal penguasaan ICT untuk proses belajar mengajar dan melatih atau membimbing siswa menguasai ICT agar lebih siap berkarir di dunia kerja atau hidup mandiri dengan memanfaatkan ICT. Agar kompetensi Guru dalam hal ICT dan pemanfaatan ICT dapat berlangsung secara optimal, maka berbagai wokshop harus dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan guru, diantaranya; workshop pengelolaan bahan ajar, pembuatan bahan ajar, pengelolaan arsip, pengelolaan nilai, pengelolaan jaringan, pembuatan blog untuk pembelajaran, dan lain-lain.
Dan workshop inipun sifatnya harus berkelanjutan, rutin mengingat perkembangan iptek akan semakin cepat berubah. Bila workshop atau pelatihan ini hanya sekali dua kali maka akan semakin banyak informasi yang belum ter-update oleh guru. Untuk itu dari kalangan MGMP IT Sidoarjo berencana mengajukan diri untuk memberikan pelatihan kepada rekan-rekan guru, terutama guru SD. Dengan alasan bahwa di sekolah dasar inilah dasar-dasar pengenalan IT sudah harus dimantapkan agar mereka bukan sekedar bisa menggunakan IT tetapi juga bisa membentengi diri dari penyalahgunaan IT.
Bila ditingkat dasar sudah menguasai IT maka untuk kelanjutannya akan lebih mudah untuk menguasai kemajuan IT lainnya. Fenomena yang terjadi saat ini, tidak jarang muridnya lebih menguasai IT daripada gurunya. Karena guru sudah sangat puas dengan hanya menguasai power point untuk presentasi tanpa member sentuhan-sentuhan ICT lainnya. Akibatnya, siswa malah mudah jenuh, tidak menarik hingga akhirnya sang murid enggan untuk menyimak paparan guru. Ini tak ubahnya seperti memindah bahan ajar dari papan tulis ke layar LCD saja.
Penguasaan e-learning juga sangat diperlukan oleh guru dalam mendidik muridnya. Guru bisa memberikan tugas kepada murid melalui blog pribadi yang bisa diakses murid dari rumah atau warnet. Mengumpulkan tugas lewat e-mail, facebook atau lewat jejaring internet lainnya. Bila guru sudah bersemangat untuk meng-upgrede diri tentang ICT maka pihak sekolah harus mengimbanginya.
Setiap unit kerja di sekolah dilengkapi dengan sarana berupa Personal Komputer dan Notebook. Untuk mempermudah komunikasi dan interaksi internal dan eksternal Jaringan/Lokal Area Network (LAN) harus dibangun dan terus dirawat agar komunikasi dengan rekan di sekolah maupun rekan di sekolah lain melalui dunia maya dapat terjalin. Pencarian materi dan bahan ajar dapat dipenuhi sehingga kualitas proses belajar dapat terus ditingkatkan.
Perlu disiapkan budget untuk insentif guru dan karyawan yang mengelola Website Sekolah dan mereka yang menuliskan artikel di masing-masing blognya. Berbagai kegiatan seminar, pelatihan dan lain-lain yang bertujuan untuk up grading guru diikuti oleh guru hingga ke luar kota. Sekolah memberi subsidi pembiayaan untuk up grading tersebut.
Berbagai pendekatan dilakukan dengan Dinas Pendidikan dan Instansi terkait untuk pengembangan ICT di lingkup pendidikan. Berbagai kegiatan dapat dilakukan dilakukan dengan melibatkan SD, SMP, SMA dan SMK di sekitar sekolah dalam pemanfaatkan Jardiknas, pembuatan bahan ajar sosialisasi pemanfaatan ICT untuk berbagai pihak dan lainnya.
Dari realitas di atas ada beberapa hal yang patut di cermati secara arif berkaitan dengan pemanfaatan ICT ini. Hal ini berkaitan dengan implementasi di lapangan. Pertama, kemampuan sekolah untuk melengkapi fasilitas ICT. Kedua, tentang kemampuan sumber daya manusia khususnya guru dalam pemanfaatnan ICT. Ketiga, lingkungan sosial yang kurang mendukung terhadap pemanfaatan ICT. YUS

Tidak ada komentar: