Minggu, 20 Mei 2012

Desain Pelatihan Psikologi


Dinamika

Pelatihan Desain Psikologi di MADUWA
Salah seorang peserta sedang mengajak teman-temannya
berjoget dalam permainan Follow the Star
Aktifitas belajar di sekolah seringkali membuat jenuh siswa, untuk itulah guna memberikan penyegaran kepada peserta didiknya, pihak Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru (Maduwa) bekerja sama dengan Program Pasca Sarjana Magister Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya mengadakan acara Outbond.
Outbond yang dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2012 bertempat di lingkungan kampus Maduwa ini dikhususkan untuk siswa kelas IX yang terdiri dari enam kelas (2 kelas IPA dan 4 kelas IPS). “Dalam kegiatan outbound yang masuk dalam salah satu mata kuliah desain pelatihan psikologi ini seluruh siswa peserta akan dibangkitkan enam aspek dalam kepribadiannya,” ujar Diah Sofiah, S.Psi.,M.Psi., Psikolog selaku ketua rombongan dari Untag 45 Surabaya kepada PENA. Rombongan Untag 45 Surabaya yang dating dalam acara pelatihan psikologi ini berjumlah 40 mahasiswa pasca sarjana dan tiga dosen pendamping.
Keenam aspek kepribadian yang diungkap lewat outbond kali ini yakni motivasi berprestasi, komunikasi, kerjasama tim, kepercayaan diri, kepemimpinan dan kreatifitas. Masing-masing kelas akan mendapatkan pelatihan psikologi yang dipandu oleh satu kelompok mahasiswa yang terdiri dari enam mahasiswa.
Acara yang berlangsung 07.30 hingga 11.30 ini sangat semarak, baik pelatihan di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Bahkan ketika jam berakhir banyak peserta pelatihan yang mengenakan seragam olahraga ini minta ditambah lagi permainannya. “Memang pelatihan psikologi kali ini terbanyak berupa permainan-permainan baik fun game, ice breaking ataupun permainan outbond itu sendiri,” bu Deden sapaan akrab Diah Sofiah.
Diakhir acara, pihak Untag 45 Surabaya memberikan kenang-kenangan berupa vandel, bola voli dan buku yang berisi kumpulan bahan-bahan pelatihan psikologi ini. Drs. Syaifulloh Umar selaku wakil kepala MA Darul Ulum Waru menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua mahasiswa yang sudi mengadakan pelatihan psikologi di lembaga pendidikan yang dipimpinnya ini. “Kami sangat berharap kerjasama ini tidak berhenti sampai disini saja melainkan akan terus berlanjut dan setiap tahun kami siap menerima kunjungan mahasiswa dari Untag 45 ini,” tutur Syaifulloh Umar saat memberikan kata sambutan diupacara penutupan acara ini. YUS
Caption: Salah seorang peserta pelatihan sedang memimpin teman-temannya berjoget dalam permainan Follow The Star. (foto:Yupiter Sulifan)

         
Diah Sofiah, S.Psi.,M.Psi., Psikolog, Dosen Pasca Sarjana Magister Psikologi Untag 45 Surabaya:
Sesuaikan dengan Perkembangan Kognisi Anak
Selama ini sering kita mendengar tentang outbound. Terutama istilah outbound ini sangat popular dikalangan sekolah. Sejak anak playgroup hingga siswa lanjutan atas sudah banyak mengenal outbound.
Banyak mungkin orang yang pernah mendengar kata outbound namun tidak cukup banyak yang memahami makna tentang outbound itu sendiri, kata outbound berasal dari padanan dua suku kata dalam bahasa Inggris, Out dan Bounderes yang berarti keluar dan batas. Sehingga dalam pengertian yang sesungguhnya outbound itu ialah keluar dari semua rutinintas sehari-hari agar dapat melihat diri kita dan team dari prespektif yang berbeda sehingga diharapkan bernilai positif dalam meningkatkan kinerja dan efektifitas aktifitas perorangan maupun kelompok dan terjadi kolaburasi yang solid dalam kerja team building dalam suatu wadah organisasi.
Outbound training berasal dari kata outbound dan training, maka sebelum mendefinisikan outbound dan outbound training, sebelumnya akan dibahas mengenai pengertian training.
Training berasal dari bahasa Inggris yang berarti pelatihan. Namun lebih jelasnya, pemahaman tentang training adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan; 2. Diberikan secara instruksional baik indoor maupun outdoor; 3. Objeknya seseorang atau sekelompok orang; 4. Sasarannya untuk memberikan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan kepada audience sesuai dengan kebutuhannya;
5. Prosesnya mempelajari dan mempraktekkan dengan menuruti prosedur sehingga menjadi kebiasaan; 6. Hasilnya terlihat dengan adanya perubahan, tepatnya perbaikan cara kerja di tempat kerja.
Dari pengertian tersebut, didapatkan informasi bahwa training bertujuan mengembangkan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini sangat senada dengan tujuan pendidikan untuk mengembangkan potensi, sehingga training juga merupakan suatu proses pembelajaran.
Outbound merupakan singkatan dari out of boundaries, yang apabila diterjemahkan bebas menjadi menembus batas. Adapula yang mendefinisikan secara per kata yaitu dari kata out yang artinya keluar, dan bond yang artinya ikatan, sehingga definisi outbond ialah keluar menuju alam bebas dan saling punya keterikatan, baik dengan alam maupun rekan dalam satu team.
Bahkan ada beberapa lembaga outbound training, mendefinisikan outbound training sebagai kegiatan pelatihan sekaligus rekreasi yang dilaksanakan di alam terbuka, yang terdiri dari serangkaian permainan (games) dan tantangan (challenge). Masing-masing permainan memiliki tujuan tertentu.
Ada beberapa tahapan-tahapan dalam pembelajaran outbound training adalah sebagai berikut:
1. Pembentukan pengalaman; 2. Perenungan pengalaman; 3. Pembentukan konsep; 4. Pengujian konsep. Dari beberapa tahapan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam outbound training juga menyampaikan materi secara mendalam, dan mengupayakan para audience juga dapat menyerap materi melalui tahapan-tahapan tersebut. Maka proses pembelajaran dalam outbound training menanamkan siswa belajar dengan membentuk pengetahuannya sendiri, yang dikenal dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran sehingga akan terjadi proses pembelajaran dimana siswa mengembangkan potensinya sendiri seperti yang dikehendaki definisi pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1.
Namun sebelum outbound training dilakukan, tentunya harus dilakukan penyelidikan tentang materi yang diperlukan audience, kemudian menyusun kurikulum dan permainan yang dapat disesuaikan dengan goal dari outbound tersebut. Hal ini identik dengan kegiatan merancang perencanaan pembelajaran. Sehingga terjadi pembelajaran yang efektif dari outbound training tersebut. Disamping itu, jika materi yang disampaikan adalah matematika, maka akan terjadi pembelajaran matematika dalam outbound training tersebut.
Namun outbound training sendiri dalam penerapannya memiliki karakteristik penyajian yang berbeda dari proses pembelajaran biasanya. Program pelatihan psikologi (yang membawahi salah satunya outbond ini) disusun sebagai berikut: 1. Perkenalan dan peregangan (stretching); 2. Ice Breaking; 3. Penjelasan Program; 4. Perencanaan (planning); 5. Pelaksanaan Kegiatan (action); 6. Refleksi (reflection) dan evaluasi (evaluation); dan 7. Pelaporan (reporting).
Bahkan, bila outbond ini dilakukan oleh psikolog maka akan didahului oleh pretest dan post test tentang kebutuhan yang diperlukan peserta sebelum outbond dilakukan. Ini bertujuan untuk memfokuskan jenis permainan yang sesuai dengan kebutuhan peserta outbond. Dengan kata lain walau itu berupa permaianan belaka hal ini bisa memberikan efek atau dampak yang sangat baik bagi peserta didik karena sesuai dengan kebutuhannya.
Hanya saja selama ini sering terjadi pembelokan tentang makna outbound itu sendiri dalam pelaksanaannya. Ada beberapa penyelenggara pelatihan outbond ini tidak memperhatikan umur biologis pesertanya. Mengapa umur biologis ini sangat diperhatikan? Karena hal ini akan sangat mempengaruhi kognisi seorang peserta pelatihan.
Bila keadaan kematangan kognisi seseorang belum siap menerima materi outbond maka pelatihan ini akan sia-sia. Idealnya, outbound dengan materi yang tergolong berat ini diberikan mulai siswa sekolah lanjutan pertama (SMP). Sedangkan untuk anak playgroup dan sekolah dasar cukup diberikan permainan yang sifatnya fun game. Karena kharakteristik mereka adalah segala sesuatunya itu terkait dengan bermain dan bersenang-senang untuk itulah materi outbound sebaiknya diberikan berupa fun game. YUS
Caption: Diah Sofiah, S.Psi.,M.Psi., Psikolog

Tidak ada komentar: