Dinamika
Pelatihan
Desain Psikologi di MADUWA
![]() |
Salah seorang peserta sedang mengajak teman-temannya berjoget dalam permainan Follow the Star |
Aktifitas belajar di
sekolah seringkali membuat jenuh siswa, untuk itulah guna memberikan penyegaran
kepada peserta didiknya, pihak Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru (Maduwa) bekerja
sama dengan Program Pasca Sarjana Magister Psikologi Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya mengadakan acara Outbond.
Outbond yang
dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2012 bertempat di lingkungan kampus Maduwa ini
dikhususkan untuk siswa kelas IX yang terdiri dari enam kelas (2 kelas IPA dan
4 kelas IPS). “Dalam kegiatan outbound yang masuk dalam salah satu mata kuliah
desain pelatihan psikologi ini seluruh siswa peserta akan dibangkitkan enam
aspek dalam kepribadiannya,” ujar Diah Sofiah, S.Psi.,M.Psi., Psikolog selaku
ketua rombongan dari Untag 45 Surabaya kepada PENA. Rombongan Untag 45 Surabaya
yang dating dalam acara pelatihan psikologi ini berjumlah 40 mahasiswa pasca
sarjana dan tiga dosen pendamping.
Keenam aspek
kepribadian yang diungkap lewat outbond kali ini yakni motivasi berprestasi,
komunikasi, kerjasama tim, kepercayaan diri, kepemimpinan dan kreatifitas. Masing-masing
kelas akan mendapatkan pelatihan psikologi yang dipandu oleh satu kelompok
mahasiswa yang terdiri dari enam mahasiswa.
Acara yang berlangsung
07.30 hingga 11.30 ini sangat semarak, baik pelatihan di dalam ruangan maupun
di luar ruangan. Bahkan ketika jam berakhir banyak peserta pelatihan yang
mengenakan seragam olahraga ini minta ditambah lagi permainannya. “Memang
pelatihan psikologi kali ini terbanyak berupa permainan-permainan baik fun
game, ice breaking ataupun permainan outbond itu sendiri,” bu Deden sapaan
akrab Diah Sofiah.
Diakhir acara, pihak
Untag 45 Surabaya memberikan kenang-kenangan berupa vandel, bola voli dan buku
yang berisi kumpulan bahan-bahan pelatihan psikologi ini. Drs. Syaifulloh Umar
selaku wakil kepala MA Darul Ulum Waru menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua mahasiswa yang sudi mengadakan pelatihan
psikologi di lembaga pendidikan yang dipimpinnya ini. “Kami sangat berharap
kerjasama ini tidak berhenti sampai disini saja melainkan akan terus berlanjut
dan setiap tahun kami siap menerima kunjungan mahasiswa dari Untag 45 ini,”
tutur Syaifulloh Umar saat memberikan kata sambutan diupacara penutupan acara
ini. YUS
Caption: Salah seorang
peserta pelatihan sedang memimpin teman-temannya berjoget dalam permainan
Follow The Star. (foto:Yupiter Sulifan)
Sesuaikan dengan Perkembangan
Kognisi Anak
Selama ini sering kita
mendengar tentang outbound. Terutama istilah outbound ini sangat popular dikalangan
sekolah. Sejak anak playgroup hingga siswa lanjutan atas sudah banyak mengenal
outbound.
Banyak mungkin orang
yang pernah mendengar kata outbound namun tidak cukup banyak yang memahami
makna tentang outbound itu sendiri, kata outbound berasal dari padanan dua suku
kata dalam bahasa Inggris, Out dan Bounderes yang berarti keluar dan batas. Sehingga
dalam pengertian yang sesungguhnya outbound itu ialah keluar dari semua
rutinintas sehari-hari agar dapat melihat diri kita dan team dari prespektif
yang berbeda sehingga diharapkan bernilai positif dalam meningkatkan kinerja
dan efektifitas aktifitas perorangan maupun kelompok dan terjadi kolaburasi
yang solid dalam kerja team building dalam suatu wadah organisasi.
Outbound training
berasal dari kata outbound dan training, maka sebelum mendefinisikan outbound
dan outbound training, sebelumnya akan dibahas mengenai pengertian training.
Training berasal dari bahasa Inggris yang berarti pelatihan. Namun lebih jelasnya, pemahaman tentang training adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan; 2. Diberikan secara instruksional baik indoor maupun outdoor; 3. Objeknya seseorang atau sekelompok orang; 4. Sasarannya untuk memberikan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan kepada audience sesuai dengan kebutuhannya;
5. Prosesnya mempelajari dan mempraktekkan dengan menuruti prosedur sehingga menjadi kebiasaan; 6. Hasilnya terlihat dengan adanya perubahan, tepatnya perbaikan cara kerja di tempat kerja.
Training berasal dari bahasa Inggris yang berarti pelatihan. Namun lebih jelasnya, pemahaman tentang training adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan; 2. Diberikan secara instruksional baik indoor maupun outdoor; 3. Objeknya seseorang atau sekelompok orang; 4. Sasarannya untuk memberikan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan kepada audience sesuai dengan kebutuhannya;
5. Prosesnya mempelajari dan mempraktekkan dengan menuruti prosedur sehingga menjadi kebiasaan; 6. Hasilnya terlihat dengan adanya perubahan, tepatnya perbaikan cara kerja di tempat kerja.
Dari pengertian
tersebut, didapatkan informasi bahwa training bertujuan mengembangkan
pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini sangat senada dengan tujuan
pendidikan untuk mengembangkan potensi, sehingga training juga merupakan suatu
proses pembelajaran.
Outbound merupakan singkatan dari out of boundaries, yang apabila diterjemahkan bebas menjadi menembus batas. Adapula yang mendefinisikan secara per kata yaitu dari kata out yang artinya keluar, dan bond yang artinya ikatan, sehingga definisi outbond ialah keluar menuju alam bebas dan saling punya keterikatan, baik dengan alam maupun rekan dalam satu team.
Outbound merupakan singkatan dari out of boundaries, yang apabila diterjemahkan bebas menjadi menembus batas. Adapula yang mendefinisikan secara per kata yaitu dari kata out yang artinya keluar, dan bond yang artinya ikatan, sehingga definisi outbond ialah keluar menuju alam bebas dan saling punya keterikatan, baik dengan alam maupun rekan dalam satu team.
Bahkan ada beberapa lembaga
outbound training, mendefinisikan outbound training sebagai kegiatan pelatihan
sekaligus rekreasi yang dilaksanakan di alam terbuka, yang terdiri dari
serangkaian permainan (games) dan tantangan (challenge). Masing-masing
permainan memiliki tujuan tertentu.
Ada beberapa tahapan-tahapan dalam pembelajaran outbound training adalah sebagai berikut:
Ada beberapa tahapan-tahapan dalam pembelajaran outbound training adalah sebagai berikut:
1. Pembentukan
pengalaman; 2. Perenungan pengalaman; 3. Pembentukan konsep; 4. Pengujian
konsep. Dari beberapa tahapan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam outbound
training juga menyampaikan materi secara mendalam, dan mengupayakan para
audience juga dapat menyerap materi melalui tahapan-tahapan tersebut. Maka
proses pembelajaran dalam outbound training menanamkan siswa belajar dengan
membentuk pengetahuannya sendiri, yang dikenal dengan pendekatan
konstruktivisme dalam pembelajaran sehingga akan terjadi proses pembelajaran
dimana siswa mengembangkan potensinya sendiri seperti yang dikehendaki definisi
pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1.
Namun sebelum outbound
training dilakukan, tentunya harus dilakukan penyelidikan tentang materi yang
diperlukan audience, kemudian menyusun kurikulum dan permainan yang dapat
disesuaikan dengan goal dari outbound tersebut. Hal ini identik dengan kegiatan
merancang perencanaan pembelajaran. Sehingga terjadi pembelajaran yang efektif
dari outbound training tersebut. Disamping itu, jika materi yang disampaikan
adalah matematika, maka akan terjadi pembelajaran matematika dalam outbound
training tersebut.
Namun outbound training sendiri dalam penerapannya memiliki karakteristik penyajian yang berbeda dari proses pembelajaran biasanya. Program pelatihan psikologi (yang membawahi salah satunya outbond ini) disusun sebagai berikut: 1. Perkenalan dan peregangan (stretching); 2. Ice Breaking; 3. Penjelasan Program; 4. Perencanaan (planning); 5. Pelaksanaan Kegiatan (action); 6. Refleksi (reflection) dan evaluasi (evaluation); dan 7. Pelaporan (reporting).
Namun outbound training sendiri dalam penerapannya memiliki karakteristik penyajian yang berbeda dari proses pembelajaran biasanya. Program pelatihan psikologi (yang membawahi salah satunya outbond ini) disusun sebagai berikut: 1. Perkenalan dan peregangan (stretching); 2. Ice Breaking; 3. Penjelasan Program; 4. Perencanaan (planning); 5. Pelaksanaan Kegiatan (action); 6. Refleksi (reflection) dan evaluasi (evaluation); dan 7. Pelaporan (reporting).
Bahkan, bila outbond
ini dilakukan oleh psikolog maka akan didahului oleh pretest dan post test
tentang kebutuhan yang diperlukan peserta sebelum outbond dilakukan. Ini bertujuan
untuk memfokuskan jenis permainan yang sesuai dengan kebutuhan peserta outbond.
Dengan kata lain walau itu berupa permaianan belaka hal ini bisa memberikan
efek atau dampak yang sangat baik bagi peserta didik karena sesuai dengan
kebutuhannya.
Hanya saja selama ini
sering terjadi pembelokan tentang makna outbound itu sendiri dalam
pelaksanaannya. Ada beberapa penyelenggara pelatihan outbond ini tidak memperhatikan
umur biologis pesertanya. Mengapa umur biologis ini sangat diperhatikan? Karena
hal ini akan sangat mempengaruhi kognisi seorang peserta pelatihan.
Bila keadaan kematangan
kognisi seseorang belum siap menerima materi outbond maka pelatihan ini akan
sia-sia. Idealnya, outbound dengan materi yang tergolong berat ini diberikan
mulai siswa sekolah lanjutan pertama (SMP). Sedangkan untuk anak playgroup dan
sekolah dasar cukup diberikan permainan yang sifatnya fun game. Karena kharakteristik
mereka adalah segala sesuatunya itu terkait dengan bermain dan bersenang-senang
untuk itulah materi outbound sebaiknya diberikan berupa fun game. YUS
Caption: Diah Sofiah, S.Psi.,M.Psi., Psikolog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar